Selamat membaca💜
°
°
Sudah follow, belum?Jangan lupa untuk memberikan vote dan komentarnya
___~🟣~___
Arkan tidak mengikuti pelajaran dengan baik, tubuhnya ada di sekolah akan tetapi pikirannya berada di rumah Shena.
Hanya Shena yang berada di pikiran Arkan saat ini.
Entah bagaimana keadaan gadis itu sekarang?
"Arkan?"
"Kan, hellow..."
Jihan mengibas-ngibaskan tangannya di depan waja Arkan yang sedari tadi hanya melamun.
"Shena sakit apa?" Tanya Jihan sambil meminum jus jambu biji di depannya.
"Demam," jawab Arkan.
Jihan mengangguk-anggukkan kepalanya, "makan Arkan, bakso lo dingin tuh," ucap Jihan, sebab bakso Arkan belum tersentuh sama sekali.
"Pulang jam berapa sih?" Tanya Arkan. Sedari tadi pantatnya sudah sangat gatal ingin pulang.
Biasanya Arkan akan sangat bersemangat di sekolah, apabila ada Shena di sampingnya.
Intinya jika ada Shena maka Arkan tidak akan pernah merasa bosan.
"Jam tiga Arkan, masih ada 5 jam lagi."
"Lama," ucap Arkan sambil menghela nafasnya gusar.
"Kan biasa juga gitu," ucap Jihan sambil menggeleng-gelengkan kepalanya.
"Gue bolos aja kali, ya?"
"Eh jangan, lo mau di hukum sama Pak Gani?"
Pak Gani adalah guru BK di SMA Athirah. Guru yang memiliki kumis panjang dan botak mengkilat mengalahi silau matahari.
Terkenal killer dan tanpa merasa iba menghukum murid-murid yang melanggar peraturan.
"Gue nggak bisa tenang mikirin Shena, dia udah makan atau belum. Minum obat apalagi," ucap Arkan frustasi.
Jihan menggeleng-gelengkan kepalanya lalu memakan pangsitnya kembali.
Arkan kemudian menghela nafasnya kasar dan berjalan menjauh dari kantin.
Shena sedang makan bubur buatan Bi Ningsih, Mama Nabila sudah pulang. Shena tidak enak jika Nabila terus berada di sini menjaganya.
Seharusnya yang menjaga Shena adalah Sonya, akan tetapi Sonya sangat sibuk.
Bahkan Shena tidak memberitahu Sonya jika ia sedang sakit. Sonya bahkan hanya sekali menelpon Shena.
Sesibuk apakah Sonya sampai ia tidak bisa mengabari Shena di rumah?
Ponsel Shena berdering di atas meja, panggilan masuk dari Arkan. Sudah Shena duga, Arkan akan menghubunginya.
Shena meletakkan mangkok buburnya diatas meja dan mengambil ponselnya untuk menjawab panggilan dari Arkan.
"Halo Arkan," ucap Shena.
KAMU SEDANG MEMBACA
PULANG UNTUK PERGI
Teen Fiction𝙽𝚢𝚊𝚝𝚊𝚗𝚢𝚊 𝚔𝚊𝚖𝚞 𝚙𝚞𝚕𝚊𝚗𝚐 𝚞𝚗𝚝𝚞𝚔 𝚙𝚎𝚛𝚐𝚒, 𝚜𝚎𝚕𝚊𝚖𝚊𝚗𝚢𝚊 ••𝐿𝒾𝓉𝒶𝒹𝓌𝒾𝓅𝓅•• Seorang anak memang tidak pernah meminta untuk dilahirkan. Namun, dia ada karena sebuah permintaan, perjuangan dan juga harapan. Tetapi kenapa, k...