Sore yang mendung ini, Acha tengah berada di taman yang cukup sunyi. Hanya ada suara angin, dan jangkrik yang bersahutan. Sore ini sangat sunyi, keheningan menghampiri Acha yang tampak senang memperhatikan danau yang berada didepannya itu. Gadis itu hanya sendiri, tak ada Ardi yang menemaninya, ia yang meminta, ia butuh waktu sendirian.
Air mata masih saja terus mengalir, laki-laki yang dicintainya kini pergi jauh. Acha masih belum menyangka, bahwa kepergian Vino begitu tragis dan sangat mengenaskan. Ia sangat menyesal, seharusnya waktu itu dia tak membiarkan Vino menyusulnya, dan saat itu seharusnya dia tak memarahi Vini dan membentaknya, seharusnya waktu itu dia tak mencaci laki-laki itu.
Dan sekarang apa? yang keluar hanya kata seharusnya dan seharusnya, Acha saat ini benar-benar menyesal, menyia-nyiakan satu manusia yang sangat tulus mencintainya, ini hanya tentang ego dan dendam, dan tentang Bagas yang menyuruhnya untuk menjauhi Vino, agar dirinya tidak terluka lagi. Bagas malam itu memang mendatangi Acha dan menyuruh gadis itu untuk menjauhi Vino dan menceraikan Vino, agar Acha bisa hidup Bahagia tanpa siksaan.
Ia menunduk. "Kamu bodoh, Cha! Kamu itu terlalu egois! seharusnya kamu nggak mau ngelakuin itu semua! seharusnya kamu nolak disaat Papa Bagas nyuruh buat balas semua perbuatan kak Vino! Seharusnya kamu bisa maafin Kak Vino! seharusnya kamu nggak bodoh pas wa-waktu itu, hiks! kamu bodoh, Cha! Hiks!" teriaknya dengan dada yang amat sesak.
Kini gadis itu mendongak, mencoba untuk menghirup lebih banyak pasokan oksigen. Ia merasakan sesak yang begitu amat tengah menyerang kerongga dadanya. Gadis itu kini masih tersedu-sedu, menangis pilu sendirian di taman yang sepi ini. Tidak ada kata-kata yang dulu terkena bad didirinya sendiri, tidak ada lagi kata Lo-gue yang terselip diucapan biasanya.
Acha memukul kursi yang ia duduki saat ini. Dia kesal, kenapa semua ini harus terjadi? ia belum sempat meminta maaf, dan belum membuat Vino tersenyum karenanya. Kesal dan menyesal tercampur menjadi satu, dia hanya merutuki kebodohannya pada waktu itu. Waktu yang sudah tak bisa untuk diulang kembali, semuanya terlambat.
"Kenapa semua yang aku punya nggak ada yang kekal! aku sayang sama dia, Yaallah! tapi kenapa engkau ambil? aku salah apa? ini takdir apa kutukan? aku cuma pengen satu, aku cuma pengen bahagia! apa itu masih sulit buat aku gapai? a-aku cu-cuma pengen bahagia aja, hiks!" isaknya. Kini tubuhnya sudah basah karena hujan, hujan turun kian deras, hingga membahasi Acha yang sama sekali tak mau berlindung.
Ia memukul dadanya cukup kuat. Gadis itu menangis histeris. "Aku benci sama diri aku sendiri! aku bodoh! aku bodoh! hiks! kenapa aku nyakitin dia? yang jelas-jelas dia udah nggak kek dulu lagi! semuanya udah hancur! aku udah terlambat! argh! aku bodoh! aku nggak berguna!" teriaknya dengan kencang, ia mencoba meluapkan amarahnya yang beberapa jam lalu sangat terpendam.
Acha menunduk lemas, air matanya dengan air hujan sudah menyatu. Langit tampak mengiringi kesedihan gadis itu, Acha tampak frustasi dengan kepergian Vino, sebelumnya dia percaya, jika nama Vino tak ada dari salah-satu daftar korban dari kecelakaan tersebut, namun dugaannya salah, nama Vino ada bahkan tertera sangat jelas. Gadis itu kembali menangis histeris.
Ia kembali teringat dengan ucapan yang Vino lontarkan untuk terakhir kalinya, bahkan saat itu Vino juga sempat mengirimkannya pesan yang diyakini untuk terakhir kalinya. Acha menyesal tidak membalas pesan itu, hanya dibaca dan tidak dibalas, bahkan Acha juga memblokir nomor Vino pada saat itu.
"Mungkin ini pertemuan kita yang terakhir kalinya, Cha."
Acha kembali terisak, suara sudah tak bisa lagi untuk berbicara, lidahnya kelu bahkan tenggorokannya tercekat hanya untuk bicara satu patah kata. Ucapan yang terakhir Vino katakan memang benar, bahwa saat itu dan pada detik itu adalah pertemuan terakhir mereka berdua. Dan bodohnya Acha tidak memperdulikan itu, dia malah mencaci maki laki-laki itu, hingga sosok Vino merasakan sedih, disaat hari-hari terakhirnya hidup.
KAMU SEDANG MEMBACA
ABOUT_ACHA (SUDAH TERBIT)
Fiksi Penggemar🌻 Diharapkan mem-follow, sebelum membaca. 🌻Baca monolognya juga, biar paham. 🌻Masih menuju end. Tentang seorang gadis yang dijodohkan, dan terpaksa menikah muda dengan seorang Ceo yang sangat terkenal dengan sifatnya yang arogan. namun gadis itu...