19. Pilihan

1.2K 241 21
                                    

꧁༺༻꧂











Izana mendengus, sungguh ia jengkel. Masa dan Mochi sudah setengah sekarat di depannya. Masa, tubuh wanita itu sudah bergetar hebat akibat menerima pukulan demi pukulan dari Izana. Menenggelamkan wajahnya di dada bidang Mochi, Masa juga bisa merasakan badan lelaki itu mulai bergetar.

Masa menangis. Untuk pertama kalinya ia mengkhawatirkan Mochi. Pria itu memeluk erat tubuhnya, melindungi nya dari amukan Izana.

"IZANA BERHENTI!!! KANJI BISA MATI KALAU KAU PUKUL LAGI!!!" Masa meraung histeris. Izana lantas berhenti menendang. Masa mendongak, memperhatikan wajah Mochi.

Nampak kewalahan tetapi pria itu tetap tersenyum menatapnya. Masa merasakan hatinya teriris. Ia menangis.

"Bodoh, kau bodoh. Tak ada orang yang sebodoh kau Kanji hiks" Masa menggeleng pelan, menangis tersendu-sendu. Mochi memeluk wanita itu, mengeratkan pelukan nya kepada Masa.

"Ah cukup, cukup, hentikan tangisan mu. Dan mulai dengar kan aku"

"Jadi kau Masa, akan ku beri beberapa pilihan" Keduanya lantas menoleh ke arah Izana. Pria itu sudah duduk di sebuah kursi, di belakangnya ada Kakuchou yang membuang muka. Ia tak mau menatap Mochi, pria dengan luka di sebelah matanya itu juga berujar maaf.

Mochi tersenyum ke arah Kakuchou, ia memaklumi bahwa Kakuchou tak akan pernah mau membantah Izana. Tetapi temannya yang satu itu sungguh baik. Bahkan Kakuchou dengan sukarela melepas Mochi, membiarkan temannya itu melindungi Masa.

"Pertama dan yang paling utama, aku mau kau merasa jera. Dengar Masa, ini bukan kali pertama kau melakukan ini" Izana bersandar, ia menghela nafas pelan.

"Para gadis yang di kencani oleh Ran selalu kau ancam dan jika mereka tak menuruti kata-katamu untuk putus dari Ran. Maka kau akan menyiksa mereka, melakukan pelecehan terhadap mereka atau sebagainya. Kau akan tetap melakukan berbagai macam cara agar mereka putus dengan Ran"

Izana memijit pelipisnya, oh ayolah ia yang merasa pusing.

"tawaran pertama, kau harus mengobati mental mu yang agak melenceng itu. Aku mau kau pergi ke psikolog dan menjadi tahanan rumah. Biar orang-orang ku yang mengawasi mu"

"Kedua, menyerahkan dirimu ke polisi. Aku tak menyarankan yang ini sesungguhnya karena aku tahu kau hanya akan semakin gila jika di masukkan kepenjara"

"Ketiga, menjauh dari sini. Perbaik mentalmu, perilaku mu dan segala hal yang rusak dari dirimu. Dan hidup dengan tenang, jangan mencari masalah untuk dirimu sendiri"

"Yang keempat, jika kau tak mau mengambil salah satu kesempatan yang kutawarkan tadi--"

Izana menggantung kalimatnya, mengeluarkan sebuah pisau dari kantung bagian dalam jaketnya. Mengarahkan pisau itu ke arah Masa.

"--kau, kubunuh disini"

⋆┈┈. ゚ ❃ ུ ❀ ུ ❁ ུ ❃ ུ ❀ ུ

Ran membuang nafasnya, ia bosan. Setelah sekolah tahu insiden yang ia terima walau beberapa fakta harus di tutup-tutupi ia di beri waktu libur untuk memulihkan diri.

Sekarang yang lain sedang di sekolah dan dia sendiri di rumah. Ran terduduk menatap ke sekeliling kamarnya benda apa kira-kira yang bisa membantunya menghilangkan rasa bosan ini.

Aromantic [HAITANI RAN] [✅] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang