Jika disuruh memilih.. Kamu akan menjatuhkan atau dijatuhkan?
Dibalik semua itu tidak ada yang baik.
✂- - -
Di parkiran sekolah. Empat siswa berjalan berdampingan di tanah luas yang kini sudah sepi itu. Derla berjalan bersama Darren, Artha, dan juga Bian. Mereka akan melakukan rencana yang dibuat dihari kemarin.
Tapi, bagaimana mereka akan melakukan rencananya jika dua diantara mereka hanya berdiam saja sejak awal?
Derla sungguh tidak tahu apa yang terjadi pada dirinya setelah ia mengucapkan putus kepada pacarnya, maksudnya mantan pacarnya. Derla sendiri yang memutuskannya, tapi dia juga yang merasa galau. Jangan katakan dirinya benar-benar menyukai Fathur.
Ia hanya merasa tidak terima jika lagi-lagi Jihan menjadi pengacau di hidupnya. Perempuan yang ia lihat saat di rooftop tadi, dia Jihan. Hal itu yang membuat perasaannya campur aduk sekarang.
Sedangkan Darren? Laki-laki itu pun sama saja. Memikirkan apa yang terjadi beberapa waktu lalu, di tepi balkon lantai dua. Ia merutuki dirinya yang dengan mudah menyudahi hubungannya dengan Fio. Bukan hubungan, lebih tepatnya perjanjian.
Entah kemana pikirannya pada saat itu. Bukan karena ia tidak mau menghentikan hubungan palsunya. Tapi ancaman dari Fio yang membuatnya kepikiran hingga sekarang. Ia sama sekali tidak kepikiran dengan konsekuensi apa yang akan ia terima atas tindakannya. Terlebih lagi Fio akan melakukan apapun, menghalalkan segala cara demi kemauannya sendiri.
"Ehm!"
Darren dan Derla tersentak kaget, lamunannya terhenti detik itu juga. Padahal Bian tidak terlalu keras mengucapkannya.
"Kok gue nggak yakin ya?" lanjutnya mengabaikan keterkejutan Derla dan Darren.
Derla menoleh ke arah Bian yang menatapnya dengan raut tidak yakin. Kemudian laki-laki itu menghela napasnya panjang. "Gue kurang yakin, penyidik aja kesusahan, apalagi kita?"
Pernyataan itu membuat Darren dan Artha pun berpikir serupa. Dan tentu saja membuat Derla menjadi ragu. Meski mereka sudah menyusun sedikit rencana, tapi apakah rencana mereka yang tak seberapa itu bisa membuahkan hasil yang diharapkan? Apakah akan berhasil?
Derla menghentikan langkahnya membuat yang lain pun juga berhenti. "Sebenarnya bukan penyidik yang nggak mampu, tapi ada yang bikin penyidikan itu dihentikan."
Lantas semua memandang dirinya penuh tanya.
"Maksudnya?" tanya Darren.
"Ayah yang minta kasus itu ditutup."
"Emang bisa ya?" Artha menggaruk dahi dengan ujung jari telunjuknya, entah hanya gerakan atau memang gatal. Yang ia tahu penyidikan hanya bisa dihentikan jika ada alasan tertentu.
"Sama uang apapun bisa!" timpal Darren lalu melanjutkan langkahnya.
Derla hanya mengangkat kedua bahunya acuh, lalu menyusul Darren. Ia tidak paham soal itu. Saat itu ia hanya menjadi saksi yang diabaikan. Itu saja.
Tringgg
Tringgg..
Smartphonenya bergetar di dalam saku, membuat Bian segera membukanya. Terteralah nama dan nomor seseorang yang ia simpan beberapa waktu lalu.
"Siapa?" tanya Artha.
"Biasa, duluan aja sana! Ntar gue nyusul," ujarnya sebelum ia menggeser logo hijau di layar bagian bawah. Artha yang mengerti dengan itu pun melangkah pergi menghampiri motor besarnya yang masih terparkir.
KAMU SEDANG MEMBACA
DERLA
غموض / إثارة[Ketika Ambisi dan Balas Dendam Bersatu] Derla Pradiptya, gadis dengan tatapan tajam itu memiliki masa lalu kelam yang membuat dirinya menjadi Derla seperti saat ini. Terbunuhnya Darren Pradipta-saudara kembarnya masih menjadi tanda tanya besar bagi...