"Yak! Roseanne Park!"
Belum sempat Rosé menatap wajah orang yang memanggilnya, sebuah bogeman mendarat mulus di pipinya.
Rosé tersungkur, bukunya berserakan dan Rosé melihat buku pemberian Jennie diinjak didepan matanya sendiri.
"YAK!" Rosé bangkit dan menatap seseorang yang berdiri dihadapannya, pandangan yang tajam penuh emosi hilang saat melihat Lisa yang berada dihadapannya, dan tergantikan dengan senyum miring menatap seseorang yang lebih muda beberapa tahun darinya.
"Oh ternyata juniorku yang lucu."
"Hentikan kata-kata kosongmu!" Lisa mencengkeram kerah Rosé dan memojokkannya ke dinding "kau pengaruh buruk untuk Jisoo!"
"Buruknya dimana? Aku tidak mengajaknya bolos."
Lisa menghempaskan Rosé kebawah mengingat dia sendiri yang pernah mengajak Jisoo bolos tempo hari.
"Putuskan dia!"
"Kok ngator?"
Lisa semakin tersulut. Dia kembali melayangkan bogemannya pada Rosé membuat Rosé kembali terjatuh.
Rosé tidak membalas, hanya tertawa riang menikmati rasa sakit dari pukulan dari seorang Lalisa.
Mendengar Rosé yang masih terus tertawa membuat Lisa lelah sendiri seakan pukulan kerasnya tak berarti baginya.
"Dasar gila. Ibumu pasti sama gilanya katena sudah melahirkan dirimu."
Tawa Rosé terhenti, pandangannya menajam, Orang-orang yang menyaksikan dari tadi terkejut, mereka tidak berani memisahkan mereka.
"Kau boleh memukulku, tapi tidak dengan membawa-bawa ibuku." ujarnya dingin dan menusuk.
Lisa kembali memasang kuda-kuda bersiap jika Rosé menyerangnya, dia fokus dengan pergerakan Rosé hingga dia merasakan tendangan tak terduga dibagian kakinya membuatnya berlutut dan pukulan keras mengenai leher belakangnya.
Lisa terjatuh. Rosé menginjak bahu lebarnya lalu mendekatkan wajahnya ke telinga Lisa.
"Mungkin selama ini aku terlalu banyak bermain denganmu bocah nakal."
Jennie yang melihat ada kerumunan, penasaran dan saat dihampiri ternyata Rosé dan Lisa sedang berkelahi disana.
"Astaga Rosie!"
Rosé melirik Jennie dan Jennie memisahkan mereka berdua.
"Sudahlah, kenapa kalian bertengkar?"
"Tanyakan saja pada kekasihmu!" pekik Lisa yang sudah muak.
Jennie menatap Rosé yang menatap Lisa dengan tatapan membunuh "dia menghina ibuku."
"Dasar pengaduan!"
Rosé berdecih "lemah."
Lisa hendak memukul Rosé lagi namun Jennie tahan "sudahlah! Kalian seperti anak kecil!"
Rosé menatap Jennie "mwo?"
"Ayo, aku obati lukamu. Dan Lisa," Jennie menatap Lisa dari atas sampai bawah "kau tidak kenapa-napa, tidak usah drama."
Lisa membulatkan matanya, tidak tahu saja jika bahu dan leher belakangnya sakit. Sakit tapi tak berdarah.
Jennie mengajak Rosé pergi ke klinik dan saat Rosé dan Lisa bersebelahan, Rosé berbisik padanya, "memaafkanmu itu urusan Tuhan. Tapi mengantarmu menemuinya adalah urusanku."
Rosé menyelipkan sesuatu ditangan Lisa, dan ternyata itu adalah kelopak mawar hitam. Lisa langsung membuangnya sedangkan Rosé diobati Jennie di klinik.
KAMU SEDANG MEMBACA
Roseanne
FanfictionMawar itu merah, violet itu biru. Kombinasi dunia ada padamu. Aku harus pergi ke kamar mandi. Nda bisa bikin desk!