Zonk
Pala Joo pusing:(
_(:з」∠)_
Jendela terbuka, terlihat sesosok gadis tengah duduk termenung disampingnya. Kedua mata kucingnya tertutup, menikmati hembusan angin yang membelai pipi dan menerbangkan helaian rambutnya.
"Kenapa harus ada rasa itu diantara kita?"
Dia mendunduk menatap jalanan kota yang mulai senggang karena malam sudah larut, namun kedua mata itu tak bisa terpejam. Seharian ini dia tidak bertemu dengan gadis tupai itu.
"Astaga... Bahkan kau bukan siapa-siapaku, tapi kenapa aku... Ahh sudahlah." dia menangkup pipinya, merasa malu mengakui jika dia merindukan gadis itu. Merindukan tatapan teduh nya, merindukan senyum tipisnya.
Dia merasakan ponselnya bergetar, seseorang menelfon. Namun dia tidak mengenali nomor itu.
"Yeoboseyo?"
"Ya? Siapa ini?"
"J,"
"Eh? Rosie?"
Tiba-tiba senyum Jennie mengembang mengenali suara seseorang yang menelfonnya.
"Kau pakai nomor siapa?"
"Telefon umum."
"Ponselmu?"
"Mati."
"Ahh begitu. Ada apa menelfonku?"
"Kau belum tidur. Tutup jendelanya, nanti kau masuk angin."
"Kau... Tahu dari mana?"
"Kau bisa melihatku darisana."
Jennie melihat keluar jendela dan melihat seseorang berdiri di telefon umum disana. Jennie melembaikan tangannya dan orang itu menyahutnya.
"Sedang apa malam-malam disini?"
"Ingin menemuimu."
"Menemuiku?"
"Aku rasa aku merindukanmu."
Pipi Jennie memerah "apa yang kau katakan," gadis bermata kucing itu mendengar tawa kecil dari seberang sana.
"Kau akan kesini?"
"Boleh?"
"Kau tidak pernah izin sebelumnya. Tentu saja boleh."
"Aku takut mengganggu."
"Dulu kau datang tengah malam tidak takut menganggu. Kemarilah, temani aku."
Jennie menggigit bibirnya merasa malu telah menggoda kekasih dari sahabatnya.
"Baiklah aku akan kesana. Jangan tidur dulu."

KAMU SEDANG MEMBACA
Roseanne
Fiksi PenggemarMawar itu merah, violet itu biru. Kombinasi dunia ada padamu. Aku harus pergi ke kamar mandi. Nda bisa bikin desk!