12

23.2K 2K 8
                                    

Sedangkan Vivi yang sedari tadi di perhatikan pun tak mempedulikannya.

Tiba tiba...

***

Tiba tiba handphone milik Arvan kembali berbunyi.

Kenapa
(Tuan dan Nyonya mengalami kecelakaan pesawat rute Amerika–Korea)
APA! KENAPA BISA TERJADI
(Pesawat yang ditumpangi Tuan dan Nyonya hilang kendali. Saat ini jenazah Tuan dan Nyonya sudah berada di Amerika dan akan dibawa ke Indonesia besok siang)

Tut

Tanpa menunggu,Arvan pun langsung mematikan telfonnya. Ia sangat marah dan sedih ketika mendengar kabar tak mengenakkan itu.

"Dek"panggil Arvan dengan mata berkaca-kaca.
"Kenapa bang?"tanya Elvan
"Kenapa?"tanya Vivi
"Aybun (Ayah Bunda) kecelakaan pesawat,saat mau ke Korea, sekarang jenazahnya lagi di Amerika"jawab Arvan

Deg

Bagai tersambar petir,hati Vivi dan Elvan yang mendengar kabar itu sangat sakit.

BRAKKK

PRANGG

PYARRRR

Karena Vivi sangat emosi,dia pun membanting apapun yang ada di sekitarnya. Bahkan,meja makannya ia gebrak hingga membelah menjadi dua.

"ARGHHHHHHH"pekik Vivi seraya memukul tembok hingga retak. Hal itu membuat darah segar mengalir dari sela sela jarinya.

Arvan dan Elvan yang melihat adiknya sudah tak bisa mengendalikan emosinya,merasa kasihan. Alhasil Arvan dan Elvan memeluk tubuh Vivi.

"Jangan gini"ucap Arvan seraya menahan tangan Vivi yang akan memukul dinding lagi.

"Hiks hiks... Kenapa mereka tinggalin aku hiks... Ini semua salah aku hiks... Aku belum ketemu mereka hiks..."ucap Vivi diiringi tangisannya.

"Shuttt jangan salahin diri kamu,ini semua bukan salah kamu"ujar Elvan
"Jangan nangis,masih ada kita"ucap Langit
Lalu,Vivi pun langsung melepaskan pelukannya. Bola matanya juga sudah berubah menjadi Merah dengan gradasi hitam yang menandakan alter ego nya datang.

"Siapa yang lakuin ini?"tanya Vivi
"Vi– eh maksudku Alex,kita gak tau"jawab Arvan lesu.

Ya! Alter ego Vivi kali ini adalah Alex

"Golden Death"ucap Alex
Tanpa ba-bi-bu,Vivi langsung berlari ke arah parkiran dan mengambil motornya.

Hal itu tak lepas dari penglihatan orang kantin. Bahkan,Delin sudah ketakutan. 2A dan Sakha yang tadinya berniat akan menenangkan Vivi pun tak jadi,karena mereka lebih mementingkan Ego nya.

Langsung saja Arvan,dkk. Berlari mengikuti Vivi dari belakang.

***

Kini Vivi sudah sampai di markas Golden Death,ia tak lupa menggunakan topeng, begitupun dengan Arvan,dkk.

"MANA KETUA LO HAH!"teriak dan bentak Vivi.
Para penjaga pun langsung menyerang Vivi,dan Arvan,dkk.

"ADA APA INI?"tanya seseorang dengan suara menggelegar.
"KAU KETUANYA?"tanya Vivi balik
"YA!ADA APA KAU KEMARI HAH! MAU JADI JALA** KU YA"ucap orang itu.

"Cih,berani sekali kau"sinis Vivi a.k.a Alex
Tanpa basa-basi Vivi pun langsung menyerang Leader GD, sedangkan Arvan,dkk. Mereka menyerang anggota GD.

"APA YANG UDAH LO LAKUIN SAMA PERUSAHAAN GUE DAN TENTANG ORANG TUA GUE HAH!"bentak Vivi seraya kakinya yang berada di perut orang itu.
"SIAPA LO?*tanya Leader GD
"I'M OF QUEEN DARKNESS AND I'M LEADER RED BLOOD"jawab Vivi keras.
"GUE TANYA BANGS** DIMANA BERKAS GUE YANG LO AMBIL HAH! TERUS APA YANG UDAH LO LAKUIN SAMA PESAWAT BOKAP NYOKAP GUE HAH!"tanya Vivi disertai bentakan.

Karena emosinya sudah tak terkendali,Vivi pun langsung menghajar habis habisan Leader GD tadi.

"CEPETAN NGAKU!"bentak Vivi. Tetapi orang tadi tak mengeluarkan satu kata pun,hal itu membuat Vivi geram. Langsung saja ia menebas kepala leader GD tadi,dan memanggil Arvan,dkk.

"BANG"teriak Vivi
Dengan tergesa-gesa Arvan,dkk. Datang

"Ada apa?"tanya Arvan
"dimana berkasnya?"tanya Vivi
"Udah ada di Kenzo"jawab Arvan,Vivi pun mengangguk dan pergi dari tempat itu.

Kini ia akan kembali ke rumah,ia sungguh lelah ditambah kabar buruk tentang orang tuanya membuat Vivi menjadi depresi.

***

Sesampainya di rumah,hal pertama yang ia dapati adalah tamparan dan cacian.

Plakk

Suara tamparan menggema di penjuru rumah itu.

Vivi mendapatkan tamparan keras dari Atmadja,yang tak lain adalah Papa Vivi asli.

"KAMU APAKAN DELIN HAH! KAMU ITU UDAH GAK WARAS YA! KENAPA KAMU GAK MATI AJA SEKALIAN SIH! KAMU SELALU AJA NYAKITIN DELIN! PADAHAL DIA ITU GAK SALAH APAPUN SAMA KAMU!"bentak Papa
"SAYA MALU PUNYA ANAK SEPERTI KAMU! SAYA MENYESAL TELAH MELAHIRKAN KAMU!"bentak Mama.

"cih,dasar tak tau diri"sinis Sakha
Huft... Sudah cukup,dia sudah tak dapat menahan emosinya lagi.

Vivi yang sudah tak dapat menahan emosinya pun langsung memecahkan Vas bunga. Namun,sebelum pecah Vivi melemparkan Vas bunga itu kedepan Keluarganya yang kini sedang berdiri berhadapan dengannya.

"UDAH CUKUP! KALIAN SELALU BELAIN DELIN! DELIN TERUS YANG ADA DI OTAK KALIAN,dan ANDA NYONYA ANYA SAFIRA LEVRONKA,SAYA TIDAK BERHARAP DILAHIRKAN OLEH ANDA! SAYA JUGA MENYESAL DILAHIRKAN OLEH ORANG YANG TIDAK PUNYA HATI SEPERTI ANDA! UNTUK ANDA TUAN ATMADJA LEVRONKA,ANDA SELALU MEMOJOKKAN SAYA SEOLAH SAYALAH DISINI YANG MELAKUKAN SEMUA ITU PADA DELIN! DAN LO SAKHA,LO ITU BILANG GUE GAK TAU DIRIKAN? DISINI SIAPA YANG GAK TAU DIRI HAH! SADAR WOY,LO ITU CUMAN BEBAN KELUARGA. DAN SATU LAGI, JANGAN SAMAKAN SAYA DENGAN ORANG LAIN,ATAU NASIB KALIAN AKAN SAMA SEPERTI ORANG LAIN YANG SUDAH KEHILANGAN SELURUH HARTANYA BAHKAN KEJIWAANNYA"ucap Vivi.

lalu ia pun mengeluarkan sebuah pistol dan memberikannya pada Atmadja.

"Kau menginginkan aku mati bukan,sekarang tembak aku"perintah Vivi. Mereka sangat terkejut,Namun tak ada pergerakan sama sekali oleh Atmadja.

"CEPAT! KAU MENGINGINKAN AKU MATI BUKAN! SEKARANG TEMBAK AKU! TEMBAK AKU hiks... Hiks...! TUNGGU APA LAGI HAH,AKU LEBIH BAIK BERTEMU DENGAN ORANG YANG KU SAYANG DARIPADA AKU HARUS BERTEMU DENGAN KALIAN! CEPAT!"teriak Vivi,ia pun menangis tersedu-sedu hingga terjatuh dilantai.

Tanpa sepatah kata,Vivi langsung masuk kedalam kamarnya. Bahkan saat ini kondisinya sangat kacau,ia terus membanting semua barang yang ada di sekitarnya.

Bahkan,kaca rias di kamarnya sudah tak terbentuk karena pukulannya. Luka yang tadi pagi belum sembuh,namun sekarang sudah mendapat luka kembali bahkan sangat parah karena serpihan kaca yang lumayan banyak mengenai telapak tangannya.

Meskipun darah keluar dari tangannya,ia tak peduli. Rasa sakit di badannya tak ia pedulikan,ia sangat merasa sakit batinnya.

Bunda dan Ayahnya sudah pergi,bahkan sebelum dirinya menemui mereka untuk menceritakan semuanya tetapi takdir berkata lain.

Sungguh ia sangat marah, pandangannya bahkan kosong. Hanya ada air mata,dan kesedihan yang mendalam di matanya.

"Hiks hiks... Kenapa kalian jahat hiks... Kenapa kalian tinggalin aku hiks... Aku hiks... Kangen sama kalian hiks..."ucap Vivi di sertai tangisannya.

TRANSMIGRATION OF GRIZ Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang