BAB 24 | ULANGAN

599 36 0
                                    

Selamat membaca💜
°
°
Jangan lupa untuk memberikan vote dan komentarnya

___~🟣~___


Sesuai jadwal yang telah ditentukan, hari ini akan dilaksanakan ulangan semester ganjil.

"Sibuk bener, belajar." Arkan menatap buku biologi yang sedang Shena baca.

"Arkan, kita itu mau ulangan. Jangan santai-santai aja."

"Yaelah Shen, jangan sampai lo mati-matian belajar nanti soal yang keluar nggak sesuai sama yang lo pelajarin."

"Setidaknya belajar Arkan," ucap Shena.

"Belajar diwaktu mepet kayak gini udah nggak perlu lagi Shen, sekarang waktunya buat ngerefresh otak lo nanti keburu pusing sebelum ulangan."

"Ngikutin ajaran lo, sesat tau nggak."

Arkan menghela nafasnya, "gue nggak belajar aja bisa lulus kok."

Shena menggeleng-gelengkan kepalanya, "berubah deh Arkan. Tuh liat Aroy, lo kapan bisa kayak dia?"

Arkan tertawa, "gini ya Shena, gue itu satu tingkat diatas Aroy. Gue lebih tampan, berkharisma dan idola ibu-ibu buat jadiin gue mantunya. Katanya untuk memperbaiki keturunan," ucap Arkan.

Shena lalu meletakkan punggung tangannya di dahi Arkan, "oh pantes. Panas soalnya," ucap Shena.

___~🟣~___

Setelah ulangan di hari pertama selesai, Arkan keluar dari kelas sambil memijit tengkuknya yang terasa kaku sebab kelamaan menunduk membaca soal.

"Gila, gue mabok baca soal," ucap Arkan.

Shena tertawa, "makanya belajar."

"Belajar nggak belajar selesai juga, kan?"

"Selesai sih Arkan, tapi gue nggak yakin sama jawaban lo."

"Gampang Shen, kalau nggak tau tulis soal aja dijawabannya."

Shena membulatkan matanya, "jangan bilang lo isi jawaban dengan nulis soalnya ulang?"

Arkan mengangguk, Shena lalu menjewer kepala Arkan.

"Aduh, sakit Shen." Rintih Arkan sebab telinganya yang ditarik oleh Shena.

"Pokoknya nanti malam lo kerumah, belajar bareng!"

Arkan tersenyum, "sekalian belajar buat anak nggak Shen?" Goda Arkan lalu berlari menjauh dari Shena sambil tertawa.

Shena lalu membulatkan matanya, ia ikut berlari dan mengejar Arkan di koridor.

Arkan terus berlari menuruni tangga dan Shena terus mengejarnya dari belakang.

Sampai di undakan tangga terakhir, Shena kehilangan keseimbangannya dan hampir terjatuh kedepan.

"Eh," ucap Shena.

Beruntung, sebuah tangan menangkap tubuhnya. Tepatnya memegang bagian perut depan Shena.

Shena lalu menatap kesamping dimana Aroy yang juga menatapnya.

Jantung Shena berpacu dengan kuat, sampai hentakannya sangat terasa di dadanya.

Arkan langsung membalikkan badannya sebab samar-samar mendengar suara Shena yang hampir terjatuh.

PULANG UNTUK PERGITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang