25

18.9K 1.4K 30
                                    

Kini Vivi sedang berada di Rooftop.

Ia memejamkan matanya menikmati hembusan angin yang menerpa wajah putihnya.

Namun, tiba tiba...
"Dek"panggil seseorang
"Hm?"dehem Vivi.
"Nanti pulsek Aybun mau kesini, katanya mau ke kantor kamu"jawab Arvan
"Terus?"tanya Vivi

"CK. Kamu ada meeting, dan kamu harus ikut. Kata ayah kamu jangan kasih tanggung jawab kamu ke Rissa terus, katanya kasihan"jawab Arvan
"Hm"dehem Vivi. Tentu saja Arvan sangat kesal, dan berlalu pergi dari rooftop.

Namun, lagi lagi ketenangannya terganggu akibat suara seseorang memanggilnya.

"Dek, Mama sama Papa pengen ketemu kamu. Mereka kangen sama kamu"ucap orang tadi yang tak lain adalah Arthur, bersama dengan Artha,dan Sakha.

"Aishhh kenapa sih dari tadi di ganggu Mulu"gerutu Vivi dan membuka matanya.

"Ya terus, gue harus gimana?"tanya Vivi
"Kamu pulang ya kerumah"pinta Artha
"Ngapain juga gue pulang? Toh gue pergi juga mau kalian. Kenapa gue kayak barang? Heh, gue ini bukan barang ya yang bisa kalian ambil dan buang"ucap Vivi dengan tatapan sinisnya.

"Dek, Abang mohon. Maafin kita ya"ucap Sakha
"Maaf? Cih, udah basi"ucap Vivi dan berlalu pergi meninggalkan ketiga lelaki itu dengan tatapan sendu.

"Bang, apa kita udah gak bisa dapat maaf dari Vivi?"tanya Sakha pada kedua kakaknya seraya menatap kepergian Vivi
"Ntahlah Sakh, kita hurus optimis. Kita harus percaya jika Vivi bisa maafin kita"ujar Artha penuh tekad
"Sudahlah, ayo ke kelas"kata Arthur.

***

Bel istirahat berbunyi, semua orang berbondong-bondong pergi ke kantin.

Tak terkecuali Vivi dan Sherly.
Ah ya, ngomong ngomong tentang kondisi Kiran saat ini, dirinya sedang di penjara.

"Mau pesen apa Vi?"tanya Sherly
"Bakso aja deh, sama jus mangga"jawab Vivi. Sherly pun mengangguk dan pergi ke tempat pemesanan.

***

Sesuai yang dikatakan oleh Arvan tadi pagi, Vivi pun langsung keluar kelas bersama dengan anggotanya.

Namun, saat di jalan mereka berpapasan dengan Vir,dkk.
Saat Vivi akan melangkahkan kakinya menuju Ayah dan Bundanya yang sudah menunggu di luar gerbang. Tangannya di cekal oleh Artha

"Dek, ayo pulang bareng Abang"ajak Artha
"Abang?"beo Vivi
2A dan Sakha pun mengangguk, hal itu tentu membuat Vivi tertawa.

"Hahaha, Lo ngelucu? Gue gak punya kali Abang modelan kalian"sinis Vivi
"Dek, Abang mohon ayo pulang. Temuin Papa dan Mama"ucap Sakha

"Tidak berminat"tegas Vivi dan berlangsung pergi diikuti inti RB dengan kedua tangannya menggandeng tangan Arvan dan Elvan.

Hal itu tak luput dari pandangan Vir,dkk. 2A, Sakha, dan Vir tak terima, mereka juga menggeram marah dengan tangan yang mengepal kuat.

Bagi mereka kenapa Vivi lebih lembut kepada orang asing, namun berbanding terbalik pada mereka. Tetapi, hal itu tidak untuk Vivi.
Mereka-lah yang orang asing.

***

Setelah perdebatan tadi, Vivi dan anggotanya menghampiri dua orang paruh baya.

"Hai Aybun"sapa Vivi, tak lupa mencium pipi mereka. Dan kebetulan sekali, Vir,dkk. Baru saja lewat dan dapat melihat jelas Vivi mencium dua orang paruh baya berbeda gender.

"Hai sayang. Ayo masuk mobil"ucap Bunda
"Iya sayang"ucap Ayah.
Mereka bertiga pun memasuki mobil dan tak lupa berpamitan pada inti RB.

"Guys, gue pergi duluan ya"ucap Vivi
"Hati hati bos"ucap Langit,dkk.

***

Setelah beberapa menit di dalam mobil, kini mereka suda sampai di kantor yang mewah dan besar.

Ayah, Bunda, dan Vivi menggunakan topeng berwarna beda. Tetapi khusus untuk Vivi, dirinya menggunakan topeng berwarna gold dan jaket hitam dengan masing-masing bertanda QUEEN

Tetapi hanya Arvan dan Elvan yang tidak menggunakan topeng, melainkan sebuah jaket dengan sebuah tulisan kecil RED BLOOD.

Semua karyawan menunduk, tak berani menatap mereka. Meskipun banyak yang tidak tau, siapa tiga orang yang berada di samping Arvan dan Elvan.

Saat akan melewati sebuah meja karyawan, mereka harus berhenti karena seorang perempuan dengan dandanan menor, dan pakaian ketat menghampiri Arvan dan tak lupa bergelayut manja.

Ingin sekali mereka menertawakan Arvan yang terlihat jijik dan risih karena perempuan itu.
Namun, mereka ingat jika mereka harus menjaga image.

"Lepas!"bentak Arvan
"Ihhh, sayang kamu kok gitu sih"ucap perempuan itu.
"Gue bilang lepas Bitch"bentak Arvan lagi.

"Gak mau ih"rengek perempuan tadi dengan name tag Finda.
"Lepaskan dia"tegas Vivi dengan aura yang mencekam.

"Gak mau, Lo siapa? Kesini pakai hitam hitam mau ngelayat Lo?"sinis Finda
"Iya mau ngelayat, Lo kan yang mati"ucap Vivi tak kalah sinis.

"Berani banget ya Lo!"bentak Finda
"Tentu"singkat Vivi.
"Ayang, lihat tuh orang gila. Usir gih, aku gak mau ada dia disini. Pasti mau godain kamu deh. Kayaknya dia jala** sayang."tuduh Finda

Ucapan Finda barusan membuat Arvan dan yang lain menggeram marah.
"Tutup mulut sialan Lo itu Bitch!"bentak Arvan
"Lo kali yang jala** secara kan Lo dari tadi godain Arvan Mulu"ujar Vivi.

Finda sangat geram, saat dirinya mengangkat tangan untuk menampar Vivi tiba tiba seseorang datang.

"STOP!"seru orang tadi.
Finda yang tau itu siapa langsung menunduk, tak lupa menurunkan tangannya.



......

TBC all....

TRANSMIGRATION OF GRIZ Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang