27

16.7K 1.4K 31
                                    

Pagi ini Vivi akan berangkat sekolah bersama dengan Rissa.

"CK. Buruan Ris"kesal Vivi. Pasalnya ia sudah menunggu 20 menit di rumah Rissa.

"Iya ya"ucap Rissa
Mereka pun memasuki mobil Vivi, dan melajukan ke arah sekolah.

***

Beberapa menit kemudian, akhirnya mobil koenigsegg ccxr trevita yang berharga fantastis itu berhenti di parkiran sekolah.

Semua memekik heran dengan pemilik mobil itu.

Sedangkan si pemilik mobil hanya acuh, berbeda dengan orang di sebelahnya yang berteriak tak jelas.

"AAAAAAAAAA gue baru Dateng udah banyak fansnya"PD Rissa padahal mereka belum turun dari mobil.
"CK, diem gitu loh"kesal Vivi.

"Aishhh Lo mah"gerutu Rissa
"Lo mau turun atau diem disini?"tanya Vivi
"Iya iya"ucap Rissa dan mereka pun keluar dari mobil itu.

Saat mereka keluar semua murid memekik terkejut.

Namun, lagi lagi Vivi tak menghiraukannya berbeda dengan Rissa yang sudah kegirangan.

"Kyaaaa, gue punya banyak fans"heboh Rissa
"Lebay"celetuk Vivi, ia pun pergi meninggalkan Rissa yang menggerutu tak jelas.

***

Kini mereka berdua tengah berdebat di depan ruang kepala sekolah.

"Ayolah Vi, anterin masuk dong"rengek Rissa
"Apaan sih, masuk sendiri lah"ucap Vivi
"Ah Lo mah, gue canggung kalau ketemu Bang Satria"ujar Rissa

"Bodo amat. Udah buruan gue tungguin di sini, kalau gak mau gue tinggal"kata Vivi
Mau tak mau Rissa pun menurut dan masuk ke dalam ruang kepala sekolah.

"Bang"panggil Rissa
"Siapa?"tanya Satria yang belum membalikkan kursinya.
"Balik dulu"suruh Rissa, Satria pun membalikkan kursinya dan otomatis badannya kini menghadap ke arah Rissa.

"Kenapa kesini?"tanya Satria
"A-anu, a-aku mau sekolah di sini"gugup Rissa.
"Hm, kelasnya sama kayak Vivi"ucap Satria
"I-iya, thanks"kata Rissa dan berlalu pergi dengan berlari, namun kemalangan datang padanya.

Saat tengah berlari, tanpa sengaja ia terjatuh karena menabrak sofa.

"Aishhh, kenapa malah ada sofa disini sih. Tadi perasaan gak ada, ah bodo lah"gerutu Rissa
"Dari tadi sofa ada di situ Rissa"ucap Satria
"Sa bodo amat"kata Rissa.

Saat ia ingin berdiri, namun tiba-tiba kakinya sakit. Hemmm sepertinya keseleo.

"Sshhh"ringis Rissa.
Satria yang mendengarnya langsung berdiri dari duduknya dan menghampiri Rissa.

"Kenapa?"tanya Satria
"Punya mata kan? Lihat dong, kaki gue keseleo. Masih tanya kenapa"ucap Rissa ngegas.

"Sini saya bantu"ucap Satria,dan ia pun hendak menggendong Rissa
"Eh eh, ngapain?"tanya Rissa
"Mau bawa kamu ke UKS lah"jawab Satria
"Oh"balas Rissa.

Ia pun menurut dan Satria pun menggendong Rissa menuju UKS.

Duh, jantung gue kenapa dag-dig-dug. Ucap Rissa dalam hati.

Saat di depan ruang kepala sekolah, terlihat wajah panik Vivi.

"Eh, itu Rissa kenapa?"tanya Vivi
"Jatuh, kakinya keseleo"jawab Satria. Vivi pun mengangguk
"Ya udah ayo gue temenin"ucap Vivi

"Kamu gak ikut pelajaran?"tanya Satria
"Gak, lagian udah pinter"sombong Vivi.
"Terserah deh"ucap Satria.

Mereka bertiga pun pergi menuju UKS, bahkan sepanjang koridor banyak murid yang menatap heran ke arah mereka,
Pasalnya bel belum berbunyi.

***

Kini saatnya jam istirahat, Vivi dan Rissa sudah terlebih dulu duduk di salah satu bangku dan memesan makanan.

Tak lama Sherly pun datang.
"Hai Vi, oh ya kenapa Lo gak masuk tadi?"tanya Sherly
"Gak papa, cuman males aja"jawab Vivi
"Eh, Lo murid baru itu ya?"tanya Sherly
"Iya, Lo Sherly kan?"tanya Rissa
"Iya, mmmm ngomong ngomong nama Lo siapa?"tanya Sherly

"Gue Rissa"jawab Rissa
"Oh oke, tadi juga ada murid baru. Namanya Gionathan Ferazkee D. Gue gak tau D itu apa"ujar Sherly. Mereka berdua pun mengangguk, kemudian Sherly pergi untuk memesan makanan.

"Gue kok kayak gak asing sama nama itu ya Ris?"tanya Vivi pada Rissa
"Ntahlah, gue pun merasa gitu"jawab Rissa.

Saat Vivi tengah bergelut dengan pikirannya. Tiba tiba handphonenya berbunyi, saat membukanya ternyata terdapat satu pesan dengan nomor tak di kenal.

+62754****

Hi El...

Vivi yang mendapat pesan itu sangat bingung, siapa dia.

Setahunya hanya satu orang yang memanggilnya dengan nama itu.

Apa jangan-jangan 'dia' ah mana mungkin, bukannya 'dia' udah meninggal?. Tanyanya dalam hati.

Tiba tiba datang seseorang ke meja Vivi dan Rissa.

"Ekhem, boleh gak kita duduk sini?"tanya orang tadi yang tak lain adalah Sakha.

Namun, Vivi tak membalasnya melainkan Rissa.

"Boleh"ucap Rissa.
Mereka pun duduk, tak lama Sherly datang dengan membawa makanannya.

"Kenapa mereka duduk disini Vi?"tanya Sherly
Sedangkan Vivi, hanya mengangkat bahu acuh.

Saat Vivi sedang bermain handphone, tiba tiba tangan Vir menggenggam tangan Vivi.

Tentu saja Vivi langsung menepis tangan Vir.

"Apa apaan sih Lo"sentak Vivi
"Vi, gue minta maaf. Gue masih sayang sama Lo Vi"ucap Vir.
"Cih, kenapa baru sekarang? Kenapa baru sekarang saat rasa itu udah gak ada hah?"tanya Vivi
"Maaf Vi"ucap Vir.

"Gue gak peduli"kata Vivi. Namun, tiba tiba ada seorang lelaki berparas tampan menghampiri meja mereka.

"Boleh duduk?"tanya lelaki tadi.
Vivi sangat terkejut, ia berpikir bahwa itu adalah sahabatnya dulu.

Namun, lagi lagi ia menepis pikiran itu.
"Boleh"ucap Vivi.
Lelaki itupun duduk dan memainkan handphonenya.

"Lo murid baru kan?"tanya Artha
"Hm"dehem lelaki itu.
"Siapa nama lo?"tanya Sakha
"Gionathan Ferazkee, Gio"jawab orang tadi. Ya, dia adalah murid baru itu.

"Oh, kenalin gue Sakha"ucap Sakha
"Gue Artha, dan ini kembaran gue Arthur"
"Vir"
"Gue Eros"
"Gue Putra"
"Gue Kenan"

Sedangkan Gio, hanya mengangguk dan memasang wajah datar.

"Ekhem, kenalin gue Rissa"ucap Rissa
"Gue Sherly"ucap Sherly
"Vivi"singkat Vivi

Lagi dan lagi Gio hanya mengangguk.
Namun, tiba tiba dirinya mendekat ke arah Vivi dan membisikkan sesuatu, yang mampu membuat Vivi menegang.


Gio mainnya bisik bisik nih. Kan para Readers gak tau apa yang lagi di omongin •́  ‿ ,•̀

TRANSMIGRATION OF GRIZ Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang