❏ :18 SUNWOO'S UNTOLD STORY

195 24 0
                                    

"Jisu-ya."

Pemilik nama yang tengah memperhatikan mobil polisi yang kian menjauh itu sontak menengok ke arah sumber suara. Oh, dia Jeon Heejin. Rupanya sedari tadi gadis itu turut menyimak pertengkaran mereka barusan. Jisu mengatur ekspresi sebisa mungkin agar telihat normal.

"H-Hai? Heejin, lo blom pulang?"

Heejin tak butuh basa-basi. "Lo sama mereka masih nyari tau tentang Sunwoo?"

Jisu cukup kaget. Jadi Heejin mengetahuinya?

"Lo tau dari mana?"

"So, I guessed it right?" balas Heejin santai, kedua tangannya terlipat di dada, "Oh ya, gue punya rahasia Sunwoo, lo mau denger?"

Alis Jisu menyatu, heran. "Sunwoo punya rahasia?" Sungguh, dia tidak pernah tahu hal iniㅡpadahal Jisu rasa ia tak pernah melewatkan semua informasi tentang Sunwoo.

Heejin mendesah, "Yah, semua orang pasti punya dong kisah yang gak mereka ceritain ke orang lain atau mungkin mereka cuma cerita ke orang tertentu yang mereka percaya."

Jisu menukas, "Maksud lo Sunwoo punya rahasia yang cuma diceritain ke lo doang?"

Heejin mengangguk. "Bisa dibilang begitu. Sunwoo percaya gue karena kami dulu temen sekelas waktu SMP." Jisu memasang ekspresi terkejutnya sebab ini merupakan pengakuan baru dari Heejin. Ia pula menambahkan, "Dia juga sering curhat ke gue tentang orang tuanya yang suka nyiksa dia supaya belajar setiap saat."

"Anjir sumpah, gimana ceritanya?!"

"Well, Choi Jisu seems very interested."

○○○

Ketika Hyunjin membuka mata dan mengangkat kepala, sosok yang pertama kali ia pandang adalah Jisung yang juga sedang menatapnya. Dirinya masih dalam posisi yang samaㅡduduk bersandar pada tiangㅡseperti sebelum ia pingsan. Jisung tersenyum sumringah sambil melempar-lempar pisau lipat di  genggamannya. Mengetahui Hyunjin sudah sadar, ia beranjak dari tempat duduk semula kemudian menggerakkan tungkainya menuju Hyunjin.

Jisung berjongkok di hadapan pemuda Hwang. "Udah tidurnya? Kemarin lo cemen banget liat cutter aja langsung pingsan," katanya lalu pisau lipat yang ia genggam diacungkan ke depan wajah Hyunjin. "Kalo sama ini gak takut kan?"

Melihat benda itu, Hyunjin refleks mengatupkan sepasang kelopak matanya, dahinya berkerut.  "Jangan, jangan plis."

Jisung terkekeh, "Jangan apanya?"

"Jangan bunuh gue," lirih Hyunjin lalu maniknya bersitatap dengan Jisung lamat-lamat. "Jisung, gue mohon. Bilang sama Sunwoo gue minta maaf soal itu, tapi tolong izinin gue pulang."

Senyum Jisung merekah. "Oh, minta maafnya sekarang? Udah telat banget, Jin."

"Jisung plisssss," rengek Hyunjin. "Lo temen baik gue, Sung. Kita selama tiga tahun selalu barengan."

"Trus?"

Hyunjin celingak-celinguk. Menelusuri pemandangan di sekitarnya. Ia meringis kala mendapati mayat Jihoon yang tergeletak sembarang. "Di mana Sunwoo? Gue pengen minta maaf."

"Telat Hwang Hyunjin." Jisung menekankan sekali lagi, "Sayang banget udah telat."

Mata Hyunjin tiba-tiba memanas. Hatinya mencelos. "L-Lo kenapa sih, Sung? Lo dulu gak kayak gini, sadar gak sih lo dimanfaatin? Keluarga lo pasti kecewa."

⌕ Missing ːː 00LTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang