BAB 52 | KESEMPATAN

615 33 4
                                    

Selamat membaca 💜

Sudh follow, belum?

Jangan lupa untuk memberikan vote dan komentarnya

___~🟣~___

Arkan menutup gorden kamarnya, lalu memperhatikan Shena yang sejak tadi terdiam sambil terus memandang kosong ke depan.

"Kamu kenapa, hm?" Tanya Arkan lalu duduk di samping Shena.

"Nggak pa-pa."

"Kamu cerita sama aku, tadi kamu juga makannya dikit. Kenapa?"

"Nggak pa-pa Arkan, aku hanya mau tidur."

Shena lalu menaikkan kedua kakinya dan membaringkan badannya. Menarik selimut sambil menutupi dadanya.

Arkan menghela nafasnya gusar, lalu bangkit untuk mematikan lampu kamar dan ikut berbaring di samping Shena.

Beberapa jam kemudian, Shena yang belum bisa tidur sejak tadi merasakan sakit di area perutnya.

Perutnya terasa sangat nyeri sampai Shena tidak dapat menahan ringisannya sebab tidak bisa menahan rasa sakit di perutnya.

Arkan yang mendengar suara ringisan dari Shena langsung terbangun.

"Kamu kenapa, Shen?"

"Pe-perut aku sakit."

Arkan terkejut lalu buru-buru menyalakan lampu. Setelahnya Arkan menghampiri Shena dan membantunya untuk duduk bersandar.

"Kita ke dokter, ya Shen?"

"Aku nggak mau," tolak Shena.

"Kalau gitu aku panggilan Mama, ya?"

"Nggak usah, Mama pasti udah tidur. Aku nggak mau ganggu Mama yang istirahat," ucap Shena.

Shena memegang perutnya, sakitnya sudah sedikit berkurang dengan posisi duduk seperti ini.

"Kamu kenapa? Kamu butuh sesuatu?" Tanya Arkan khawatir.

Arkan tidak tau harus melakukan apa, ia panik melihat Shena merasa kesakitan dibagian perutnya.

"Nggak usah, sakitnya udah agak mendingan."

"Kenapa bisa gini?"

"Mungkin karena tadi aku makannya dikit jadi begini."

Arkan mengusap wajahnya kasar, "kan udah aku bilang buat jaga porsi makan kamu. Lagian tadi ngapain kamu ke supermarket, kan bisa bilang sama aku. Kalau kayak gini siapa juga yang susah?"

"Iya Arkan, maaf karena aku udah nyusahin kamu."

"Shena, bukan gitu maksud aku-"

"Kamu istirahat aja!"

"Jangan gitu dong Shen, aku marah begini demi kebaikan kamu dan bayinya. Kamu jangan egois, perhatikan anak kamu sekarang."

PULANG UNTUK PERGITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang