Mungkin ada beberapa kata yang salah, kalau nemuin tolong komen sekaligus kasih tahu benernya kaya gimana. Makasiii
✂- - -
Pagi mendung, awan muram di atas kepala sudah siap untuk membasahi permukaan bumi. Mungkin hujan akan turun tidak lama lagi.
Dengan segala keterpaksaan akhirnya Derla mau diantar Ayahnya ke sekolah. Katanya sih Pak Jaya sedang sakit, jadi tidak bisa bekerja untuk sementara waktu dan Dipta mengantar putri kandungnya itu sendiri. Sedangkan Fio berangkat bersama Darren lebih awal.
Derla sudah bersiap untuk membuka pintu mobil, tapi ia urungkan. Ia menyerongkan tubuhnya ke arah Dipta yang duduk di kursi kemudi. Ada hal yang ingin Derla tahu.
"Tentang acara semalam, dari mana Ayah tahu Fathur pacar Derla?" tanyanya menatap Dipta datar.
"Fiona, Adik kamu yang ngasih tahu Ayah," jawabnya. Dipta menarik nafas panjang sebelum ia melanjutkan kalimat berikutnya. "Fio itu baik sama kamu, Derla. Acara semalam yang sebenarnya buat Fio dan Darren, tapi Fio nggak lupa minta Ayah buat undang pacar kamu juga. Sekaligus Ayah jadi tahu kalau kamu punya pacar. Kenapa nggak pernah kenalin Fathur ke Ayah?"
Derla tersenyum geli mendengarnya. "Buat apa? Bukannya Ayah nggak mau denger apapun dari Derla? Dari nol sampai seratus, mungkin Ayah cuma tahu lima persen hidup Derla, selain itu cuma Derla sama Tuhan yang tahu."
Derla keluar dari mobil tanpa berpamitan dengan Dipta, ia juga menutup pintu mobil dengan hentakkan yang cukup keras menggambarkan seberapa kesal dirinya.
"Baik? Fio cuma mau gue berjarak sama Darren."
Dipta dari dalam mobil hanya bisa melihat Derla yang mulai menjauh. Ia mengeluarkan smartphonenya dari dalam saku dan mulai mengotak-atik benda itu. Dipta mentransfer sejumlah uang kepada Derla sebelum ia keluar dari parkiran dan melanjutkan perjalanan ke kantornya.
Kini Derla sudah memasuki area dalam sekolahnya. Namun, kali ini Derla merasa aneh dengan tatapan orang-orang di sekitarnya. Mereka memegang smartphone masing-masing dan berbisik sesuatu.
Hingga langkah Derla terhenti ketika Amanda Carleen yang merupakan Kakak kelasnya itu menghadangnya di tengah koridor. Ia tersenyum remeh kepada Derla, tapi Derla hanya menatapnya datar seperti biasa.
"Tebel banget muka lo!"
Derla tidak tahu apa yang Kakak kelasnya bicarakan. Ucapannya itu membuat perhatian siswa yang lain menjadi tertuju pada mereka berdua.
"Apaan sih? Nggak jelas!" sarkas Derla lirih.
Mendengar itu, Amanda menertawainya. Perempuan itu menunjukkan smartphonenya dan mengarahkan layarnya kepada Derla sehingga Derla bisa melihat jelas apa yang tertera di sana.
Derla membelalak tidak percaya dengan apa yang ada di ulasan berita tersebut. Kali ini siapa yang berani menyebarkan berita yang membuat namanya kotor? Dari website yang menyebarkan berita tentangnya merupakan website dari anak-anak jurnalis. Tapi apakah mungkin mereka menyebarkan berita itu? Selama ini Derla tidak pernah punya masalah apapun dengan mereka.
"Lo palsu!" tekan Amanda di setiap suku katanya. Saat Derla akan merebut benda pipih yang canggih itu, Amanda dengan sigap menghindar. Lalu menertawainya dengan puas.
Derla mulai mendengar cibiran, caci maki, dan cercaan dari orang-orang di sekitarnya. Itu membuat kepalanya sangat pusing sekarang.
Ia menerobos kerumunan dengan mencepatkan langkah kakinya. Menaiki tangga dan kembali melewati koridor yang panjang. Hingga sampai di tempat yang Derla tuju, Lab. Komputer.
KAMU SEDANG MEMBACA
DERLA
Mystery / Thriller[Ketika Ambisi dan Balas Dendam Bersatu] Derla Pradiptya, gadis dengan tatapan tajam itu memiliki masa lalu kelam yang membuat dirinya menjadi Derla seperti saat ini. Terbunuhnya Darren Pradipta-saudara kembarnya masih menjadi tanda tanya besar bagi...