Terimakasih yang udah baca, jangan lupa ikuti terus alur ceritanya ya.
JANGAN LUPA FOLLOW & VOTE SEBANYAK-BANYAKNYA. SEE YOU NEXT TIME!!!!
"Takdir yang rumit, adalah takdir hidupku."
_Acha_
_____________
Vino berjalan di lorong rumah sakit dengan gaya khasnya. Ia sedikit terkekeh geli ketika mengingat di mana, ia menggeplak Varo dengan kuat ketika laki-laki itu mengatakan Kakek Bryan hantu. Ada-ada aja, ya kali orang tua masih waras dibilang hantu sama Varo.
Vino masuk kesalah-satu ruangan inak milik Acha. Ia hari ini ingin melihat istrinya yang slalu mengusirnya itu. Vino tersenyum ketika mengingat kemarin, disaat ia memeluk dan bahkan mengusap lembut pucuk kepala istrinya. Moment terindah bagi Vino.
"Acha. Aku dat--- eh?"
Ia menghentikan ucapannya. Kamar rawat Acha sangat sepi dan rapi. Ia melihat lagi kesekitarnya dengan teliti, namun masih tak ada tanda-tanda bahwa Acha berada di dalam sana. Vino kembali teringat dengan Ardi, dia yakin bahwa Ardi membawa Acha pulang dan memilih rawat inap di rumah.
Dengan cepat ia bergegas untuk keluar dari kawasan rumah sakit. Ia masuk kedalam mobil yang sudah terparkir paling depan, dan melaju dengan kecepatan sedang.
"Nggak mungkin kalo Acha pulang ke indo secepat ini. Sedangkan keadaan dia belum sepenuhnya pulih," Vino bergumam dengan tangan yang menyetir. Hatinya terasa gusar dan gelisah.
Tak perlu lama, setelah mentahbiskan waktu kurang lebih dari 25 menit, akhirnya Vino sudah tiba di apartemen Ardi. Jarak antara apartemen Ardi dan rumah sakit, bisa saja terbilang sangat jauh, karena memang waktu yang sangat lama.
Vino memarkirkan mobilnya dengan asal, lalu turun dan berlari menuju kearah lift. Ia tak mau berlama-lama, hanya ingin keadaan istrinya yang pasti. Jika benar kalau Acha berada di apartemen dokter Ardi, maka ia akan membawa pulang istrinya, bagaimana pun itu, Acha adalah istrinya dan tak baik jika ia serumah dengan Ardi yang jelas-jelas bukan siapa-siapanya.
Kini Vino berhadapan dengan sebuah pintu yang memiliki nomor 07, yang jelas-jelas itu adalah apartemen milik dokter Ardi. Vino segera memencet bel, dan tak lama setelah itu, pintu terbuka, dan menampilkan Ardi yang berdiri tegak dihadapannya.
"Ngapain lo ke sini?" tanya Ardi. Ia menatap Vino yang tengah terengah-engah.
"Acha dimana, Dia lagi sama lo?" tanya Vino dengan kalimat yang berderu.
Ardi hanya mengangguk. Ia memang sudah membawa Acha ke apartemen miliknya. Dan berniat ingin melakukan rawat jalan dirumah, bukan apa, Acha memaksa dan ia mau tak mau harus menuruti permintaan gadis keras kepala seperti Acha.
"Dia ada sama gue. Gue rencana mau dia rawat jalan aja di rumah. Kalo lo mau liat, masuk aja. Dia lagi ada didalam," ucap Ardi yang mendapat anggukan dari Vino.
Kedua laki-laki itu masuk kedalam. Mata Vino lansung menangkap Acha yang tengah duduk menonton televisi, gadis itu duduk di atas kursi roda dengan satu toples makanan ringan yang berada diatas pangkuannya. Ia berhenti dan menatap Vino sejenak.
Ardi yang paham lansung saja pergi menuju kamarnya. Ia tak mau menganggu pasangan suami-istri itu. Vino melangkah dan duduk di samping Acha. Ia menatap wajah istrinya dengan lekat, ia rasa ia akan merindukan Acha dengan amat dalam.
"Ngapain lo liatin gue?!" tanya Acha ketus. Ia memasukan Snack kedalam mulutnya tidak iklas dan kasar.
Vino tersenyum. "Kamu cantik banget. Aku jadi makan sayang sama kamu," Vino kini berniat untuk menggoda Acha. Sedangkan Acha hanya memutar bola matanya malas.
KAMU SEDANG MEMBACA
ABOUT_ACHA (SUDAH TERBIT)
Fanfiction🌻 Diharapkan mem-follow, sebelum membaca. 🌻Baca monolognya juga, biar paham. 🌻Masih menuju end. Tentang seorang gadis yang dijodohkan, dan terpaksa menikah muda dengan seorang Ceo yang sangat terkenal dengan sifatnya yang arogan. namun gadis itu...