BAB 56 | KONSUL

618 38 0
                                    

Selamat membaca 💜

Sudh follow, belum?

Jangan lupa untuk memberikan vote dan komentarnya

___~🟣~___

4 tahun kemudian

Shena turun dari mobil, menatap keluar pekarangan kampus Arkan.

Hari ini Shena berniat datang untuk menjemput Arkan. Pada saat berangkat ke kampus tadi pagi, ban mobil Arkan pecah dan membuatnya ia naik taksi ke kampus.

Shena memicingkan kedua matanya saat Arkan berjalan dengan teman kampusnya.

2 laki-laki dan satu perempuan, "ARKAN."

Arkan menatap Shena dengan senyum yang mengembang, gadis bernama Vania yang menggandeng tangan Arkan terlepas sebab Arkan berlari menghampiri Shena.

"Udah lama?"

"Baru aja."

"Ayo pulang, GUE PULANG DULUAN." Akan berteriak kepada teman-temannya dan dibalas dengan anggukan kepala.

"Cewek itu siapa sih?" Tanya Vania.

"Mungkin pacarnya," ucap Rio.

"Masa sih, Arkan emang udah punya pacar?"

"Kayaknya sih, gue sering denger dia panggil-panggil sayang."

Vania mengerucutkan bibirnya. Vania sudah 1 tahun menyukai Arkan.

Awal Vania menyukai Arkan saat cowok itu menolongnya saat di copet.

Arkan datang dan membantunya, kejadian itu membuat Vania semakin menyukai Arkan.

"Lo cemburu, Van?" Tanya Alka.

"Dih, nggak," ucap Vania berbohong.

___🟣___

"Gimana skripsi, kamu?" Tanya Shena saat Arkan duduk di depan komputernya.

"Aku belum Konsul lagi, besok siang baru ke rumah pembimbing aku."

"Semangat."

Arkan menganggukkan kepalanya, "pembingbing aku galak tau nggak Shen," keluh Arkan.

"Sabar," ucap Shena.

"Kamu mau singgah makan dulu?" Tanya Arkan.

Shena menggeleng, "aku masakin kamu sesuatu di rumah."

"Wah enak pastinya."

"Iya dong," ucap Shena sombong.

Arkan dan Shena keluar dari mobil, pada saat memasuki rumah Nabila langsung menyebutnya.

"Kamu mandi dulu deh, baru turun buat makan."

Arkan mengangguk lalu mencium kening Shena, "oke. Aku mandi dulu."

"Aduh makin lengket, nggak sabar nimang bayi."

Shena menatap Nabila dengan tersenyum, bagaimana bisa menimang bayi jika Shena saja belum pernah di sentuh oleh Arkan.

"Mama harap kamu cepat diberi keturunan lagi," ucap Nabila.

"I-iya Ma."

PULANG UNTUK PERGITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang