10.

1.4K 285 87
                                    

꧁༺༻꧂









Masa mengerang kesal. Dirinya berjalan ke arah toilet di gedung lama. Di tendangnya pintu toilet itu hingga menimbulkan bunyi keras. Emosi menguasainya.

Masa tak habis pikir. Bisa-bisanya gadis menjijikan modelan (name) di sukai oleh Ran. Haitani Ran! Apa selera lelaki itu jatuh jauh ke dasar jurang?

Dari wanita bentukkan sempurna seperti dirinya menjadi wanita dengan bentuk abnormal juga flat seperti (name)? Apa dunia akan kiamat? Dan bahkan apa-apaan tadi di supermarket itu?

Ran yang biasanya tak perduli kepada wanita yang ia kencani malah tadi membela (name)? Aghhh! Sial. Kekesalan Masa mencapai puncaknya. Ia tak bisa begini.

Masa kembali menendang dinding. Ia menggaruk kepalanya yang tak gatal hingga surainya berantakkan. Tidak boleh ini tak boleh! Haitani Ran hanya miliknya! Milik Shizuki Masa! Tak ada yang boleh merebut Ran darinya tak ada!

Masa terduduk di lantai. Ia menggigit bibir bawahnya. Kesal. Lantas mengambil rokok di dalam tasnya dan menghidupkan nya. Ia menghembuskan asapnya ke udara. Terus melakukannya, hingga Masa tak mendengar bel berbunyi. Mendengar pun ia tak perduli.

"Masa, kau di dalam?" pintu terbuka, Masa yang sedang terduduk di lantai itu melirik. Kanji di sana sedang berdiri, Masa menghembuskan asap rokok nya dan membuangnya asal.

"Kanji~ bantu aku hilangin stres lagi ya?" Masa mendekat, mengelus acak dada bidang Kanji. Sementara sang lelaki menghela nafas pelan.

Ia manusia normal. Lelaki normal. Kanji tentu saja tak menolak dengan apa yang di maksud Masa dengan menghilangkan stres. Hanya saja yang tidak di sukai nya saat mereka melakukannya adalah Masa tak pernah menyebut namanya. Wanita itu akan menyebut nama Ran dan bukan dirinya.

"Nee~ Kanji-kyunnne?" Kanji menghela nafasnya lagi. Ia lantas mengangkat tubuh Masa dan di letakkan nya di atas wastafel.

"Satu kali saja ya Masa" Kanji mulai membuka kancing teratas baju Masa sementara wanita itu tersenyum lebar.

"Tentu, yang kasar ya. Ka-n-ji~"

⋆┈┈. ゚ ❃ ུ ❀ ུ ❁ ུ ❃ ུ ❀ ུ

(name) membuang nafasnya pelan. Ia bingung sekarang bagaimana cara agar ia bisa memancing Ran dan membuat pria itu berkata jujur bahwa dirinya yang membakar lukisan (name)?

Tapi, kalau bukan Ran yang melakukannya bagaimana? (name) harus apa? Ia harus mundur? Jadi, pertanyaan selanjutnya bagaimana cara putus dari Ran? (name) mulai mempertanyakan caranya.

"(name)~ kok kau bisa pacaran dengan Ran?" (name) lalu menoleh melihat ke arah Mirai yang kini menatapnya tak habis pikir.

"like, dia bukan cowok baik-baik buat mu loh (name)~ sebagai temanmu kamu harus ngikutin kata-kata ku sih" Mirai menelan roti melon yang ia comot punya (name).

"Sebagai temanmu aku selalu dan pasti benar, percaya deh" (name) tersenyum dan mengangguk singkat. Ia lalu menunjuk roti yang kini di belah dua oleh Mirai.

"Ngomong-ngomong, ini roti Ran loh yang beli. Orangnya emang nggak enak tapi duitnya enak nggak?" Mirai yang mau menelan roti melon itu langsung pura-pura muntah.

"Enak kok, nggak ada duit yang nggak enak" Mirai tertawa kecil, saat mereka asik berbicara dan bersenda gurau tiba-tiba saja ponsel gadis itu berdering.

Aromantic [HAITANI RAN] [✅] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang