20. Permohonan.

1.5K 247 72
                                    

꧁༺༻꧂

⏸️ ──────●──亗







(name) tersenyum senang. Merentangkan tangannya, udara sejuk menerpa dirinya. Angin khas laut tercium olehnya. Burung-burung camar yang terbang indah menghiasi langit dengan kicauannya juga cahaya matahari yang hampir tenggelam. Pemandangan indah di matanya.

Ia kini berada di port of Mafia? Eh nggak

(tunggu! Pelabuhan yang waktu di arc Tenjiku itu apa sih namanya? Port of Yokohama?)

Ia kini berada di pelabuhan, Ran di belakangnya hanya memperhatikan sambil tersenyum. Ia berjalan mendekat ke arah (name) dan memeluk gadis itu dari belakang.

Terlihat seperti scene yang terjadi di film Titanic.

"Suka? Anginnya enak kan?" Ran mendekap erat (name). Memperhatikan gadisnya dari samping. Pipi chubby nya bersemu, matanya menyipit juga bibirnya tersenyum lebar.

Senyuman yang berhasil membuat Ran berdebar. Sungguh, tanpa polesan make up pun (name) benar-benar cantik.

"Heum~ enak banget anginnya" (name) menoleh ke arah Ran. Mengangkat jempolnya ke arah sang kekasih.

"Makasih"

Ran lantas tertawa gemas, ia mengusap pelan kepala (name). Membalikkan badan gadis itu agar menatapnya.

"Udah ya (name), jangan stres lagi" (name) terdiam mendengar nya, ternyata ini alasan Ran mengajaknya jalan-jalan. hatinya sungguh tersentuh mendengar kalimat yang Ran lontarkan barusan.

"Iya nggak kok"

Ran mencium puncak kepala (name) kala melihat gadis itu tersenyum. Rab lalu menarik gadis itu ke salah satu box kontainer terdekat dan mengajak (name) untuk menaikinya.

"Ayo naik" Ran menaiki box terlebih dahulu, berusaha menaiki tangga satu persatu hingga dirinya berdiri sempurna di atas box kontainer.

"(name), nggak mau naik?" Ran melongok ke bawah, bisa di lihat nya gadis itu merengut, (name) menggeleng kan kepalanya. Box kontainer itu sangat tinggi, bagaimana kalau jatuh? Patah kaki?

"Ngapain naik? Nggak mau ah seram" ia menolak mentah-mentah. Ran memutar matanya, menatap datar (name) yang kini berjalan menjauh.

"

Yahh.. Ujung-ujungnya (name) tetap perempuan, punya rasa takut" gumamnya. Ran mengangguk, membenarkan kata-katanya sendiri. Bagaimana pun (name) tetaplah perempuan, gadis itu pasti tetap memiliki rasa takut. Ia lalu loncat turun dari atas box dan untungnya berhasil mendarat dengan sempurna.

Mengejar (name) yang kini berjalan menuju gerbang keluar pelabuhan. Ran lantas menyambar tangan (name), mengaitkan jari-jemari mereka.

"Padahal di atas enak tadi, anginnya sejuk banget, sayang banget kamu ngga mau coba?" (name) melirik sekilas. Ia menggeleng kecil. Melihat Ran yang duduk di atas box tadi saja ia sudah merinding, apalagi jika ia ikut menaiki. Haduh... Seram banget.

"Nggak mau, nanti kalau jatuh gimana? Seram banget tahu" Ran mendengus. Menggeleng kan kepalanya, ia mengelus pelan kepala (name).

"Yah kan jatuh juga kebawah"

Aromantic [HAITANI RAN] [✅] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang