"Aaaarrgghh!"
"Mmhh ahhh sedikit lagi." orang itu memeluk seseorang dihadapannya semakin erat.
"Kumohon lepaskan arrgghh ini menyiksaku." lirihnya merasakan sakit luar biasa saat benda tajam itu memasuki tubuhnya dengan perlahan.
Tusukan di punggung gadis itu semakin dalam membuat gadis itu berteriak, tubuhnya sudah tidak lagi berdaya setelah darah yang dikeluarkan cukup banyak membuatnya lemas.
"Bukankah kau bilang jika kita itu teman? K-kenapa kau menyakitiku? T-teman tidak pernah saling menyakiti."
"Kulihat hidupmu cukup menyedihkan. Sebagai teman yang baik aku antarkan saja kau untuk kembali pada Tuhan dan bahagia di alam lain."
"Kumohon jangan. Aku... Aku masih memiliki kekasih untuk dibahagiakan. Kumohon jangan... Aarrghh..."
"Sampai jumpa di neraka kawan. Jasamu akan kukenang."
Belati itu ditekan dengan kuat hingga langsung menembus jantung gadis itu. Nafas terakhirnya terhembuskan sebelum jantung itu berhenti berdetak.
Pelukan terlepas, orang tadi membenarkan kacamata yang dia pakai "setidaknya kau mati didalam pelukanku."
Dia mengambil kamera yang sudah menyala dari tadi. Merekam bagaimana teriakan dan rasa sakit tak tertahankan yang keluar dari mulut teman nya.
Dia berbalik menatap jasad gadis tadi yang sudah berlumuran darah dilantai.
Dia segera pergi lalu membawa balon yang menjadi saksi bisu perbuatannya dipojokan.
*
*
*Pagi hari, kampus digegerkan dengan penemuan jasad salah satu mahasiswi yang ditemukan sudah tak bernyawa digudang.
Polisi sudah memasang garis polisi dan mengamankan TKP. Jennie yang sudah datang heran karena melihat wajah teman-temannya yang sedang shock dan panik.
"Joy? Kau kenapa?" tanya Jennie mendudukkan dirinya disamping Joy.
"Ada... Ada pembunuhan!"
"Hah? P-pembunuhan?"
Jisoo mengangguk, "salah satu teman kita, Eunha. Dia ditemukan tewas di gudang dengan luka tusuk di punggung."
"Astaga, aku tidak menyangka. Apa mereka sudah mengecek CCTV? Di gudang pasti ada CCTV." ujar Jennie menatap teman-temannya.
"Sudah. Tapi CCTV terhalangi oleh sesuatu sebelum kejadian itu terjadi. Dan saat penghalang itu hilang, Eunha sudah tewas. Disana juga tidak ada bukti apa-apa."
Jennie menggeleng tak percaya lalu meminum minumannya, yang membunuhnya pasti bukan orang biasa, pasti dia memiliki perencanaan yang matang mengenai ini.
"Hey Rosé sunbae." bisik Joy.
Jisoo langsung memperbaiki rambut dan penampilannya melihat Rosé memasuki kantin.
"Hai Rosé sunbae." sapa Jisoo.
Rosé menyunggingkan senyumannya "hai,"
"Tumben sekali ke kantin," ujar Joy.
"Aku ingin membeli minum." jawab Rosé santai.
Jennie melirik Rosé dari tadi, kenapa dia tidak menyapanya? Bukankah semalam dia sangat lembut dan menyenangkan? Kenapa sekarang seperti orang asing?
"Duduk dulu Sunbae, kita bisa mengobrol sebentar." Jisoo menggeser duduknya membiarkan Rosé duduk disampingnya, tepat berada didepan Jennie.
"Ingin minum apa? Aku belikan." ujar Jisoo.
KAMU SEDANG MEMBACA
Roseanne
FanfictionMawar itu merah, violet itu biru. Kombinasi dunia ada padamu. Aku harus pergi ke kamar mandi. Nda bisa bikin desk!