Di dalam perpustakaan. 11 IPS 1 mendapat tugas membuat salah satu karya ilmiah secara berkelompok. Mereka diminta ke perpustakaan mencari referensi untuk karya ilmiah yang akan mereka buat nantinya.
Darren sedang mencari buku sebagai referensi bersama beberapa siswa lain. Sedangkan Derla berada di meja yang tersedia di sana dengan buku catatan untuk mencatat kira-kira poin apa saja yang nantinya akan dimasukkan dalam karya ilmiah yang mereka buat.
Mereka berkelompok sesuai urut absen. Itu sudah pasti Derla dan Darren berada di kelompok yang sama. Begitu juga Fiona Adhisty, adik tiri Derla Pradiptya. Absen mereka berurutan.
Perempuan itu kini entah kemana. Hanya ada beberapa siswa yang bersama Derla di meja sebesar itu. Dan mereka semua fokus dengan pekerjaan masing-masing. Masa bodo. Jika Fio tidak ikut mengerjakan, Derla bisa mencoret namanya. Itu mudah.
"Ini kan yang kamu cari?" ujar Fio yang tiba-tiba berada di sebelah Darren. Ia mengulurkan tangannya yang sudah memegang buku tebal yang sialnya itu yang Darren cari sejak tadi.
Ketika Darren hendak menerimanya, buku itu masih Fio tahan. Membuat Darren mengarahkan pandangannya kepada Fio dengan dahi mengerut.
"Kita masih pacaran, kan?"
Itu membuat Darren melepas buku tebal itu begitu saja. Ia melirik ke kanan dan ke kiri memastikan tak ada siapapun yang berdekatan dengannya. Memastikan bahwa tak ada yang mendengar omong kosong Fio tentang hubungan mereka berdua.
"Ngomong apa sih lo? Jangan ngelantur!" ujar Darren lirih dengan wajah datarnya. Ia lebih memilih untuk mencari buku referensi yang lain. Tubuhnya pun mulai bergeser menelusuri jajaran buku pada rak di hadapannya.
"Berarti, gue harus kirim foto lo yang di klub ke bokap lo," ucapnya membuat Darren berhenti melakukan aktivitasnya. Tangannya mengepal erat, emosinya selalu tersulut jika berhadapan dengan perempuan ini.
"Jangan macem-macem, Fi!" tekannya dengan rahang mengeras. Menatap Fio yang tengah meletakkan buku tebal itu ke rak.
Kemudian perempuan itu mengangkat satu tangannya yang tengah menggenggam benda pipih.
"Gue siap kok kirim sekarang juga!"
Darren merebutnya, tapi Fio berhasil menghindar. Beberapa kali dan tetap begitu. Andai yang dihadapi bukan perempuan, Darren sudah menggunakan kekerasannya sejak awal.
"Kita balikan atau-AKKHHH!!"
ucapannya terhenti ketika Derla yang datang dari belakangnya memelintir lengan Fio hingga perempuan itu kesakitan. Dengan mudah Derla melepas smartphone dari genggaman Fio. Saat itu juga perhatian pengunjung perpustakaan yang lain berpusat pada mereka bertiga.
"Apaan sih lo ikut campur!"
"Balikin!"
Kini berbalik, Fio yang merebut benda miliknya dari Derla dan Derla terus menghindarinya.
"Balikin, Derla!"
Prakkk
Smartphone Fio jatuh ke lantai. Derla yang melakukan itu dengan sengaja. Saat melihat benda itu masih utuh, dengan segera Derla menginjak dengan sepatunya. Menginjak beberapa kali dengan mantap.
Fio yang melihat itu hanya menatap benda pentingnya dengan tatapan nanar. "Singkirin kaki sialan lo dari HP gue!" suruhnya dengan gigi bergemelutak.
Derla sendiri? Ia hanya berdecih melihat respon Fio yang melihat bendanya hancur di bawah kaki Derla. Fio tanpa bukti bukanlah apa-apa. Ketika perempuan itu menunduk hendak mengambilnya, Derla segera menendang benda itu agar jauh dari jangkauan Fio.
KAMU SEDANG MEMBACA
DERLA
Mystery / Thriller[Ketika Ambisi dan Balas Dendam Bersatu] Derla Pradiptya, gadis dengan tatapan tajam itu memiliki masa lalu kelam yang membuat dirinya menjadi Derla seperti saat ini. Terbunuhnya Darren Pradipta-saudara kembarnya masih menjadi tanda tanya besar bagi...