BAB 14 | SONYA PULANG

760 47 0
                                    

Selamat membaca💜
°
°
Sudah follow, belum?

Jangan lupa untuk memberikan vote dan komentar

___~🟣~___

Shena membuka kedua matanya sebab merasakan sesuatu yang hangat menyentuh keningnya.

Arkan, cowok itu sedang mengompres lebam Shena dengan pelan dan penuh hati-hati.

"Shhh," Shena meringis menahan pening di kepalanya saat ingin merubah posisinya menjadi duduk.

Arkan menghela nafasnya, "kan tadi gue udah bilang buat nemenin lo ke toilet," ucap Arkan marah.

Shena hanya terus memegang kepalanya, rasanya sangat sakit dan berat.

Shena belum mengumpulkan tenaganya untuk membalas perkataan Arkan.

"Lo masih ingat gue, kan? Lo nggak amnesia kan?"

"Apaan sih Arkan, kepala gue sakit tau nggak!"

"Makanya tadi dibilangin malah ngeyel," ucap Arkan.

"Yakali lo nganter gue ke toilet," ucap Shena.

"Shena, seandainya tadi lo dengerin perkataan gue, lo nggak bakalan kayak gini!"

"Diam deh Arkan!"

Tidak lama, Jihan masuk ke UKS sambil membawa teh hangat dan juga semangkok bubur untuk Shena.

"Shen, makan dulu." Jihan meletakkan nampan diatas meja samping brankar  Shena.

"Gue nggak mau!"

"Nah,ngeyel lagi. Lo harus makan, terus minum obat!"

"Nggak Arkan, kepala gue sakit. Kayak mau pecah tau nggak."

"Makanya makan terus minum obat, jadi tambah sakit kan?"

"Sekarang lo keluar deh Arkan, gue mau istirahat."

Arkan terkejut, Shena mengusir dirinya?

"Lo ngusir gue?" Tunjuk Arkan kepada dirinya sendiri.

"Iya! Lo keluar sana. Kepala gue tambah pusing kalau ada lo."

"Wah-wah, nggak beres. Lo ngusir gue, kenapa?"

Shena memejamkan kedua matanya, andai Arkan tau bahwa Moza melakukan ini sebab tidak suka Shena terlalu dekat dengan Arkan.

Tetapi Arkan adalah sahabatnya sejak kecil, bagaimana mungkin Shena bisa lepas dari Arkan.

Memikirkan itu kepala Shena semakin pusing, "gue mau istirahat. Capek tau nggak denger lo ngoceh mulu!"

"Okey! Ayo Han kita keluar!" Ajak Arkan kepada Jihan.

"Eh, kenapa gue? Lo aja kali," ucap Jihan.

"Udah Han, biar Shena disini sendirian. Biar dia tau gimana rasanya nggak ada yang perhatiin dia," ucap Arkan.

PULANG UNTUK PERGITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang