Malam ini Vivi terpaksa menginap di mansion Levronka, karena paksaan dan bujukan.
Mau tak mau ia pun menyetujuinya.
Kini Vivi sedang berada di ruang keluarga bersama dengan seluruh keluarga Levronka.
"Sayang, maafin kita semua ya"ucap Papa
Sedangkan Vivi, ia hanya melirik tanpa mengucapkan apapun.Ia juga berpikir, apakah ini waktunya untuk mereka tau tentang siapakah dirinya.
"Dek, maafin kita semua ya dek. Kita udah nyesel"ucap Artha
"Saya tidak punya hak untuk memaafkan kalian, Vivi lah yang punya hak untuk memaafkan kalian"ujar Vivi/Griz."Apa maksud mu sayang?"tanya Mama
"Huft... Saya bukan Vivi"jawabnya."Gak, gak mungkin. Dek, jangan bohong dek. Gak lucu ih"elak Arthur
"Saya tidak bohong"ucap Vivi
"DIMANA VIVI KITA HAH?"tanya Sakha dengan suara keras dan membentak."Dia sudah bahagia di alam keabadian"jawab Vivi.
"Maksud kamu apa?"tanya Papa dengan suara yang sudah berubah dingin dan datar."Kalian bukan orang bodoh yang tidak tau apa maksud saya"kata Vivi
"Saya akan menjelaskan apa yang terjadi, tapi jangan potong ucapan saya"lanjut Vivi"Katakan"titah Papa
Vivi pun mengambil nafas panjang, dan menceritakan semuanya."Saya Queena Grizelle Chalondra, sebelumnya saya minta maaf karena saya menempati tubuh ini.
sebelumnya Saya tidak tau apa yang terjadi, namun berkat ingatan dari anak kalian saya tau apa yang terjadi.
Apa kalian masih ingat dengan kejadian beberapa bulan lalu sebelum Vivi koma?, Itulah kesalahan terbesar yang kalian perbuat.
Kalian membentak, dan menyiksa Vivi tanpa belas kasih. Bahkan, kalian membandingkan dengan Delin.
Malam itu, Vivi mengendarai mobilnya dengan kecepatan tinggi setelah kalian mencaci makinya.
Namun, nasib buruk menimpanya. Ia mengalami kecelakaan, yang menyebabkan jiwanya meninggal.
Maybe jika dirinya tak putus asa dengan kehidupannya ini Vivi masih ada di dunia.
Namun, ternyata ia menyerah dengan keadaan ini. Di tempat yang berbeda, pada malam yang sama saya pergi ke sirkuit balap.
Saat saya mengikuti acara balap itu, kemalangan menimpa saya. Rival saya menggunakan cara licik untuk memenangkan pertandingan itu, dan cara itu berhasil hingga membuat Raga saya mati.
Saat saya sampai di rumah sakit, dokter menyatakan saya sudah tiada. Namun, itu tidak bagi saya.
Ntah kenapa bisa saya masuk ke tubuh Vivi. Jujur dia memaksa saya untuk masuk ke tubuh ini untuk membalaskan rasa sakitnya, dan mengubah pandangan semua orang tentang dirinya.
Terserah kalian mau percaya atau tidak, namun itulah yang terjadi.
Saya juga yakin kalian menyadari perubahan saya setelah bangun dari koma"jelas Vivi/Griz.
Semua orang berderai air mata, mendengar cerita Vivi/ Griz. Inilah yang Griz benci, kenapa orang selalu menyesal di akhir.
Namun, tiba tiba Vivi yang asli datang.
"Aku sudah memaafkan kalian. Aku juga sudah bahagia bersama dengan orang yang aku cinta. Aku harap kalian bisa berdamai dengan masa lalu, dan jangan sedih lagi"ucap Vivi yang asli dan pergi.
Lalu, kesadaran Vivi/Griz mulai terkumpul.
"Sudah mendengar kata Vivi bukan? Baiklah saya akan pergi"ucap Vivi/ Griz.Saat Vivi/ Griz akan pergi. Suara Mama memberhentikan langkahnya.
"Mama mohon tinggal disini saja nak"ucap Mama
"Saya tidak bisa, saya juga punya keluarga sendiri. Lagian saya juga punya banyak urusan, saya akan menyelesaikan urusan saya terlebih dahulu. Jika sudah selesai, saya akan memikirkan ucapan Tante"jelas Vivi."Apa urusanmu G-griz?"tanya Sakha
"Panggil Vivi saja bila kesusahan. Dan anda tidak perlu tau"ucap Vivi dan ia pun langsung pergi dan masuk ke dalam mobilnya, menjalankannya ke taman kota.***
Kini Vivi sudah berada di taman kota yang cukup sepi itu.
Ia memikirkan masalahnya akhir akhir ini yang tak lain adalah pesan pesan yang setiap hari menghantuinya dengan nomor yang sama.
Saat sedang melamun tiba tiba ada seseorang yang datang dan duduk di sampingnya.
"Hai, Lo kenapa?"tanya orang tadi. Vivi pun terkejut dan menengok ke samping.
"Oh hai, gue gak papa kok"jawab Vivi
"Kenapa di sini sendirian? Lo gak takut?"tanya lelaki itu"Kenapa takut? Gue di ajarkan buat gak boleh takut selagi kita benar, gue cuman di ajarkan untuk takut pada Tuhan"jelas Vivi.
"Eh ya, btw Lo Gio kan?"tanya Vivi
"Iya"jawab Gio.
"Ternyata Lo cerewet dan gak sedingin di sekolah ya"lanjut Gio
Ntah sejak kapan Vivi menjadi cerewet seperti ini."Hah?"beo Vivi
"Gak"singkat Gio, Vivi pun hanya mengangguk.***
Pagi pun tiba, hari ini kebetulan sekali adalah hari Minggu.
Vivi berencana akan pergi ke mansion Keluarga Chalondra.
Namun, saat di tengah jalan, tanpa sengaja dirinya melihat segerombolan orang mengikuti mobilnya.
Tentu saja Vivi langsung menambah kecepatan mobilnya, namun, salah satu di antara mereka menembakkan peluru tepat di ban mobil Vivi.
Bukannya oleng atau apapun, melainkan mobil yang di kendarai Vivi tetap berjalan dengan kecepatan yang sama.
Karena, Mobil milik Vivi memang di desain anti peluru atau apapun itu yang termasuk pada senjata tajam.
Ntah itu ban mobilnya, atau kaca mobil.
Karena sudah sangat geram, Vivi pun mengambil pistol miliknya, ia pun menembak ke salah satu gerombolan orang tadi.
Jika orang orang biasanya akan menembak di ban, maka Vivi lebih menembak langsung alias menembak si pengendara motornya.
Dengan kecepatan yang mulai menurun, Vivi pun langsung mengambil 2 pistol dan 3 pisau lipat yang selalu ia bawa.
Pertama ia melemparkan ketiga pisau itu.
Jlebb
ARGHHHHHHH
Jlebb
Jlebb
ARRRGGHH
kemudian Vivi menembak orang orang yang tersisa.
Semua orang tadi menjerit kesakitan. Setelah ia rasa cukup, Vivi pun memasukkan pistolnya kembali dan menjalankan mobilnya menuju mansion keluarga Chalondra.
Hai.... Thx semua...
TBC...
KAMU SEDANG MEMBACA
TRANSMIGRATION OF GRIZ
RandomQUEENA GRIZELLE CHALONDRA. nama yang cantik, secantik orangnya. Griz/Queen merupakan panggilannya. keturunan dari keluarga Chalondra. siapa yang tak kenal Chalondra? keluarga kaya raya, dan mendapatkan urutan ke 2 di dunia. Griz, memiliki dua kakak...