Keadaan benar-benar hening, semuanya hanya sibuk dengan pikiran masing-masing, dan hanya terdengar suara hembusan angin yang menghiasi kesunyian di ruangan itu. Meli sudah sadar semenjak tiga hari yang lalu, namun ia hanya banyak berdiam diri ketika sudah mendengar kebenaran dari suami dan anaknya. Meli benar-benar sangat menyesal sekali.Sekarang Acha sudah tidak ada lagi, bukan pergi untuk selama-lamanya, tapi pergi yang tidak mereka ketahui sama sekali. Para orang suruhan keluarga Dirgantara sudah menjelajahi berbagai tempat dan rumah sakit, namun tidak ada yang tahu keberadaan Acha sekarang berada di mana.
"Putri bunda, kamu di mana sayang?" tanya meli entah pada siapa, uang yang jelas tatapannya amat sangat kosong.
Dirga hanya memejamkan matanya, dan Rey berusaha menenangkan Meli yang tampak frustasi akibat kehilangan Acha. Rey juga amat merasakan penyesalan yang ia sendiri juga tidak bisa memaafkan dirinya sendiri.
"Bu-bunda harus cari, Acha! kasian dia disana udah makan apa belum!" ucap Meli dan ingin melepas infusnya, namun dengan sigap Rey mencegahnya.
"Bunda. Bunda jangan kemana-mana, bunda kan belum pulih, nanti bunda sakit lagi, nanti biar Rey yang cari," ujar Rey dengan memeluk meli yang sudah menangis tersedu-sedu.
"Hiks! hiks! tapi bunda mau cari adik kamu, Rey! bunda mau ketemu dia!" Meli masih memberontak.
"Bunda! bunda nggak boleh!" Rey sudah kalang-kabut.
"Jangan halangin Bunda, Rey! bunda mau ketemu, Acha! Hahaha!" bentak Meli yang diakhiri dengan tertawa keras membuat Dirga panik dan lansung memanggil dokter.
Dokter datang dan lansung menyuntikan sesuatu cairan kedalam tubuh Meli membuat ia sudah tak memberontak lagi dan diam dengan mata terpejam.
"Bunda saya kenapa, dok?" tanya Rey panik.
"Sepertinya saudari Meli, mengalami seperti masalah gangguan jiwa, atau depresi berat!" jelas dokter membuat Dirga menggeleng tak percaya.
"Bisa sembuh atau tidak dok?" tanya Dirga.
"Ya, tergantung apa yang sekarang membuat dia menjadi seperti ini."
'Acha,' batin Rey seraya menatap wajah damai sang bunda.
***
Tak terasa sudah sebulan saja seorang gadis terbaring lemah di sebuah ranjang rumah sakit yang bertuliskan, London hospital. Ya Acha sekarang memang berada di negara yang berbeda, jika kalian bertanya sama siapa dia disini, jawabannya, iyalah dia bersama Ardi.
Ardi memang sengaja membawa Acha kemari di karenakan fasilitas yang lebih lengkap dan lebih canggih. Membawa Acha pergi secara diam-diam adalah jalan satu-satunya yang bisa ia lakukan sekarang. Ia tidak sendiri, melainkan bersama Vino.
"Udah sebulan kamu koma, Cha. Aku kangen banget," lirih Vino seraya menatap nanar kota London yang tengah dilanda dingin.
Sebenarnya Ardi tak mengizinkan jika Vino ikut kesini, namun laki-laki itu terus saja memaksa sehingga Ardi terpaksa mengizinkan, dan dia juga sibuk setidaknya ada Vino yang menjaga Acha selama gadis itu koma.
Laki-laki itu berjalan mendekat kearah ranjang yang Acha baringi saat ini. Ia duduk di samping brankar milik Acha dan menggenggam erat tangan gadis itu yang pucat pasi. Vino mencium jemari Acha yang masih terbalut infus.
KAMU SEDANG MEMBACA
ABOUT_ACHA (SUDAH TERBIT)
Fanfic🌻 Diharapkan mem-follow, sebelum membaca. 🌻Baca monolognya juga, biar paham. 🌻Masih menuju end. Tentang seorang gadis yang dijodohkan, dan terpaksa menikah muda dengan seorang Ceo yang sangat terkenal dengan sifatnya yang arogan. namun gadis itu...