Halaman 4 - Acha sakit

9.9K 605 35
                                    

"Tidak semua senyum, mengartikan kebahagiaan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Tidak semua senyum, mengartikan kebahagiaan."

••••

Sedangkan Acha hanya terduduk lemah di lantai, sembari mengelap sudut bibirnya yang berkali-kali mengeluarkan darah segar. Vino itu sangat kejam, tak tahu belas kasian, dan bodohnya Acha tetap bertahan, kenapa bisa? jawabannya karena sayang.

Acha bangkit, dan ia berusaha untuk menopang tubuhnya menggunakan satu tangan kanannya yang berpegangan dengan segi meja. Gadis itu menyemangati dirinya sendiri untuk tidak menyerah, dan Acha tidak akan melaporkan kekerasan yang pernah Vino lakukan kepadanya.

Baru saja Acha ingin melangkah, tapi lagi-lagi terhenti karena ia merasakan sakit yang amat sangat menyerang di sisi kanan perutnya. Gadis itu menekan-nekankan tangannya ke arah perutnya, agar rasa sakit itu mereda, tapi bukan mereda yang ia dapat tapi sakit itu malah menjadi-jadi.

Gadis itu meringis, matanya lansung terpejam, ketika sakit itu menyerang dengan hebat. Bahkan bibirnya yang semula merah muda, sudah kembali pucat, membuatnya seperti mayat hidup.

"Kok sakit banget, ya?" gumamnya dengan bibir bergetar, tak tahu harus seperti apa lagi.

Acha bangkit dan berjalan dengan tertatih-tatih menuju ke kamarnya. tangannya bertumpukan pada sisi tangga untuk sampai di atas lantai dua, karena kamarnya terletak di sana.

Sesampainya di kamar, Acha tidak mampu berdiri lagi, gadis itu saat ini merangkak dan tumbang tepat di sisi kasur. Siapapun sekarang, tolong Acha, sungguh gadis malang ini sekarang sedang kesakitan, ingin pergi ke rumah sakit tapi ia tidak mampu berjalan, jika ia menelpon Vino, pasti laki-laki itu sedang bersenang-senang dengan Syila.

Dilanda rasa bingung, tapi tidak ada satupun yang berada di sisinya saat ini, membuat Acha ingin berteriak sekencang-kencangnya, bahwa dia tak bisa terus begini.

"Bunda!" teriaknya kuat, dengan sisa tenaganya, membuatnya kembali lagi terduduk lemah.

"Sa-sakit bunda, hiks ... hiks," isak Acha lirih.

Acha berdiam diri di lantai dengan tangan sebagai tumpuan. tak mau berdiam diri, akhirnya ia berdiri dan mencoba mengambil tasnya di atas nakas. Acha berdiri dan berjalan dengan perlahan-lahan, ia akan kerumah sakit untuk periksa tentang penyakit apa yang ia rasakan saat ini.

Menguatkan diri, adalah jalan yang satu-satunya lagi. Dirinya harus bisa mandiri, tidak boleh terus bergantung kepada orang lain, karena Acha yakin kalau dirinya itu, bisa.

"Lo bisa Acha, harus yakin."

Kembali pada awalnya, mengambil tas dan memesan taksi. Setelahnya ia langsung pergi meluncur begitu saja, untuk sampai kerumah sakit. Dirinya kini hanya sibuk memikirkan hal-hal yang negatif, hingga dia lupa dengan hal-hal positifnya.

Mobil berhenti didepan rumah sakit, membuatnya tersadar sedikit, lalu menangking tasnya seperti biasa.

"Sudah sampai, Bu."

ABOUT_ACHA (SUDAH TERBIT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang