Selamat membaca 💜
°
°
Sudah follow, belum?Jangan lupa untuk memberikan vote dan komentar bestei
___~🟣~___
PLAKSonya menampar kuat pipi Shena setelah mengetahui fakta bahwa putri satu-satunya sedang hamil.
Pagi ini, sesuai kesepakatan. Kedua orangtua Arkan datang menemui Sonya dan juga Brian untuk memberitahu maksud tujuannya datang berkunjung ke rumah Shena.
Arkan tidak terima Shena mendapat perlakuan tersebut, Arkan lalu memegang kedua bahu Shena.
"Shen.." panggil Arkan dan hanya dibalas gelengan lemah oleh Shena.
"Kamu.." tunjuk Brian kepada Arkan. "Kurang ajar!"
Bugh
Arkan terhuyung kebelakang setelah mendapat pukulan dari Brian.
"ARKAN!" Teriak Shena dan juga Nabila bersamaan.
Shena lalu membantu Arkan untuk berdiri, Shena sudah tidak kuasa menahan sakitnya.
Arkan kembali menadapat pukulan, sedangkan ini bukanlah kesalahannya.
Denis hanya bisa melihat putranya dipukul sebab Arkan memang berhak mendapatkannya.
"Nggak pa-pa," ucap Arkan pelan dan hanya bisa di dengar oleh Shena.
"Sudah saya bilang jika anak ini hanya membawa pengaruh buruk untuk kamu Shena, tetapi kamu tidak pernah mendengar saya dan selalu membelanya," ucap Brian marah.
Shena memejamkan kedua matanya lalu berdiri dan menatap balik ke arah Brian.
"Nggak ada yang lebih mengenal Arkan dibanding saya, Om. Arkan hanya-"
"Shena.." dengan cepat Arkan memotong perkataan Shena.
Hampir saja Shena mengatakan yang sebenarnya tentang asal usul bayi yang dikandungnya.
"Gue nggak bisa Arkan, lo udah berkorban banyak."
"Nggak Shen," ucap Arkan pelan dan di iringi dengan gelengan kepala.
"KENAPA KAMU MELAKUKAN INI SHENA, MAU DITARUH DIMANA WAJAH MAMA DI DEPAN KARYAWAN DAN REKAN BISNIS MAMA?"
Shena menundukkan kepalanya, ia harus siap menerima kemarahan Sonya. Sebab, Mamanya itu berhak kecewa padanya.
Tetapi, Sonya masih saja memikirkan tentang reputasinya.
"Mama kecewa sama kamu Shena," ucap Sonya yang membuat Shena semakin diliputi rasa bersalah.
Nabila maju mendekati Sonya, mengelus bahu perempuan itu. "Sonya, tenanglah."
"AKU TIDAK BISA TENANG, ANAK INI SUDAH MEMPERMALUKAN AKU. SELAMA INI AKU BEKERJA UNTUK DIA, TETAPI INI BALASANNYA? APA YANG KURANG MAMA KASIH KE KAMU, SHENA, APA?"
"Sudah cukup!" ucap Shena lalu menatap ke arah Sonya dengan air mata yang memupuk di kelopak matanya.
"Apa Mama sadar selama ini, Shena seperti ini karena kesalahan Mama sendiri. Dimana Mama saat Shena butuh? Mama hanya sibuk kerja dan kerja. Shena butuh Mama untuk saling berbagi, tetapi Mama hanya punya waktu untuk pekerjaaan dan keluar kota terus menerus dan nggak pernah perhatiin Shena," ucap Shena menumpahkan semuanya.
Shena tidak malu mengeluarkan segala keluh kesahnya apalagi di depan keluarga Arkan.
"Shen, udah cukup. Kamu tenang, ya?" Ucap Arkan.
KAMU SEDANG MEMBACA
PULANG UNTUK PERGI
Fiksi Remaja𝙽𝚢𝚊𝚝𝚊𝚗𝚢𝚊 𝚔𝚊𝚖𝚞 𝚙𝚞𝚕𝚊𝚗𝚐 𝚞𝚗𝚝𝚞𝚔 𝚙𝚎𝚛𝚐𝚒, 𝚜𝚎𝚕𝚊𝚖𝚊𝚗𝚢𝚊 ••𝐿𝒾𝓉𝒶𝒹𝓌𝒾𝓅𝓅•• Seorang anak memang tidak pernah meminta untuk dilahirkan. Namun, dia ada karena sebuah permintaan, perjuangan dan juga harapan. Tetapi kenapa, k...