Prolog

33.1K 1.1K 16
                                    

“Sah!”

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

“Sah!”

Kata itu memenuhi ruangan yang bernuansa putih abu-abu itu, dan kata itu juga sudah menjadi bukti bahwa sepasang pasutri itu sudah sah menjadi suami istri. Orang-orang tertawa bahagia karena menyambut pernikahan kedua insan itu. Semua orang di sana tersenyum gembira, dan tak sedikitpun menampakkan jika mereka sedih.

“Jangan harap lo bisa hidup tenang,” bisik Vino dengan seringaian kecil di telinga sang istri.

Vino argatama Narendra, sang CEO muda yang terkenal dengan ketampanannya, dan terlahir di keluarga yang mapan. Vino adalah incaran para kaum hawa, tapi sayangnya tidak ada yang saat ini bisa membuatnya tertarik sedikit pun, dan pernikahan yang di laksanakan ini, hanyalah paksaan dari dua belah pihak keluarga masing-masing.

Sedangkan Acha hanya mengangguk paham. Acha beberapa kali menelan salivanya dengan susah payah, di kala mendengar ucapan eh ralat ancaman maut dari sang suami laknat.

Acha Deby Puspitasari, gadis cantik yang sekarang sudah sah menjadi istri seorang CEO muda. Sebenarnya Acha juga tidak menginginkan pernikahan ini awalnya, tapi disaat bertemu dengan Vino, perasaan aneh mulai muncul, dan ia bisa menebak bahwa, ia sudah jatuh hati pada CEO kejam seperti Vino.

Acha melamun memikirkan ucapan Vino tadi. ia tak habis pikir dengan laki-laki yang berada di sampingnya itu, tampan tapi kejam itulah yang ada dipikiran Acha. Wajahnya emang spek dewa, tapi sifatnya menolak belakangi wajahnya.

“Kok kamu melamun sih sayang?” celutuk Meli --ibu kandungnya Acha.

Acha menggeleng. “Nggak kok, Bun!" sanggah Acha tak lupa cengiran khasnya.

“Hari inikan hari bahagia kamu, Cha. jadi kamu harus senenglah,” ujar Meli.

“Iya, Bundanya Acha yang cantik,” ujar Acha membuat Meli terkekeh geli.

Tak jauh dari Acha dan Meli. Sudah ada segerombolan keluarga yang menghampiri kedua anak dan ibu itu, sedangkan Vino kini tengah berkumpul dengan para temannya. Bagi Vino berkumpul dengan orang asing, hanyalah membuang sia-sia waktunya.

“Selamat ya, dek,” ucap Rey dengan senyumannya. Dia adalah kakak dari Acha.

Acha terkekeh kecil. “Makacih Abang Rey yang gantengnya ngalahin monyet Afrika!” ucap Acha tanpa jeda, membuat Rey memutar bola matanya malas.

“Baru tau kalo monyet Afrika ganteng,” tukas Rey dengan kesal.

Meli dan lainnya hanya tertawa ketika melihat tingkah kedua kakak beradik yang tidak pernah akur itu.

***

Acara resepsi telah selesai, dan kini Acha sudah tiba di rumah barunya dan Vino. ia sedih karena harus meninggalkan orang tua dan kakaknya, dan di sini belum tentu ia bisa menemukan kehangatan dalam keluarga. Apalagi saat mengingat ucapan Vino tadi siang membuatnya bergidik ngeri.

ABOUT_ACHA (SUDAH TERBIT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang