Halaman 24 - Kian memburuk

9.5K 464 44
                                    


JANGAN LUPA VOTE & IKUTI AKUN INI. CERITANYA UDAH KEMBALI DI UPDATE, DAN JANGAN LUPA TINGGALKAN JEJAK.

UNTUK YANG UDAH BACA, TERIMAKASIH. TETAP STAY DENGAN MENGGULIR KE-BAB-BAB BERIKUTNYA.

SEE YOU NEXT TIME!!!!!!

____________

Seperti hari-hari biasanya. Seorang laki-laki yang tak henti-hentinya bolak-balik rumah sakit. Dia Vino, yang tak kunjung lelah untuk menjaga istrinya dengan sepenuh hati. Hari ini hari dimana Acha sudah koma dihari berikutnya.

Vino sudah siap dengan setelan kerjanya. Ia terlihat sangat tampan ketika menggunakan kameja bewarna biru tua itu. Baru saja ia ingin sarapan, tapi suara bel apartemen membuatnya cepat-cepat bergegas untuk membuka pintu apartemen tersebut.

"Iya ada ap----"

Bugh!

Vino tersungkur, akibat pukulan tiba-tiba dari seseorang yang tengah berdiri di depannya itu. Ia mengusap sudut bibirnya yang lebam dan mengeluarkan sedikit darah. Meringis pelan ketika ibu jarinya menyentuh bagian robek itu. Matanya langsung menatap takut Bagas yang sudah berdiri marah di depannya itu.

"Papa ngapain kesini?" Vino bangkit dan ia berusaha agar tidak oleng.

"Ngga perlu kamu tahu kapan saya kesini! intinya saya kecewa sama kamu!" sarkas Bagas dengan mengubah kosa-katanya. Vino dibuat kaget dengan bicara Papanya itu.

"Mas!" tegur Aira. Jika ia marah di depan keluarga Dirgantara, dan disini ia yang ikut melerai suaminya.

"Papa kenapa sih?" tanya Vino yang sudah mulai jengah. Jujur ia masih belum paham.

"KAMU ANAK YANG SAYA DIDIK DENGAN BAIK! ANAK YANG SAYA DIDIK UNTUK SLALU MENGHORMATI SEORANG PEREMPUAN! TAPI MALAH MENYAKITINYA DENGAN BATIN ATAUPUN FISIK! APAKAH KAMU BODOH?!" bentak Bagas dengan emosi yang meluap-luap.

Vino terdiam. Hatinya seraya berdenyut nyeri mendengar bentakan papanya itu. Yang memang benar adanya. Ia menatap Bagas yang tengah menatapnya dengan emosi bahkan ia ingin sekali menangis sekuat-kuat yang ia bisa, namun ia tak mau terlihat lemah di depan kedua orangtuanya.

"Vino udah memperbaiki semuanya, Pa. Dan Vino udah sadar sama apa yang Vino buat. Vi-vino udah janji sama diri Vino sendiri, buat bisa slalu jagain Acha. Vino udah minta maaf bahkan setiap detik," ucapnya dengan lirih. Tampak raut wajah frustasi tercetak jelas di wajahnya.

Bagas berdecih. "Dia sedang tidak sadar! dan kamu pikir dia akan semudah itu memaafkan kamu, Vin? tidak!" Bagas berucap seraya terkekeh miris.

"Biarpun dia ngga bakal maafin, Vino. Tapi Vino ngga nyerah, Pa. Vino bakal slalu tetep perjuangin apa yang udah Vino sia-siain!" keukeh Vino dengan semangat yang tak pernah padam dari dirinya. Ia tersenyum seraya menatap Aira yang tengah menatap sendu kearahnya.

"Mama yakin Acha ngga sejahat itu," ucap Aira pelan seraya tersenyum dan mengusap lembut rahang milik Vino.

Bagas terkekeh sinis. "Acha manusia bukan malaikat! dia itu punya hati, dia bukan boneka! dia punya perasaan seperti manusia yang lain! dia juga bakal sakit hati dan ngga semudah itu maafin orang, yang udah bener-bener buat dia terluka dari fisik ataupun batin!" ucap Bagas dan lansung melenggang pergi.

ABOUT_ACHA (SUDAH TERBIT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang