BAB 27 | MENGAKUI PERASAAN

613 33 6
                                    

Selamat membaca💜
°
°
Jangan lupa untuk memberikan vote dan komentarnya

___~🟣~___

Shena tersenyum saat Aroy keluar dari mobil. Sedangkan Arkan dibelakangnya hanya memutar kedua bola matanya malas.

Ingin sekali rasanya Arkan melarang Shena untuk pergi, apalagi bersama dengan Aroy.

Arkan mendekati Aroy, menyembunyikan Shena di belakang punggungnya.

"Lo harus jaga Shena baik-baik," ucap Arkan dan diangguki oleh Aroy.

"Shena nggak boleh pulang lewat dari jam sembilan malam, ngerti?!"

"Udah, itu aja?" Tanya Aroy.

"Kalau sampai ada hal buruk yang terjadi sama Shena, lo harus siap terima resiko dari gue."

"Tenang aja," ucap Aroy lalu menarik tangan Shena.

"Ngga usah pegang-pegangan, bisa?"

Aroy melepaskan pegangan tangannya dan menatap Arkan. "Berlaku di depan lo, oke."

Shena menghela nafasnya, "udah deh, kenapa kalian berantem gini sih."

Shena lalu menatap Arkan, "gue pergi dulu."

Arkan menganggukkan kepalanya lalu mendekatkan bibirnya di telinga Shena.

"Gue tunggu lo di kamar," ucap Arkan.

Shena menggeleng-gelengkan kepalanya, "iya, gue pergi dulu. Daaa."

Arkan menatap mobil Aroy yang membawa Shena pergi. Padahal malam ini adalah malam Minggu, seharusnya Arkan dan Shena yang keluar jalan-jalan.

Shena menatap Aroy dan berdehem, suasana di dalam mobil sangatlah canggung.

Aroy yang kaku dan juga Shena yang tidak tau harus memulai pembicaraan dari mana.

Shena memainkan kukunya untuk menutupi kegugupannya.

"Arkan seposesif itu sama lo?" Tanya Aroy tiba-tiba.

Shena menatap kesamping Aroy, "dia sahabat gue dari kecil, jadi maklumin aja."

"Dia deket banget sama lo."

"Gue udah nganggap Arkan sebagai Kakak gue sendiri, dia yang paling mengerti gue sekarang."

Aroy menganggukkan kepalanya, "setelah lo lulus nanti, lo mau lanjut dimana?" Tanya Aroy dan membahas topik yang lain.

"Palingan univ deket sini aja," ucap Shena.

"Katanya cita-cita lo jadi dokter?"

Shena mengangguk, "kalau lo?"

"Bisnis."

Shena ber-oh ria. Maklum saja jika Aroy mengambil Bisnis, menjadi anak tunggal dikeluarganya mengharuskan ia melanjutkan perusahaan Ayahnya.

PULANG UNTUK PERGITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang