28

2.2K 304 10
                                    


Jae sungguh tak menyangka Jisung ternyata punya kemampuan seluar biasa ini.

Jae yakin apa yang Jisung kuasai saat ini bukan hanya sekedar karena Jae lah yang telah melatih Jisung dalam menembak namun keterampilan Jisung dalam menembak memang sudah menjadi bakat alami nya akan tetapi tidak pernah di asah.

Apalagi saat sorot mata Jisung yang tanpa ragu melepaskan tembakannya.

Entah ini efek ucapan Jae hari itu atau memang ini karakter terpendam seorang Jisung namun yang pasti, Jisung itu luar biasa.

Banyak yang berubah dari Jisung sejak hari itu seperti hari ini, Jisung yang sebelumnya tak berani untuk pergi kemanapun tanpa Jae kini sudah berani pergi tanpa harus ditemani Jae walaupun tempat yang ingin Jisung datangi dekat.

Dan kondisi Jisung saat pulang ke flat kecil yang mereka sewa cukup membuat Jae jantung berdebar-debar karena khawatir.

" Kenapa kau berdarah-darah?" tanya Jae seraya bangkit dan mendekati Jisung.

Karena Jae sangat tinggi, Jisung harus mendongakkan kepala nya untuk balas menatap Jae dan memasang senyum nya.

" Tadi di jalan ada yang mengikuti aku, jadi saat aku berbelok ke gang sempit aku langsung menembak kepala mereka dan pulang. Tenang saja, aku tak apa-apa."

" Tapi wajah mu pucat dan nafas mu terengah begini, kau berlari?"

Jisung mengalihkan pandangannya, memang berusaha menutupi sesuatu dari Jae itu tak ada gunanya.

Jisung yang tadinya berusaha bernafas teratur kini melepas nafas nya dan meraup nafas sebanyak mungkin─ ngos-ngosan.

" Tolong ambil ini." pinta Jisung seraya menyodorkan kantong belanja nya pada Jae dan segera Jae terima.

Kemudian setelah itu Jisung langsung memegang perutnya, mengambil nafas dengan rakus seiring dengan keringat dingin yang mengalir dari pelipis nya.

" Jisung?? Kau kenapa, hey?" tanya Jae merasa gelagat Jisung yang tidak hanya seperti kelelahan namun juga terlihat tengah menahan rasa sakit.

" Perut ku, sakit."

" Sakit? Bukan kram seperti biasa?" Jae bertanya lagi dan langsung dengan sigap memegang dua sisi bahu Jisung.

" Jisung, tatap mata ku. Bernafas dengan tenang, hey. Pelan pelan, kau dengar aku kan?"

Jisung mengangguk, mendengar perintah Jae ia menatap mata lelaki itu dan berusaha mengatur nafas nya pelan-pelan dan teratur.

Namun sakit perutnya tak kunjung mereda.

" Perut ku semakin sakit.." gumam Jisung seraya mencengkram tangan Jae dengan mata yang berkaca-kaca.

" Shit, lo bakal lahiran. Jisung!"

Si Han terdiam.

Jisung refleks melepaskan cengkraman nya dan saling bertatapan dengan Jae dengan ekspresi clueless begitu pula dengan Jae yang melepaskan pegangan nya di bahu Jisung dan menatap Jisung bingung─ kenapa pemuda ini jadi tiba-tiba bersikap seolah ia tak apa-apa?

[01] monster ; chansung' ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang