Morning, 09:40
Haechan memang terbiasa pulang dari sekolah menggunakan sepeda. Untuk menghemat bensin, katanya. Lagipula bersepeda juga dapat membakar kalori serta meningkatkan metabolisme. Maka dari itu, Haechan lebih senang menggunakan sepeda daripada motor yang hanya menghabiskan biaya bensin serta menambah polusi.
Haechan menuntun sepedanya dari parkiran menuju gerbang keluar. Barulah ia hendak menaiki sepeda, ia bertemu Renjun, sang kawan satu geng. Tampak Renjun sedang mengendarai motor barunya.
"Anjayyy motor baru euy, kenalan dong!" sapa Haechan sambil kakinya menapak pada ban motor depan Renjun.
"Ngga baru banget sih, ketinggalan zaman lo, gue aja udah ada semingguan make ini," ujar Renjun.
"Widihhh, abiez berapa tuch?"
"Berapa ya? Sekitar 400 lah hehehe," jawab Renjun membuat Haechan cengo mendengarnya.
"HAH? Empat ratus apaan? Juta?" Renjun mengangguk. "Gila aja lo, sepeda gue aja masih kredit!"
"Gapapa lah kali-kali gue punya barang mahal, zaman SMP gue dibully jirrr gegara barang gue murahan semua."
"Keren bener lo bales dendamnya! Ayolah syukuran mekdi" kekeh Haechan.
Renjun awalnya mau menolak, tapi setelah dipikir-pikir bolehlah sekalian memperingati hari terakhir ujian.
Renjun berseru. "Gasss kita mekdi!!"
"Eh gajadi mekdi, starbak aja ya," ralat Haechan sambil cengar-cengir.
"Ngelunjak loe nyet."
○○○
Menolak PHP, Renjun benar-benar membawa Haechan makan-makan, tapi ke Burger King. Mereka berdua memesan paket nasi beserta ayam juga burger dan minuman yang jika ditotal jumlahnya lebih banyak milik Haechan. Kata Haechan, kalo punya teman jangan lupa dimanfaatin.
Renjun sih sabar saja. Dia percaya kalau sering-sering traktir orang nanti rezekinya makin lancar mengalir.
"Chan, gue mau ngomong," panggil Renjun tiba-tiba.
Haechan yang tengah bermain medsos di ponsel pun seketika meletakkan benda elektronik itu ke atas meja. Ia mendongak. "Apa? Mau ngomong apa?"
"Lo pernah ketemu Sunwoo gak akhir-akhir ini?"
"Kamu nanyeaak?"
"Serius anjing."
"Wessss selow!!"
"Yang bener, lo pernah ketemu Sunwoo?" tanya Renjun sekali lagi.
Haechan menggeleng. "Gak pernah tuh, emang lo pernah?"
"Gue pernah, sumpahhh, tapi jangan bilang siapa-siapa yaa, lo doang," ungkap Renjun.
"Iyaa iyaaaaa."
Renjun menjelaskan, "Pas kemarin siang gue lagi duduk sambil makan di tribun, nah ada yang ngehampirin gue kan, awalnya gue kira siapa, ternyata si Sunwoo."
"Lah ngapain tu orang?"
"Dia nawarin contekan jawaban soal ulangan. Nah, gue kan nolak waktu itu, tapi dia nawarin mulu, sampe ngechat juga, trus tadi pas lagi ulangan lo tau gak yang ngasih gue paperbag siapa?"
"Siapa? Sunwoo?"
"Iya, segala pake nama samaran, dia kira gue gak tau apa! Terkesan maksa anjir gedeg gue lama-lama," curhat Renjun. Dari gaya bicaranya dia sudah tampak kesal.
Haechan mengetuk-ngetukkan ujung jarinya pada meja lalu mengangguk-angguk. "Hmm emang maksa itu mah. Emang lo kenapa gak mau nerima?"
"Gak mau aja," Renjun melanjutkan, "ya kali gue goblok sampe lulus gegara terus-terusan ngandelin otak orang."
KAMU SEDANG MEMBACA
⌕ Missing ːː 00L
Mystery / Thriller❝ Grup ini dibuat untuk mengungkap apakah benar Sunwoo diculik jin. ❞ written by¦© 2O21, RENESQUE