Halaman 29 - Hancur

6.5K 337 35
                                    

Dikediaman Dirgantara masih sama seperti biasa. Tak ada tanda-tanda kehidupan yang harmonis, didalam keluarga itu. Semuanya tampak asing. Dirga yang sibuk mengurusi kantornya, Rey yang disibukan dengan dunia remajanya, yang pasti ia menjadi anak yang sangat nakal, dan Meli yang tengah dilanda depresi berat.

Setiap hari dia hanya berteriak, menangis dan tertawa dalam waktu yang bersamaan. Paruh baya itu hanya ingin anak bungsunya. Tak ada Acha dihari-harinya, membuat ia kini mengalami depresi, dan sulit untuk kembali normal. Kamarnya polos, tak ada satupun lukisan bahkan pot, karena Meli akan marah dan mengamuk, bahkan memecahkan semua barang yang berada di rumah itu.

"Aaaaa!"

Dirga yang baru datang langsung dikejutkan dengan teriakan di lantai atas. Dirga lansung bergegas keatas, ia menatap perawat yang kini tengah menangis takut, tak lupa rambut yang berhamburan. Sudah bisa ditebak jika perawat itu dijambak oleh Meli.

"Ada apa ini?" tanya Dirga panik.

Perawat itu menggeleng lesu. "Ibu meli saat ini mengamuk lagi, tuan," perawat itu hanya mampu menunduk.

"Kamu keluar. Biarkan saya yang masuk, dan tolong hubungi dokter Martin. Bilangkan ke dia bahwa saya memanggilnya kesini," ucap Dirga.

Perawat itu mengangguk. "Baik, Tuan. Saya permisi," perawat itu segera berlalu pergi.

Dirga menatap pintu yang berada dilantai atas itu, dengan tatapan aneh. Ia menatap tak lama dan setelah itu, dilanjutkan dengan kaki yang melangkah menuju kearah sana. Sesampainya di sana, Dirga segera untuk memasuki ruangan dimana Meli dirawat.

Dirga tekejut, ketika ia masuk, yang pertama ia lihat adalah Meli yang kini tengah tertawa terbahak-bahak sendiri. Ia juga memainkan boneka beruang milik Acha. Boneka itu adalah hadiah dimana dulu Acha berulang tahun yang ke-8 tahun.

"Sayang?" panggil Dirga. Ia mendekat kearah istrinya.

Meli menoleh dengan tatapan tajam. Tak ada lagi raut tertawa diwajah wanita itu. Ia hanya menampilkan ekspresi yang seakan ingin menerkam Dirga saat ini. Dirga menghela nafas berat, ia melanjutkan langkahnya kearah Meli.

"Kamu siapa?" tanya Meli dengan tatapan tajam.

Dirga tak menjawab, ia masih menatap Meli dengan senyuman. Walaupun itu senyuman manis, tapi dimata Meli kali ini sangatlah berbeda, senyum itu seperti senyuman orang yang ingin membunuh sesuatu. Tubuhnya bergetar ketakutan.

"Kamu siapa, hiks!" teriak Meli dengan satu isakan yang keluar dari mulutnya.

"Sayang ini aku, suamimu!" Dirga berusaha memeluk Meli. Namun wanita itu malah mendorongnya dan menyudutkan tubuhnya di sisi kasur.

Meli menggeleng. Wanita itu menggigit kuat bibirnya, tak lupa meremat kuat rambutnya yang kini sudah berantakan. Dirga semakin melangkah, dan tubuh wanita itu juga kini semakin bergetar hebat, takut? jelas, Meli sangat takut kepada siapapun yang datang.

"ENGGAK! PERGI! PERGI!" teriaknya histeris.

Dirga menggeleng. "Aku suamimu, Meli. Ini aku suamimu!" ucap Dirga berusaha agar Meli sadar. Wanita itu kini terjerumus kedalam dunia halusinasinya.

"Hiks! pergi! aku nggak kenal kamu! kamu orang jahat! kamu udah ambil anak aku! aku benci sama kalian semua! hahaha!" tangis yang memilukan itu, kini berubah menjadi sebuah tawa yang amat menyeramkan.

ABOUT_ACHA (SUDAH TERBIT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang