25

2K 301 15
                                    


Sesuai ucapan Jae yang ingin membantu Jisung.

Akhirnya, setelah berada cukup lama di rumah bordil menghabiskan waktu yang terasa panjang dan hari-hari yang menyiksa.

Jisung, sosok pemuda manis yang di anggap 'barang tak laku' dan 'tak tau diri' itu dibawa kabur oleh Jae.

Mereka berdua kabur dari rumah bordil dengan penghasilan seadanya milik Jae setelah bekerja melayani nafsu wanita yang haus akan akan sex atau wanita kurang belaian.

Dengan penghasilan itu, Jae mampu membawa Jisung pergi cukup jauh dari daerah rumah bordil itu.

Daerah Trudovoye menjadi pilihan Jae untuk menjadi tempat pelarian mereka selama sementara yang artinya mereka tak akan menetap dan akan terus berpindah.

Saat ini mereka tinggal di sebuah gudang tua yang sudah tak terpakai.

Bukanlah sebuah tempat tinggal yang layak namun Jisung sudah sangat bersyukur, setidaknya setiap malam dirinya tak akan di tampar oleh madam karena tak menghasilkan uang sepeserpun.

Jisung selalu menolak 'tamu' nya, alhasil selama sebulan disana ia dianggap 'tak laku' karena para pengunjung yang sudah malas duluan melihat fotonya dan di anggap 'tak tau diri' karena ada yang ingin memakai nya namun Jisung tak mau membukakan pintunya.

Jae yang baru saja selesai membereskan gudang ini agar lebih layak pun duduk di sebelah Jisung.

Jisung menoleh menatap Jae yang tampak lelah dengan tatapan tulus, "Terimakasih.."

Jae mengangguk lalu menoleh, "Kapan anak mu lahir?"

" Kurang lebih 3 minggu lagi."

Jae tersenyum tipis, "Kau tak perlu khawatir soal biaya."

" Tidak bisa, aku perlu bekerja."

" Ji, di dunia ini memang bagus kalau kita tidak merepotkan orang lain namun kau sendiri juga harus sadar dengan kondisi mu saat ini. Lagi pula, kau tau kan apa yang ku lakukan saat ini tidak gratis?"

Jisung menundukkan kepalanya, "Aku tau tapi─"

" Diam dan beristirahatlah, aku akan pergi berkeliling mencari pekerjaan atau melakukan sesuatu."

" Jangan paksakan dirimu dan berhati-hatilah."

Jae sekali lagi memasang senyum tipis nya, "Tenang saja." jawab Jae setelah itu ia berdiri dan melangkah pergi meninggalkan Jisung sendiri di gudang tua ini.

Jisung menghela nafas panjang.

Untuk usia kandungan menuju 9 bulan sebenarnya Jisung agak khawatir sebab perutnya tak sebesar perut orang hamil tua pada umum nya.

Banyak sekali yang Jisung khawatirkan mulai dari biaya operasi sesar nya nanti, bagaimana wujud anaknya nanti apakah akan cacat atau normal.

Mungkin ini efek dirinya akan segera melahirkan membuat dirinya menjadi mudah mengkhawatirkan apapun.

Semakin sulit baginya untuk berpikir positif apalagi dirinya tinggal di lingkungan yang buruk seperti ini dan tak ada orang terkasih yang menemani nya.

Mungkin baru saja 20 menit Jae pergi, kini ia sudah kembali dengan tangan yang menenteng sekantong makanan.

" Kita beruntung, orang-orang tengah melakukan kegiatan sosial di jalan dan membagikan makanan kepada orang-orang yang lewat." ucap Jae seraya mendudukkan dirinya berhadapan dengan Jisung.

Mendengar itu, Jisung memasang senyum nya dan menerima sebotol air yang Jae sodorkan padanya.

" Kita berbagi ya." ucap Jae di angguki oleh Jisung.

Keduanya pun makan bersama, berbagi seporsi makanan itu namun Jae tidak makan banyak karena sisanya ia berikan pada Jisung yang kondisi nya tengah berbadan dua.

" Tapi kau─"

" Di perut ku hanya ada cacing yang tumbuh disana sementara kau, di dalam perut mu ada satu nyawa lagi, Jisung. Kalau kau tak menghabiskan nya maka aku akan merasa sangat tersinggung."

Mendengar itu, Jisung menundukkan kepalanya dan lanjut makan.

Padahal selama perjalanan menuju Trudovoye Jae jarang makan, lelaki itu selalu memprioritaskan Jisung.

" Kalau kau sakit, aku tak punya siapa-siapa lagi." gumam Jisung.

Jae tersenyum miring kemudian ia mengusap kepala Jisung dengan lembut, "Aku tak akan jatuh sakit begitu saja hanya karena makan sedikit."

Jisung mengangkat kepalanya, Jae tertawa melihat mata Jisung yang berkaca-kaca.

" Ayolah, jangan menangis." ucap Jae seraya menghapus air mata Jisung yang jatuh dengan penuh kelembutan, "Sudah ku bilang, aku melakukan ini sebagai bentuk penebusan rasa bersalah ku pada mendiang istri dan calon anakku."

Jisung mengangguk, ia menghapus air matanya sendiri kemudian lanjut menghabiskan makanannya.

Jae pun berdiri dan tepat saat baru saja ia berdiri, telinga nya mendengar deru mesin yang menuju kemari kemudian berhenti.

Perasaan was-was tentu saja menghantui Jae, oleh karena itu ia menoleh menatap Jisung.

" Setelah selesai makan, kau bersembunyilah di tempat aman." ucap Jae kemudian melangkahkan kaki nya keluar dari gudang tua ini.

Harusnya gedung tua terbengkalai ini tak lagi di datangi oleh siapapun, melihat tempat ini sudah begitu rapuh dan tampak benar-benar tua.

Maka dari itu, Jae mengeluarkan handgun yang ia temukan tadi saat membereskan gudang.

Jae mengintip dari jarak aman, melihat orang-orang itu seperti anggota dari sebuah kelompok─ apalagi mereka membawa senapan, dalam hitungan detik saja orang-orang itu sudah tewas di tembak oleh Jae.

Mendengar suara tembakan tentu saja Jisung terkejut dan diam mematung.

Apakah Jae meninggalkannya?

Jisung pun berdiri, dan buru-buru berlari ke depan.

Melihat Jae yang sedang menggeledah orang-orang yang sudah tewas itu membuat Jisung menangis lega.

Jae mengalihkan pandangannya menatap Jisung, "Kau ini pembangkang ya rupanya, aku menyuruh mu sem─"

Hug!

" Jangan pergi, jangan tinggalkan aku hiks Jisung takut.." ucap Jisung dengan isak tangis nya ia memeluk Jae erat.

Jae tersenyum teduh, ia mengelus kepala Jisung dengan lembut kemudian mengusap punggung nya.

" Ssst, sudah jangan menangis. Aku tak akan meninggalkan mu sebelum janji ku sudah aku tepati."

Satu hal yang harus kalian tau, orang yang saat ini sedang menjaga Jisung adalah seorang mantan sniper handal yang tak lagi menjadi sniper karena istri dan calon anaknya di bunuh oleh sekelompok mafia yang pernah Jae bunuh ketua nya.

to be continued

[B/A]:

JAE AKU SAYANG KAMU AAAAARGHHHHHHHHHHHHHH GRRRRR RAWRRRR

ANW, Nyari Chris? Di chapter depan ya maniez 😁

[01] monster ; chansung' ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang