Hari ini adalah pagi pertama Jisung sarapan bersama keluarga Bang dan rasanya sangat mendebarkan.Tuan Bang, Chris, Felix, dan Jisung duduk bersama di satu meja makan yang luas ini, tidak ada pembicaraan selagi mereka makan namun di saat mereka semua sudah selesai makan─ tuan Bang berdehem membuat Jisung terkejut dan refleks meraih tangan Chris untuk ia genggam.
" Jisung, sekarang umur mu berapa?" tanya tuan Bang.
" De-delapan belas.." jawab Jisung dengan nada agak bingung di akhir sebab ia tak tau harus memanggil tuan Bang dengan sebutan apa.
" Kau masih sangat muda, kenapa mau menikah dengan Chris?"
Hm? Tuan Bang tidak tau alasan kenapa ia dan Chris menikah ya?
" Karena hu-hutang ayah dan ibu ku.."
" Pernikahan kalian sudah berjalan 9 bulan kan? Apa kau menyukai nya?"
Hening sejenak, karena jujur saja Jisung bingung harus menjawab apa.
Tuan Bang tersenyum tipis, "Chris sepertinya sangat menyayangi mu ya?"
Jisung memasang ekspresi bingung nya, apa yang membuat tuan Bang berasumsi begitu?
Akhirnya, sebagai respon Jisung hanya memasang senyumannya.
" Aku tak memaksa kalian harus punya keturunan tapi kelompok mafia ini butuh penerus atau kalau tidak kita semua bisa di bunuh karena─"
" Aku tidak akan membiarkan hal itu terjadi, ayah."
" Chris, apa aku pernah memberitahu kau kalau tidak sopan menyela ucapan orangtua?"
Chris menghela nafasnya kemudian ia menundukkan kepalanya dalam-dalam namun tak lama kemudian ia mengangkat kepalanya menatap sang ayah dengan tatapan datar.
" Ada atau tidak adanya penerus, akan aku pastikan kita semua akan aman. Tidak akan ada yang namanya perebutan posisi atau semacam nya."
Tuan Bang tersenyum miring, "Lihat Jisung, putra sulung ku ini benar-benar menyayangi mu ya? Sampai-sampai ia berubah jadi bodoh seperti ini." ucap tuan Bang seraya berdiri.
Melihat ada gelagat aneh dari sang ayah, Chris buru-buru ikut berdiri dan menjadi tameng untuk Jisung yang kebingungan.
" Ini ruang makan dan ada Felix disini, ayah jangan macam-macam."
" Aku memberi peringatan pada mu, Chris." ucap tuan Bang kemudian berlalu pergi diikuti oleh dua Bodyguard nya.
Chris menghela nafasnya, ia usap wajahnya menggunakan kedua tangannya kemudian kembali duduk dengan ekspresi datar nya.
" Chris maksud ay─"
" Kau cukup diam dan jangan banyak bicara, ini urusanku dengan ayah ku."
" Ta─"
" Masuk ke kamar." titah Chris dengan tatapan tajam nya ia menatap Jisung yang seketika ciut dan menuruti perintah Chris.
Melihat emosi Chris yang tidak stabil, Felix sendiri tak berani banyak macam selain mengeluarkan ponselnya dan memberitahu Hyunjin agar hati-hati jangan sampai membuat masalah hari ini.
Karena Chris yang sedang pusing tak segan-segan melayangkan nyawa siapapun tanpa ragu dan pikir panjang.
Dan baru saja Felix menyimpan ponselnya, ia sudah di kejutkan dengan suara tembakan.
Dengan takut-takut Felix mengangkat kepalanya ke arah asal suara tembakan dan di depan sana tampak Chris yang berjalan menuju keluar sementara di belakang nya ada seorang maid yang lengan nya terluka akibat tembakan dari Chris.
Felix meringis, ia yang sudah hidup 18 tahun dengan Chris saja kadang masih takut kalau Chris 'kumat' lalu bagaimana dengan Jisung? Yang baru saja hidup bersama Chris selama 9 bulan?
Huh, harus Felix akui mental Jisung itu kuat juga.
Sore nya, sebelum makan malam di mulai. Chris mengajak Jisung untuk pergi dari rumah Bang.Jisung yang baru saja dekat dengan Felix pun tentu merasa tak rela harus berpisah dengan Felix apalagi Chris tak menjawab pertanyaan Jisung kenapa mereka harus buru-buru pergi dari rumah ini?
Jadi, selama di perjalanan Jisung hanya diam di sebelah Chris yang menyetir dengan kecepatan sedang.
" Kita akan pulang kerumah?"
" Ya."
" Ayah mu tidak menyukai aku ya?"
" Hm."
" Apa aku akan di bunuh?"
" Diam, Jisung. Lebih baik kau diam."
" Aku lapar.." ucap Jisung dengan wajah sendu nya, "Ingin makan samyang.."
Chris menghela nafasnya, kebetulan tak jauh di depan sana ada minimarket jadi begitu tiba di depan minimarket itu Chris membelokkan mobil nya dan menyerahkan dompet nya pada Jisung.
" Kau yang beli, aku tunggu disini."
Dengan senyum yang merekah, Jisung mengangguk antusias.
" Boleh aku membeli beberapa cemilan?"
" Terserah." respon Chris sambil mengecek ponselnya.
Dengan riang, Jisung keluar dari mobil dan masuk ke dalam minimarket.
Baru saja masuk kedalam minimarket, langkah Jisung tiba-tiba secara otomatis terhenti saat matanya menangkap keberadaan kakaknya disini dan lelaki yang lebih tua 15 tahun darinya itu membalas tatapan mata Jisung.
Jisung hendak lari namun di luar kehendaknya, Younghyun sudah lebih dulu menahan tangan Jisung dan menarik tangan Jisung untuk ikut dengannya.
Jisung tak berani berteriak atau memberi perlawanan karena saat ini ia merasa sangat ketakutan.
Jisung melihat ke arah mobil Chris dan nihil, Chris tak berada di dalam mobil. Kemana lelaki itu pergi?
Ugh, rasanya Jisung ingin menangis sekarang juga tubuhnya pun sudah bergetar ketakutan.
Jisung di dorong ke dalam mobil kemudian pintu di tutup dengan kencang membuat Jisung terperanjat kaget dan air mata nya refleks keluar begitu saja.
" Kau mulai berani ya, Jisung." ucap Younghyun sebelum menancapkan gas membelah jalanan membawa Jisung entah kemana.
' Bagaimana ini...' batin Jisung dengan kepala tertunduk dan tangan yang saling bertaut.
Yang bisa ia harapkan saat ini hanyalah Chris datang menolong nya dan Jisung sedikit bersyukur dompet Chris terjatuh dari genggamannya tadi.
Karena itu Jisung berdoa semoga Chris paham kalau dirinya tidak kabur melainkan di culik.
to be continued
[B/A]:
Cuma mau ngasih warning sebelum ada yang tidak terima...
Di chap depan Younghyun bakal ngeluarin sifat temperamental nya jadi yaaaa... ☺️🙏 😊🙏☺️ 🙏
KAMU SEDANG MEMBACA
[01] monster ; chansung' ✔️
Fanfic' Jisung hidup hanya untuk di atur dan di permainkan sesuai kehendak kedua orangtuanya, ia tak punya pilihan bahkan soal pernikahan pun Jisung sendiri dinikahkan dengan seseorang yang sama sekali tak ia kenali. Warning ⚠: ─ 700-1500 Words ✒️ ─ Crac...