Acha, gadis itu mengendarai motornya dengan kecepatan tinggi, sesekali orang-orang marah dan mendengus kesal karena Acha sembarang membawa motor seperti orang yang lagi ugal-ugalan. Muka babak belur, bawa motor ugal-ugalan udah kek anak nakal Acha ini.
Tak sengaja di persimpangan, ada mobil yang melaju kencang, Acha yang tersadar dengan sigap ia membelokan motornya ke arah kiri dan alhasil ia menubruk trotoar jalan. Ia terjatuh dan seperti seorang balap liar, motornya bahkan mengeluarkan api ketika bergesekan dengan aspal.
"Untung nggak isdet" gerutu gadis itu dan turun dari motornya, ia duduk di tepi trotoar mengecek keadaan motornya.
Dan untung saja motornya tidak kenapa-kenapa percayalah, Acha tidak mengkhawatirkan dirinya ia lebih mengkhawatirkan motornya karena itu motor bos-nya, jika lecet sedikit saja maka ia akan ambus keluar dari cafe itu dan ia harus mencari pekerjaan baru lagi, oh tidak! itu tidak boleh terjadi, dan lain kali ia harus lebih hati-hati.
Acha berdiam diri sembari melirik langit yang memancarkan sinar matahari yang amat terik sekali membuat mata indah itu menyipit ketika ia mendongak ke atas, keringat bercucuran di pelipisnya, tangannya terulur melap keringatnya.
"Panas banget, haus lagi," keluh Acha mengibaskan tangannya agar mendapat sedikit angin.
Acha melirik ke arah jam tangannya, gadis itu membulatkan matanya, ia telat setengah jam pulang dari cafe, dengan sigap ia langsung naik ke atas motor tanpa memakai helm, gadis itu kembali melajukan motornya. Acha seakan lupa ingatan dengan jatuhnya dirinya tadi, karna kembali ngebut lagi.
***
Syila tengah tertawa kemenangan di dalam kamarnya, gadis itu sekarang bak iblis yang tengah menyamar, katakanlah gadis itu tak punya hati, dengan tega dia menghasut semua orang agar membenci Acha, sang gadis malang yang tidak tahu apa-apa. Dasar manusia jelmaan medusa.
"Rencana awal sudah beres, sekarang tinggal menjalankan rencana selanjutnya," gumamnya dengan seringaian kecil.
Tanpa ia sadari, ternyata ada yang mendengar gumamannya itu, seseorang yang tengah berdiri di ambang pintu, dan pas sekali pintu itu tidak terkunci dan sedikit terbuka makannya ia bisa mendengar Syila yang sedang tertawa dan bilang rencana, rencana apa? pikir seseorang itu.
"Rencana apa Syil?" tanya Rey yang tengah berdiri di ambang pintu, ya! orang itu adalah Rey.
Tubuh Syila menegang, tampak sekali gadis itu terlihat gugup, Syila saat ini merutuki dirinya yang lupa mengunci pintu kamar sehingga Rey mendengar omongan tadi.
"Syil, hey!" panggil Rey merasa Syila hanya merenung gugup, tak menjawab pertanyaan.
Syila tersadar dan memandang Rey dengan raut wajah gugup.
"E-enggak ada apa-apa kok bang!" sanggah gadis itu gelagapan.
Rey manggut-manggut, tapi di dalam hatinya, timbul sebuah pertanyaan, ia merasa Syila menyembunyikan sesuatu yang tak ia ketahui, tapi apa? Rey memandang Syila lekat membuat gadis itu curiga kalau Rey sudah mengetahui rencananya.
"Bang Rey sejak kapan disini?" tanya Syila mencoba mengalihkan topik pembicaraan.
"Baru aja dateng, es pas lewat kepengen aja mampir gitu," ujar laki-laki itu cengengesan membuat Syila juga ikut terkekeh.
***
Acha baru saja sampai di cafe, gadis itu melirik cafe yang tampak ramai dengan muda-mudi, ia menghembuskan nafasnya panjang sebelum ia masuk ke dalam, baru saja beberapa langkah, ia sudah di hentikan dengan panggilan dari bos-nya yang tak lain adalah pak Rudi.
"Acha!" panggil pak Rudi, sembari menghampiri gadis yang tengah gelisah itu.
"I-iya pak ada apa?" tanya Acha terbata-bata.
KAMU SEDANG MEMBACA
ABOUT_ACHA (SUDAH TERBIT)
Hayran Kurgu🌻 Diharapkan mem-follow, sebelum membaca. 🌻Baca monolognya juga, biar paham. 🌻Masih menuju end. Tentang seorang gadis yang dijodohkan, dan terpaksa menikah muda dengan seorang Ceo yang sangat terkenal dengan sifatnya yang arogan. namun gadis itu...