13

22.9K 1.8K 2
                                    

Saat ini seorang gadis dengan menggunakan kaca mata hitamnya dengan tangan yang dibalut kain kasa,turun dari mobil berwarna hitam dengan seragam yang ia gunakan.

Banyak yang memperhatikan dirinya dengan kebingungan.

Saat melewati parkiran yang terdapat Vir,dkk.
"Cih,sok kecakepan pakai kaca mata"cibir Putra.
Namun,tiba tiba Artha memegang tangan Vivi dengan mencengkeramnya. Sedangkan Vivi,ia menghentakkan tangannya dan otomatis cekalannya melonggar. Vivi pun langsung melewatinya saja,tanpa melirik atau bahkan mengatakan sesuatu.

Ia langsung pergi ke kelasnya.
Hingga Vir merasa ada kejanggalan,lalu ia pun tanpa sengaja melihat tangan Vivi yang di perban dan ada darah yang mengalir.

***

Kini saatnya istirahat.
By the way,Arvan,dkk. Tetap berangkat sekolah namun mereka akan pulang saat jenazah orang tuanya sudah sampai di rumah. Begitupun dengan Vivi.

Saat ini Vivi sedang duduk sendirian tanpa kedua sahabatnya karena mereka berdua tidak berangkat sekolah.

Saat Vivi sedang makan tiba-tiba.
"Boleh kita duduk disini?"tanya Arvan. Sedangkan Vivi,ia hanya mengangguk sebagai jawaban.

Sedari tadi ia tak melepaskan kaca mata hitamnya karena matanya sangat sembab.

"Kamu kenapa? Itu tanganmu kamu lukai lagi?"tanya Arvan
"Gak"jawab Vivi datar.
"Gak kamu aja yang rasain ini,kita juga. Kamu jangan lukai diri kamu gini,mereka bakal sedih kalau kamu kacau gini"ujar Arvan
"Aku capek bang"ucap Vivi
Sedangkan Arvan,ia langsung memeluk Vivi di depan umum tanpa menghiraukan tatapan Vir,dkk. Delin, atau murid lainnya.

Lalu, pelukan itu disusul oleh Elvan, Langit, Kenzo,Vian,dan Devan.

***

Saat ini Vivi,dan Arvan,dkk. Sedang berada di sebuah pemakaman. Tepatnya pemakaman orang tua mereka.

"Bang,Bunda sama Ayah gak akan pergi kan bang hiks hiks... Bunda hiks.... Bang jawab aku bang,ayah sama bunda gak tinggalin kita kan bang. Hiks hiks...."ucap Vivi disela sela tangisannya,ia masih belum bisa menerima kematian orang tuanya.

"Adek,ayah sama Bunda udah tenang. Ayah sama bunda gak tinggalin kita,mereka masih ada. Tapi,mereka didalam hati kita,Adek jangan sedih terus. Adek harus bisa terima semua ini"ucap Arvan menenangkan Vivi.
"Hiks hiks... Ini semua salah Griz hiks... Griz gak bisa jaga Ayah sama Bunda hiks... Griz belum bisa jadi anak yang baik buat Ayah sama Bunda,tapi mereka udah pergi duluan hiks... Griz kangen hiks... Griz pengen dipeluk kalian hiks..."ucap Vivi masih dengan tangisannya.

"Shuttt,ini bukan salah Griz,ini udah takdir"kata Langit.

Para anggota Red Blood sudah mengetahui tentang Vivi,mereka sangat senang karena kehadiran Vivi. Namun,mereka juga sedih melihat kondisi ketuanya yang bersikap dingin tak tersentuh.

Selesai pemakaman,Vivi langsung pulang ke rumah pukul 9.

"Dari mana saja kamu hah!"bentak Papa
"Kalau mau marah besok saja. Saya lelah"ucap Vivi.
"Iya Lo lelah. Lelah habis jadi jala**"sinis Arthur.

PRANGG

Vivi langsung melemparkan vas bunga kecil kearah Arthur.
"Gue udah bilang gue capek. Lo ngerti gak sih bahasa manusia!"bentak Vivi.
Tanpa basa-basi ia pun langsung pergi ke kamarnya untuk istirahat.

***

Pagi ini adalah Weekend.
Karena merasa bosan, akhirnya Vivi pun memutuskan untuk pergi ke makam orang tuanya.

Setelah selesai mandi dan bersiap-siap dengan pakaian serba hitamnya

Vivi pun langsung memasuki mobilnya,dan menjalankan menuju makam khusus Keluarga Chalondra.

***

Beberapa menit kemudian akhirnya Vivi sudah sampai di makam.

"Hai Ayah,Bunda. Kalian tau gak Griz kangen banget sama kalian,maafin Griz ya karena Griz gak ada saat hari terakhir kalian. Maaf kalau selama ini Griz selalu bandel,Griz janji gak akan pernah bangun siang lagi,Griz juga gak akan buat ulah  asalkan bunda sama Ayah kembali lagi.

Griz kangen sama kalian,maafin Griz Yah,Bun karena Griz gak bilang kalau masih hidup. Aku sayang kalian,kenapa kalian malah pergi tinggalin Griz.
Disini gak ada yang sayang sama Griz,cuman para Abang Griz yang sayang ke aku. Bunda sama Ayah kapan kembali lagi hiks.... Griz kangen sama Bunda dan Ayah hiks....

Bunda,Ayah Griz bakal cari siapa pelaku dibalik semua yang terjadi. Griz pamit pulang dulu ya,Griz mau ke kantor dulu.

Bye bye Bunda,Ayah"ucap Vivi

***

Setelah dari makam tadi Vivi pun memutuskan untuk pergi ke markasnya.

Setelah beberapa menit kemudian, akhirnya Vivi pun sampai di sebuah mansion besar yang tak lain adalah markas Red Blood.

Namun,saat Vivi akan masuk kedalam markas,ia di cegah oleh penjaga markasnya.

"Heh anak kecil,mau kemana kamu. Lebih baik kamu pulang saja sana,disini bukan tempat bermain"ucap salah satu penjaga.
"Awas minggir deh Lo"ucap Vivi

"Jangan ngeyel,lebih baik Lo keluar dengan cara baik-baik atau dengan cara kasar"kata penjaga kedua
"Cih,emang Lo berani. Sini 3 lawan 1 kalau bisa"tantang Vivi.

Ketiga penjaga itu langsung memukul Vivi,tetapi dengan lincah Vivi menghindar.

Karena merasa ada celah untuk menyerang,tanpa pikir panjang Vivi langsung menyerang ketiganya dengan brutal hingga membuat mereka bertiga terkapar tak berdaya.

Tiba-tiba ada seorang laki-laki berperawakan tinggi dengan lengan berototnya.

"ADA APA INI?"tanya lelaki itu dengan berteriak.
"Hai"ucap Vivi.
"Loh kamu disini,jangan bilang kalau ini semua ulah kamu"kata lelaki itu yang tak lain adalah Elvan
"Iya, habisnya mau masuk gak boleh kok"ucap Vivi. Ia pun langsung masuk tanpa menghiraukan Elvan yang sedang geleng geleng kepala.

***







Author lagi badmood,so kalau part ini gj sorry banget.

See you next part....



SMG,7 November 2021

TRANSMIGRATION OF GRIZ Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang