Buat semuanya, terimakasih yang udah mau baca. Jangan lupa ikuti terus alur ceritanya, sampai ending ya.
JANGAN LUPA FOLLOW & VOTE SEBANYAK-BANYAKNYA, SEE YOU NEXT TIME!!!!!!
________
Pagi-pagi Acha sudah disungguhkan dengan kedatangan Vino. Laki-laki itu masih tak mau berhenti mengejarnya. Vino datang dengan menentang dua kotak makanan yang ia beli tadi. Ia rela bangun pagi-pagi hanya untuk membelikan istrinya makanan dan agar bisa mengambil hati, Acha.
Acha menatap datar Vino. Senyuman laki-laki itu membuka Acha seakan muak. Kenapa tidak dari dulu? kenapa baru sekarang Vino baik seperti ini kepadanya. Itulah yang ada di dalam benak Acha sekarang. Karena kesal ia sampai tak tahu bahwa Vino sudah bersiap untuk menyuapinya.
Vino tersenyum. "Ayo! Aaa----" Vino seperti ingin memberi makan kepada anak kecil.
Acha berdecih. "Apaansih, lo! gue juga udah makan! ngga usah caper!" desis gadis itu seraya menatap sinis Vino yang tampak tak mengindahkan ucapannya.
"Please makan, ya. Aku udah rela-relain pagi kek gini loh. Masa ngga mau makan. Ayok sekali aja!" ucap Vino bersikeras, dan ia hendak kembali untuk menyuapi Acha.
"APAANSIH, LO! GUE NGGA MAU, NGGA USAH MAKSA!" bentak gadis itu membuat Vino mengundurkan tangannya.
Vino tersenyum perih. Hatinya sakit ketika mendengar bentakan itu, apakah salah ia ingin menyuapi Acha? Ia berniat baik dan tidak ada niatan jahat sedikitpun. Lantas kenapa gadis itu marah, dan malah membentak dirinya? Vino hanya bisa tersenyum.
Acha hanya menatap malas Vino. Gadis itu bersekedap dada seraya sesekali melirik sinis kearah suaminya itu. Gadis itu tampak sangat berbeda, dan ia juga mulai tidak menyukai Vino. Kejadian masalalu membuat ia tidak mudah percaya kepada orang lain lagi.
"Ngapain masih disini? keluar sana!" ketus Acha.
Vino menggeleng. "Engga mau! orang udah pagi-pagi kesini, eh taunya malah disuruh pulang! ngga mau lah!" bantahnya dengan ekspresi yang amat menjengkelkan dimata Acha.
"Yang nyuruh lo kesini pagi-pagi siapa? ngga ada nyuruh! diri lo sendiri aja yang caper ngga ada habisnya!" balas Acha dengan kalimat pedasnya.
"Intinya aku nggak mau!" tekan Vino seraya duduk di samping brankar milik gadis itu. Laki-laki itu mengusap lembut pucuk kepala istrinya, membuat Acha menegang dengan tatapan terpaku. Jantungnya berdetak kencang.
Acha hanya menikmati usapan lembut dari laki-laki itu. Entah kenapa, raganya rasa ingin menolak, namun jiwanya rasa tidak ingin berhenti untuk menerima usapan itu. Gadis itu diam-diam ikut menikmati usapan lembut disurainya yang dilakukan oleh Vino. Suami sahnya sendiri.
Seakan tersadar, Acha lansung menepis tangan Vino dengan sangat kencang. Alhasil tubuh laki-laki itu sedikit oleng dan bershasil membuatnya terjatuh, dari atas brankar. Vino sedikit menepuk belakangnya yang terasa sakit. Ia menatap Acha dengan tatapan nanar, kenapa gadis itu banyak berubah.
"Nggak usah nyari kesempatan dari ini semua dan------ sampai kapanpun, gue ngga bakal mau lagi sama, lo!" Acha berucap tegas dan berhasil membuat Vino mematung.
Vino hanya menunduk. "Dan aku juga nggak bakalan mau, berhenti buat perjuangin kamu. Karena ada kata pepatah, bahwa perjuangan tidak akan mengkhianati hasil," ucap Vino dengan bibir yang membentuk lengkungan indah.
Acha berdecih. "Itu kata pepatah! bukan kata gue! jadi lo nggak usah berharap lebih!" tukas Acha dengan tatapan sinis.
"Apa salahnya berharap lebih? selagi kamu masih istri aku," lagi-lagi Vino berucap tenang, tak ada raut gusar diwajahnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
ABOUT_ACHA (SUDAH TERBIT)
Fanfic🌻 Diharapkan mem-follow, sebelum membaca. 🌻Baca monolognya juga, biar paham. 🌻Masih menuju end. Tentang seorang gadis yang dijodohkan, dan terpaksa menikah muda dengan seorang Ceo yang sangat terkenal dengan sifatnya yang arogan. namun gadis itu...