꧁༺༻꧂
(name) yang baru mau keluar dari toilet terpaksa mengurungkan niatnya kala sebuah tangan memeluknya. Dan seseorang berbisik sensual di telinganya.
"Jadi, flat. Apa rasanya ngeliat para cowok ganteng berantem di depan mata, gara gara ka-mu~" Masa di sana. Ekor mata mereka saling bertemu. Dalam sekejap badan (name) di balik oleh Masa dan dirinya di kabedon.
"Jadi? Apa sekarang kau merasa menjadi wanita paling cantik di dunia karena sudah di perebutkan? Kalau kau sudah punya si kepang berambut panjang itu bisa berhenti dekat-dekat dengan Ran? Dia punyaku" (name) menghela nafasnya pelan. Mendorong pelan Masa agar menjaga jarak darinya.
Ia sungguh-sungguh tak paham pikiran dari orang-orang ini. Mereka itu cinta atau terobsesi? (name) merasa dia mulai meragukan kewarasan Masa.
"Iya, makasih aku memang cantik. Tapi Shizuki-san, pacarnya tolong di jaga. Buat pacarmu jauh-jauh dari ku dan dari Haruka" (name) membuka pintu. Dia melirik Masa tajam.
"Dan satu lagi, bukan aku yang mendekati Haitani-san melainkan Haitani-san yang mendekati ku. Jika kau punya orang yang mau di salahkan di sini itu pacarmu! Bukan orang lain" (name) membanting pintu. Ia yang sudah ingin berjalan ke kelas harus berhenti langkahnya ketika junior nya dari klub seni menghampirinya.
"Kak! Sini deh Kak gawat banget!" (name) yang di tarik hanya bisa pasrah. Mengikuti sang adik kelas sampai ke ruang klub seni. Di sana teman-teman se-klub nya sudah berkumpul.
"Kenapa? Asap? Kalian nggak apa-apa?" (name) memperhatikan satu-satu temannya. Tak ada yang terluka tapi satu ruangan hening. (name) melihat ke arah lantai, sebuah kanvas yang di tutupi oleh sehelai kain basah.
"Ini.. lukisan siapa? Kenapa bisa terbakar begini?" (name) memperhatikan semua orang, mereka bungkam. Dirinya lantas mengedarkan pandangan, meneliti ruang klub lukisan siapa yang tak terpajang di sana.
Nafasnya tercekat kala melihat semua lukisan anak-anak terpajang apik di dinding kecuali lukisan miliknya. (name) lalu membuka kain basah yang menutupi lukisannya. Ia terduduk di sana. Air matanya terjatuh.
Ini mungkin hanya sebuah lukisan tapi ini hasil dari kerja keras (name). Penilaian di klub seni, miliknya mendapat juara pertama namun lihatlah sekarang sudah terbakar. Semua teman-teman nya hanya bisa terdiam.
"Ehm, ruang klub kita di bobol oleh seseorang" (name) menoleh, di depan pintu berdiri pembimbing klub seni--Saeki-sensei.
"(name)-chan, mau ke UKS? Kau harus menenangkan dirimu, kau boleh istirahat biar aku yang izinkan kegurumu" Saeki-sensei lantas menghampiri anak muridnya, (name) mengangguk kecil dan perlahan keluar dari ruang klub. Alih-alih berjalan ke UKS (name) malah kembali berlari menuju toilet. Dia harus menenangkan dirinya.
Lukisannya, karya nya, yang ia buat sepenuh hati nya dengan menuangkan semua perasaan nya kini terbakar. (name) tak habis pikir, siapa yang tega membakar nya? Tak mungkin anak-anak klub berani melakukan itu.
(name) bercermin. Pantulannya terlihat menyedihkan. Ia memutar otak kembali mencari siapa yang dengan teganya bisa melakukan hal semacam itu. Tapi (name) tak menemukan siapapun. (name) menunduk menghidupkan keran dan membasuh wajahnya.
Itu hanya sekedar lukisan, tapi itu menyakitkan hatinya. Itu hanya sekedar lukisan, tapi (name) terasa kacau. Itu hanya sekedar lukisan, tetapi (name) bisa merasakan kebencian terhadap seseorang. Seseorang itu tak di kenalnya siapa tetapi (name) yakin ia membenci si pembakar Lukisannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Aromantic [HAITANI RAN] [✅]
Short StoryHaitani Ran. Tentu saja pemuda tampan dengan badan atletis incaran pada gadis. Penebar kemanisan ulung. Semua gadis yang ia dekati tentu saja terpikat dengan kata-kata manisnya. Hingga seorang gadis menarik perhatian Ran, mau seberapa banyak bualan...