Selamat membaca💜
°
°
Jangan lupa untuk memberikan vote dan komentarnya___~🟣~___
Shena membulatkan kedua matanya saat melihat seseorang yang berada di belakang Bi Ningsih, dia adalah Aroy.
Shena memperbaiki posisi duduknya. "Ada teman Non yang datang," ucap Bi Ningsih.
Shena menganggukkan kepalanya, Aroy kemudian masuk kedalam kamar Shena.
"Saya permisi dulu Non, mau siapin makan malam."
Bi Ningsih kemudian pergi meninggalkan Shena dan Aroy, sengaja pintu kamar tidak ditutup supaya tidak terjadi fitnah.
Beda lagi jika Arkan yang berkunjung ke kamar Shena.
Aroy menyimpan sebuah kantong plastik putih berisikan 2 box martabak manis.
Sedari tadi Shena hanya terus meneguk ludahnya kasar. Tidak tau harus mengatakan apa.
"Sakit apa?" Tanya Aroy dingin.
"Oh, demam."
Aroy menganggukkan kepalanya, ia menatap ke seluruh penjuru kamar Shena yang di dominasi warna ungu.
"Kok bisa kesini?"
"Maksud lo?" Tanya Aroy dengan kening berkerut.
"Maksud gue, ngapain kesini?" Pertanyaan bodoh, Shena tidak tau harus mengobrol apa dengan Aroy sampai ia bertanya sesuatu yang sudah ia ketahui jawabannya.
Sudah jelas Aroy datang untuk menjenguknya, bodoh.
"Jenguk lo, emang nggak boleh?"
"Boleh kok," ucap Shena cepat.
Justru Aroy sangat boleh datang menjenguk Shena. Jika Shena sakit akan membuat Aroy datang menjenguknya maka Shena siap sakit seminggu sekali.
Bodoh memang!
Shena memainkan jari tangannya, ia merasa gugup. Sampai Bi Ningsih datang membawakan sepiring nasi dan lauk untuk Shena.
Bi Ningsih meletakkannya diatas meja, "jangan lupa makan Non." Setelah mengatakan itu, Bi Ningsih kemudian keluar.
Shena menatap makanannya, kemudian menatap Aroy yang hanya terdiam.
Benar-benar canggung.
"Lo nggak makan?" Tanya Aroy.
"Mau kok," ucap Shena.
"Terus?"
Shena terdiam, bagaimana ia bisa makan dengan tenang jika ada Aroy di sini.
Mimpi apa Shena semalam sampai Aroy datang menjenguknya.
"I-iya nanti makan."
"Mau gue suapin?" Tawar Aroy.
"Ha?"
"Nggak boleh?"
"Oh, boleh kok. Tapi nanti gue ngerepotin lo lagi."
Aroy menghela nafasnya, "nggak, santai aja," ucap Aroy.
Aroy kemudian mengambil makanan Shena, kemudian menyendok nasi dan lauk yang berupaya ayam untu Shena.
Shena gugup, Aroy menyuapinya. Apakah sekarang Shena sedang bermimpi?
Shena fokus menatap Aroy sampai lupa bahwa Aroy sudah mengangkat tangannya bersiap memberikan sesendok nasi untuk Shena.
"Kapan makannya? Tangan gue pegel nih," ucap Aroy.
Shena tersadar, "eh, maaf." Shena lalu membuka mulutnya dan menerima suapan dari Aroy.
KAMU SEDANG MEMBACA
PULANG UNTUK PERGI
Fiksi Remaja𝙽𝚢𝚊𝚝𝚊𝚗𝚢𝚊 𝚔𝚊𝚖𝚞 𝚙𝚞𝚕𝚊𝚗𝚐 𝚞𝚗𝚝𝚞𝚔 𝚙𝚎𝚛𝚐𝚒, 𝚜𝚎𝚕𝚊𝚖𝚊𝚗𝚢𝚊 ••𝐿𝒾𝓉𝒶𝒹𝓌𝒾𝓅𝓅•• Seorang anak memang tidak pernah meminta untuk dilahirkan. Namun, dia ada karena sebuah permintaan, perjuangan dan juga harapan. Tetapi kenapa, k...