Acha sampai di rumah tepat hari sudah gelap gulita, ia masuk ke dalam rumah dengan tubuh menggigil, ya sepulangnya tadi gadis itu sempat terkena cucuran hujan lebat sehingga tubuhnya basah kuyup, ia menggosokkan kedua tangannya berusaha mencari kehangatan. Acha berjalan lurus tanpa memperhatikan kiri kanannya, sehingga sebuah suara menghentikan langkahnya.
"Ternyata anak pembawa sial masih aja berani pulang ya? Ck! dasar nggak tau malu!" sindir Vino sembari melirik sinis ke arah Acha yang tengah menatapnya.
"Maksud kak Vino apa?" tanya Acha dengan bibir bergetar kedinginan.
"Alah! nggak usah sok polos deh lo! gue udah kerumah Bunda tadi dan gue udah tau kebenarannya kalau lo bukan anak kandung dari Ayah Dirga dan Bunda Meli!" sentak Vino membuat hati Acha seperti tertimpa batu besar di malam hari.
"Dan seharusnya yang nikah sama gua Syila pacar gua sendiri, bukan lo anak pembawa sial!" lagi-lagi kata pedas itu keluar membuat Acha tak tahan untuk mendengarkannya.
Acha mendengus dan berlalu pergi karena sudah tak tahan lagi mendengarkan sindiran pedas yang di lontarkan Vino kepadannya, jika ia bisa pergi, maka ia akan pergi jauh-jauh dari dunia yang sangat kejam kepadanya ini.
Vino membulatkan matanya, laki-laki itu kesal dengan Acha yang meninggalkannya sendirian, laki-laki itu menyusul istrinya tepat sampai di depan kamar Acha, gadis itu sebenarnya menyadari bahwa Vino mengikutinya tapi ia tak mau ambil pusing, percayalah Acha butuh istirahat, kondisi hatinya sedang tidak baik-baik saja tapi kenapa monster berwajah tampan itu semakin menambah pikiran buat Acha.
"Gue kira awalnya lo Caca sahabat gua," celetuk Vino membuat Acha dengan sigap berhenti dan berbalik badan menghadap ke arah laki-laki itu.
"Kakak udah ingat semuanya? kakak udah ingat kalau aku Caca? kakak udah ingat kalau kita dulu sahabat kecil?" tanya Acha dengan bahagia, saking bahagianya ia langsung memeluk tubuh jangkung Vino.
Vino yang kaget karena pelukan mendadak dari Acha pun langsung saja mendorong tubuh mungil gadis itu dengan kasar, sehingga membuat Acha terhuyung ke belakang dan mentok ke dinding di belakangnya, Acha menatap Vino dengan tatapan bingung.
"Nggak usah peluk-peluk gue bego! lo bukan sahabat gue!" bentak Vino.
Acha menggeleng pelan, ia tak menyangka dengan kalimat yang di ucapkan Vino kepadanya, apa-apaan ini? kenapa Vino tak mau mengakui bahwa ia adalah sahabat kecilnya, sudah cukup! Acha tak kuat bila harus di jauhi oleh orang-orang yang ia sayang, cukup keluarganya dan sekarang Vino juga ikut membenci dan menjauhinya? tolong jangan biarkan itu terjadi.
"Kak Vino! ini aku Caca sahabat kak Vino!" teriak Acha dengan keras karena sudah tak tahan.
Plak!
tamparan mendarat dengan mulus di kedua pipi gadis itu, tamparan tadi saja belum hilang dan Sekarang sudah di beri tamparan yang baru lagi, akh! rasanya Acha ingin cepat-cepat pergi dari dunia yang sangat kejam baginnya ini.
"Nggak usah ngaku-ngaku! gue tegaskan sekali lagi ya! gue bukan sahabat lo! dan gue nggak Sudi punya sahabat pembawa sial kayak lo!" bentak Vino dan berlalu pergi meninggalkan Acha yang sudah tak kuat untuk menopang tubuhnya.
Acha berjalan masuk ke dalam kamarnya, ia menatap kosong ke depan, gadis itu sudah tak berdaya, seakan-akan raga tak bernyawa, tidak ada lagi raut kebahagiaan dari wajahnya, senyuman manisnya seakan-akan sirna malam ini.
Bruk!
Acha menendang pintu dengan kuat, ia tumbang di tengah-tengah kamarnya, gadis itu merangkak di sisi kasur, ia duduk berlutut dan menegelamkan kepalanya di kedua lututnya, tampak bahu gadis itu terguncang.
KAMU SEDANG MEMBACA
ABOUT_ACHA (SUDAH TERBIT)
Fiksi Penggemar🌻 Diharapkan mem-follow, sebelum membaca. 🌻Baca monolognya juga, biar paham. 🌻Masih menuju end. Tentang seorang gadis yang dijodohkan, dan terpaksa menikah muda dengan seorang Ceo yang sangat terkenal dengan sifatnya yang arogan. namun gadis itu...