37. Yeri: Confession

18 8 0
                                    

"Gue, dari awal sampai akhir suka sama lo Yar."

Yeri dengan dress putih selutut hasil meminta pendapat teman-teman cecunguknya tadi pagi masih terdiam berdiri di ambang pintu ruangan rawat inap Luke. Begitu mendengar suara Luke dan Yara di dalam serta pengakuan Luke kepada Yara, perlahan dia memundurkan langkah dan pergi dari sana.

"Lah mau kemana lo Yer? Bukannya lo mau ketemu ama Luke?" Gibran bertanya begitu melihat Yeri berjalan di koridor mengarah ke pintu keluar. Gibran dan Delan hari ini kembali karena perintah Mahen untuk membawakan bubur ayam ke Luke. Karena Mahen sendiri masih ada urusan di kampus. Dan dimana ada Gibran di situ pasti ada Delan. Maka dari itu keduanya sampai kembali di Rumah Sakit.

Yeri yang tadinya berniat ke ruangan Luke sembari membawa martabak pesanan Luke langsung saja menyodorkan bungkus martabak itu ke Gibran. "Titip ke Luke ya. Keknya gue nanti tengah malam dan besok nggak bisa kesini, bang Dana ngajak gue rapat."

"Ya kan masih besok, sekarang emang lo mau kemana?"

"Ada urusan Gib, nih martabak pesenannya Luke, nitip."

"Ogah, kasihin sendiri lah, ngapa lo nyuruh-nyuruh gue. Itu ruangan Luke belokan lagi juga udah nyampe."

"Gib, minta tolong sih."

"Iya-iya, gue tolongin." Delan akhirnya menerima bungkusan dari Yeri daripada drama ini tidak kunjung berakhir dan makin dilihatin orang-orang yang sedang lewat.

"Yaudah, balik dulu gue guys. Makasih banyak."

Nyatanya setelah berpamitan dengan Gibran dan juga Delan, Yeri tak kunjung memesan kendaraan ataupun menjegat angkutan umum untuk membawanya kembali pulang ke kosan. Dia masih berdiri di depan gerbang rumah sakit, menatap warung bakso di depannya cukup lama.

Kemudian dia ganti menatap ke arah perutnya yang lupa belum ia beri jatah makan.

"Makan dulu aja ya bestie," gumam Yeri dan langsung berjalan ke warung bakso yang menyita perhatiannya sejak tadi.

Setelah memesan dan duduk, Yeri segera mengeluarkan ponsel dan melakukan panggilan.

"Mahen, bisa tolongin gue nggak?"

"Halo Yer, iya tolongin apa?"

"Jemput gue di warung bakso depan rumah sakit."

"Lah? Ngapain lo di warung bakso? Bukannya tadi mau ketemu sama Luke?"

"Iya sih, tapi nggak jadi ketemu. Akhirnya makan bakso. Sini dah kita makan bakso bareng."

"Oke, gue juga belum makan malem, pesenin ya. Tujuh menit lagi sampe."

"Siap."

"Meluncuuur."

****

"Astaga Luke, gila gue nggak pernah bayangin hubungan kita bakal sampai ada di titik ini. Bayangin dulu gelut bareng, dihukum bareng, yang lo manjat pohon, banyak banget anjir." Yara berkata demikian sembari menutupi wajahnya dengan kedua telapak tangannya. Saat ini perasaannya nano-nano campur aduk. Senang iya, lega iya, malu juga iya. Dia bahkan tidak sadar dengan semua tindakan yang dilakukannya tadi.

Luke menyingkirkan telapak tangan Yara yang menutupi wajah ayu Yara, sudah lama Luke ingin menatap secara intens dan menghafalkan bagaimana proporsi cantik wajah Yara. Dan sekali lagi, Luke membawa Yara ke pelukannya.

"ASTAGHFIRULLAHALADZIM ANAK MUDAAA! ISTIGHFAR WAHAI ANAK MUDA. NEMPEL BANGET YE LU BERDUA KEK LEM RAJAWALI. DOSA LO INGET DOSA KAGA?! UNTUNG AJA YANG NGEGEP-IN LO BERDUA, GUE. COBA KALO MAHEN KENA RAJAM LO BERDUA. LAGIAN BELUM APA-APA UDAH KECUP-KECUP MANJA, PELUK-PELUK AJA LO BERDUA."

[✔] Begin Again (Lucas Wong)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang