19

20K 1.6K 30
                                    

Hari hari berlalu,tak terasa sudah 2 bulan Griz berada diraga Vivi.

Ntah mengapa Vivi merasa sesuatu buruk akan terjadi. Tetapi ia berusaha berpikir positif. Dengan kecepatan tinggi,ia mengendarai mobilnya menuju mansion keluarga Levronka.

Saat ia sudah sampai,Vivi pun langsung masuk kedalam rumah itu.

Namun tiba-tiba,

Plakk

Tamparan keras menggema di mansion itu,papa Vivi dengan kerasnya menampar pipi Vivi.

"APA KURANG UANG YANG SAYA BERIKAN PADAMU HAH! SAMPAI SAMPAI KAMU HARUS MENJADI JALA**"bentak dan teriak Papa
"Jaga ucapan anda tuan"ucap Vivi

"VIVI!"bentak Artha
Huh,Vivi sangat malas berdebat,alhasil dirinya langsung berbicara.

"Terserah kalian mau mengatakan saya apa,tetapi saya tidak seperti apa yang anda katakan. Sekarang saya mau tanya,apa mau anda?"tanya Vivi
"PERGI KAMU DARI SINI, SAYA MALU PUNYA ANAK SEPERTI KAMU"bentak Papa
"Terima kasih, saya akan pergi"ucap Vivi santai dan melenggang pergi.

Namun,saat diambang pintu Arthur mengatakan sesuatu.
"Jangan harap Lo bisa kembali lagi,gue yakin habis ini Lo bakal jadi gembel. Secara kan semua barang Lo udah disita"sinis Arthur

"Dan anda harus ingat, jangan harap saya bisa memaafkan kalian setelah perbuatan kalian. Satu lagi,bisa jadi ucapan anda akan berbalik kepada diri anda sendiri tuan Arthur yang bodoh"ucap Vivi,ia pun berlalu pergi menaiki motornya.

Kini tujuannya adalah Mansion miliknya yang kebetulan tak jauh dari markasnya maupun sekolahnya.

Vivi pun sudah sampai di mansion miliknya dan dengan segera ia merebahkan tubuhnya ke kasur dan tak lama kantuk menghampirinya.

***

Vivi sudah siap dengan pakaian sekolahnya. Ia pun berjalan keluar mansion dan mengambil mobil sport keluaran terbarunya.

Saat di perjalanan tanpa sengaja dirinya melihat Arthur,dkk. Yang sedang mengendarai motor sport Mereka.

Dengan sengaja Vivi menambah laju mobilnya dan melewati Arthur,dkk. Begitu saja. Tentu hal itu membuat Arthur,dkk. Sangat marah.

"Ikuti dia"perintah Vir dengan suara keras. Mereka pun menurut dan mengikuti mobil berwarna emas yang tak lain adalah mobil Vivi.

Namun,anehnya mobil yang mereka ikuti melaju kearah sekolah mereka.

Benar saja,tak butuh waktu lama mobil itu memasuki sekolah dan memberhentikan di parkiran.

Setelah Vir,dkk. Datang dan memarkirkan motornya mereka langsung mendatangi mobil Vivi dan mengetuk kaca pintu.

Tok tok tok

"Woy keluar Lo!"ucap Putra
Sedangkan Vivi,ia masih sibuk dengan handphonenya dan airpods miliknya.

Setelah selesai dengan handphone miliknya,Vivi pun mengambil tas miliknya dan membuka pintu dengan gaya slow motion,jangan lupakan kaca mata hitamnya.

Otomatis hal pertama yang ia lihat adalah Vir,dkk. Namun,Vivi hanya bersikap biasa saja tanpa mempedulikan mereka.

Saat dirinya akan berjalan menuju kelas,tangannya di cekal oleh Vir.

"Maksud Lo apa?"tanya Vir dengan mata tajamnya.
"Ntahlah"acuh Vivi dan berlalu pergi ke kelasnya tanpa mempedulikan geraman Vir.

Vivi pun pergi ke kelasnya dengan airpods di telinganya.

Ia tak mempedulikan tatapan para siswa/i.

***

Kini saatnya istirahat,kali ini Vivi hanya sendirian,karena sahabatnya sedang tidak berangkat sekolah.

Karena malas makan, alhasil dirinya hanya memesan minuman saja.

Letak mejanya dengan meja Vir,dkk. Tidak jauh,bahkan bersebelahan.

Banyak cibiran yang dikeluarkan Vir,dkk. Kecuali Eros.

"Hahaha,udah miskin ya"ejek Arthur
"Ya iyalah miskin,kan habis diusir. Palingan nih ya,mobilnya tadi hasil dari maling"tuduh Putra
"Kalian jangan gitu ihh,kasian kak Vivi"ucap Delin.

"Ngapain dikasihani,emang dia pantes dapat itu semua. Tuh liat, sekarang dia jadi gembel. Kagak punya uang pula"ucap Sakha
Sedangkan para murid hanya menyimak ucapan Vir,dkk.

"Iya sayang,jangan kasihan sama orang kayak dia"ucap Vir pada Delin.
Karena sudah sangat jengah,Vivi pun berdiri dari duduknya memanggil kepala sekolah yang tak lain adalah anak buahnya melalui telfon.

Tak berselang lama kepala sekolah itupun datang ke meja Vivi,semua murid sangat bingung begitupun dengan Vir,dkk.

"Ambilkan tas saya di kelas"perintah Vivi,kepala sekolah tadi pun mengangguk dan pergi dari kantin.

"Ini Queen"ucap kepala sekolah itu,dan berlalu pergi. Namun,sebelum itu Vivi sudah mengucapkan terima kasih.

Kemudian,Vivi pun mengambil dompet hitamnya,semua murid terkejut. Bagaimana tidak,didalam dompet itu terlihat jelas bahwa ada banyak Black Card,kartu ATM,dan uang.

Vivi pun mengambil satu persatu Black Card dan diletakkannya di meja,semua murid menelan salivanya susah, sebab Vivi mengeluarkan Black Card sebanyak 7 kartu.

Ia pun berjalan kearah meja Vir,dkk.

"Nih buat kalian semua. Biar tu mulut kagak usah sembarangan rendahin orang apalagi fitnah"ucap Vivi. Ia pun memberikan satu persatu kartu hitam itu pada Vir,dkk. Dan Delin,namun Vivi tak memberikannya pada Eros.

"Ingat ini,gue bukan Vivi yang dulu,Vivi yang lemah"ucap Vivi disertai seringaian.
"Oh ya, Eros lo gak gue kasih. Karena itu cuman diperuntukkan buat orang yang gak punya hati,gak punya etika,dan maybe sebentar lagi bakal bangkrut"lanjut Vivi dan berlalu pergi.

"Wah gila sih"ucap Putra disertai gelengan kepala.
"Kita di rendahin,pulang sekolah kita hajar dia"ucap Vir.

Namun,tanpa disadari mereka,Vivi mendengar itu semua.

"Heh,mau bermain-main dengan Queen hah"batin Vivi.


Haiii,author mau bilang.

Tenang aja cerita ini bakal ttp lanjut gak jadi Hiatus,tapi author gak bisa janji terus update setiap hari. Okay???!!!!

Thank You Readers....

TRANSMIGRATION OF GRIZ Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang