Sebuah helaan nafas terdengar dari sebuah kamar. Tatapannya kosong, dia mengusap perutnya yang sudah membesar. Dia tidak tahu apa yang dia lakukan, bahkan dia mungkin sudah tidak mengenali dirinya sendiri.
"Soo-yaa,"
Dia mendongkak menatap seseorang yang sedang menatapnya lembut. "Minum dulu."
"Apa ini?"
"Itu susu. Baik untukmu dan bayi mu."
"Aku punya bayi?"
Orang tadi menghela nafasnya, dia duduk disamping Jisoo lalu merangkulnya "haruskah aku ingatkan kau setiap hari? Kau sedang mengandung,"
"Siapa suamiku?"
Dia menelan ludahnya kasar "A-aku."
Jisoo menggeleng "tidak. Kau bukan suamiku. Suamiku itu Roseanne Park! Bukan kau!"
"Aku! Aku Roseanne."
Jisoo menatap polos wajah orang dihadapannya lalu mengusap pipinya "Rosé?"
Dia mengangguk ragu. Meski bekitu Jisoo tetap tersenyum lantas memberikan pelukan hangatnya pada Rosé yang dia lihat.
"Kau kemana saja? Aku merindukanmu."
Dari ambang pintu, sepasang suami istri menatap mereka dengan tatapan sendu.
"Gara-gara Roseanne kau jadi begitu Nak," lirih Woobin.
"Dan Gara-gara kau Roseanne melakukan ini suamiku." timpal istrinya.
Woobin menghela nafasnya, mungkin ini yang disebut karma. Kesalahannya di masa lalu membuat masa depannya hancur. Putri kesayangannya depresi berat hingga dia menjadi seperti ini. Dan Roseanne? Sekarang dia Benar-benar sudah dinyatakan menghilang.
*
*
*"Kau sudah memakan makananmu? Susumu sudah habis?"
Yang ditanya hanya mengerlingkan matanya malas "Mom, aku sudah dewasa bahkan sebentar lagi menjadi seorang ibu. Tidak usah berlebihan begitu bisa tidak?"
"Hey jangan percaya diri dulu. Mommy melakukan ini demi calon cucu ku."
"Whatever."
Kedua orang wanita berbeda usia itu duduk berdampingan. Mommy Kim, dia menatap perut sang anak yang semakin membesar mulai khawatir.
"Sampai kapan kau akan terus menunggu Jennie-yaa?"
Jennie menatap ibunya "maksud Mommy?"
"Kau masih percaya padanya?"
"Kita sudah bahas ini Mom, please."
"Ini sudah empat bulan. Dia tidak ada tanda-tanda akan menemuimu seperti janjinya. Oh ya, dia kan lompat ke laut, jangan-jangan dia sudah mati."
"Mom!"
Mommy Kim menghela nafasnya "Mommy hanya takut jika anakmu lahir tanpa seorang ayah. Lihatlah Kai yang setiap hari menemuimu, dia menyukaimu, dia siap bertanggung jawab."
"Hentikan, aku tidak mau padanya. Lebih baik aku merawat anakku sendiri daripada menjalin hubungan dengannya." gumamnya.
"Mom, dia hanya menyukaiku, aku hanya takut jika... Jika dia hanya menyukaiku, tapi tidak dengan anakku. Aku tidak mau."
"Kau belum mencobanya. Bagaimana mungkin sudah menyimpulkan hal itu?"
"Naluri seorang ibu."
Mommy Kim menghela nafasnya, menyerah dengan keyakinan anaknya yang sangat mempercayai Roseanne.
KAMU SEDANG MEMBACA
Roseanne
Fiksi PenggemarMawar itu merah, violet itu biru. Kombinasi dunia ada padamu. Aku harus pergi ke kamar mandi. Nda bisa bikin desk!