BAB 39 | TESPEK

871 41 3
                                    

Selamat membaca 💜
°
°
Sudah follow, belum?

Jangan lupa untuk memberikan vote dan komentar bestei

___~🟣~___

Shena mengurung dirinya dikamar, jendela dan lampu tidak ia nyalakan membiarkan kegelapan menemaninya.

Pagi ini ia tidak berangkat ke sekolah, Shena sudah mengirimkan pesan kepada Arkan dan Aroy jika ia sedang sakit.

Aroy mengerti, akan tetapi Arkan tidak. Cowok itu sempat datang mengetuk pintu kamar Shena akan tetapi Shena tidak mau membukanya.

Shena hanya menyuruh Arkan untuk pergi dan mengatakan bahwa ia baik-baik saja.

Tentunya Arkan sempat menolak, akan tetapi Shena sempat membuka pintu kamarnya dan memberitahu Arkan bahwa ia hanya butuh beristirahat.

Arkan yang keras kepala tetap tidak mau mendengarkan Shena, akan tetapi Shena mengancam Arkan dengan tidak mau makan jika Arkan tidak berangkat ke sekolah.

Barulah Arkan menuruti perintah Shena dan berangkat ke sekolah dengan senang hati.

Shena sendiri dan tetap menangis sejak tadi, cara satu-satunya agar ia bisa menjalankan kehidupannya secara normal seperti teman seusianya hanyalah dengan menggugurkan bayi di dalam kandungannya ini.

Bayi ini hadir di waktu yang tidak tepat, terlalu cepat dan bisa menjadi penghancur hidup Shena.

___~🟣~____

"Shena sakit apa?" Tanya Jihan saat duduk dibangku samping Arkan, tepatnya dibangku milik Shena.

Arkan juga tidak tahu, gadis itu hanya mengatakan bahwa ia butuh istirahat.

"Lo budeg ya, Arkan?"

"Gue punya hak mau ngejawab atau nggak pertanyaan lo."

"Jahat banget sih loh," ucap Jihan.

"Lo sebaiknya pergi deh dari sini!" usir Arkan.

Semakin hari Arkan semakin tidak menyukai sosok Jihan. Salah satu penyebabnya adalah Jihan sering menganggu kebersamaan Arkan dan juga Shena.

Jihan memutar kedua bola matanya, "Ohiya, kemarin gue ketemu sama Shena di supermarket, dia keliatan baik-baik aja terus beli tespek buat Tante Sonya katanya."

Arkan mengerutkan keningnya. Kemarin? Arkan jadi ingat Shena menyembunyikan sesuatu di dalam saku hoodienya.

Mungkin yang disembunyikan Shena adalah benda yang dimaksud oleh Jihan. Tetapi kenapa Shena harus menyembunyikannya?

Tidak mendapat respon dari Arkan lagi, Jihan menghela nafasnya berat lalu berdiri meninggalkan Arkan.

___~🟣~___

Shena mengantar Aroy keluar dari rumahnya, pacarnya itu datang untuk menjenguknya.

Awalnya Shena tidak ingin menemui Aroy, akan tetapi Shena takut Aroy curiga dan menjadi marah padanya.

"Kamu istirahat yang cukup," ucap Aroy sambil memasukkan kedua tangannya disaku jaket Levis berwatna hitam yang dipakainya.

PULANG UNTUK PERGITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang