35. Keterlambatan Yara

26 11 0
                                    

****

Malam ini, Yara benar-benar sibuk berpindah-pindah tempat. Pasalnya setelah dijemput Jun dan pergi menuju kos temannya, tiba-tiba Theo juga datang ke tempat Yara dan memaksa Yara untuk kembali ke rumahnya. Tadinya, Yara tidak mau. Tetapi, berhubung setelah itu Arina juga turun dari mobil, akhirnya Yara mengiyakan untuk kembali dan meminta maaf kepada Jun yang susah payah membantu dia.

"Tolong kembali ke rumah Theo, dengan begitu aku juga nggak larut dalam rasa bersalahku. Maaf Yara nggak memberi kesempatan kamu atau Theo menjelaskan semuanya."

"Wajar kok kak Arina melakukan hal itu. Aku kalau jadi kakak mungkin juga akan melakukan hal yang sama."

"Theo sudah jelaskan semuanya, sekarang kamu kembali ya. Tapi dengan syarat."

"Syarat?"

"Saya juga akan tinggal di sana."

"Hahaha, okei."

Dan sekarang, Yara tengah bersantai di balkon kamarnya. Setelah menulis beberapa baris cerita di diary-nya dia turun ke bawah dan menyeduh kopi, membawanya kembali ke balkon dan menikmati angin malam ini dengan hangatnya kopi dipadukan cookies yang baru matang dipanggang oleh Arina. Theo memang tidak salah pilih pacar.

Lalu, Yara baru teringat ia belum memeriksa ponselnya. Walaupun statusnya saat ini jomblo, mengecek ponsel tetap perlu kan. Dan benar saja, ada pesan masuk ke ponselnya.

From: Mahen

-Yar, Luke masuk UGD.-

Begitu membaca pesan dari Mahen itu, Yara langsung saja berdiri dan mengambil jaket juga slingbagnya dan bergerak ke bawah. Dia langsung saja berteriak pamit ke seisi rumah hingga Arina dan Theo sama-sama keluar dari kamar. Tak lupa, Yara juga langsung membalas pesan Mahen agar memberitahukan kabar terbaru mengenai Luke.

"Kak Theo, kak Arin aku ke Rumah Sakit dulu ya."

"Heh ngapain? siapa yang sakit?" tanya Theo panik sambil keluar dari kamar.

"Kamu sakit?!" tanya Arina.

"Hah?! Yara kamu sakit?!" Theo yang udah panik mendengar ucapan Arina makin mikir yang enggak-enggak.

"Enggak, ini Luke."

"Ayo, saya anter," tawar Theo yang diberi anggukan setuju oleh Arina. Lagipula ini sudah larut malam. Nggak baik cewek keluyuran jam segini sendirian.

"Nggak perlu-nggak perlu, aku udah pesen ojol. Udah mau dateng juga, nanti aku kabarin lagi ya."

Akhirnya mau tidak mau Arina dan Theo mempersilakannya begitu Yara menghilang dari balik pintu. Tetapi, Arina dan Theo sama-sama membuat rencana tidak akan tidur malam ini hingga Yara pulang. Definisi mereka belum menikah, tapi tiba-tiba serasa punya anak udah mahasiswa.

Selama di perjalanan, mata Yara terus terpaku pada ponselnya, terus melihat ke arah roomchat dia dengan Mahen yang belum ada balasan juga.

Setelah sampai di rumah sakit umum di daerah mereka, Yara turun dan tak lupa membayar ongkos ojek onlinenya. Dan kembali ia mengecek ponselnya, kali ini Mahen langsung membalas dengan detail mencakup nomor kamar rawat inap Luke.

Karena tak mau datang dengan tangan kosong, Yara akhirnya melipir dulu ke jalanan dan memilih satu dua makanan yang cocok untuk dibawa sebagai buah tangan menjenguk Luke. Dan pilihannya jatuh pada roti bakar depan rumah sakit. Yara masih ingat roti bakar ini salah satu roti bakar terenak yang pernah ia coba. Kemudian, dia masuk ke minimarket dan membeli beberapa buah segar.

[✔] Begin Again (Lucas Wong)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang