18. +

1K 113 4
                                    

Tetesan demi tetesan air terjatuh mengenai tubuh dingin itu. Sudah berjam-jam dia berada dibawah guyuran shower dikamar mandinya.

Rasa dingin yang menyelimuti dirinya tidak sebanding dengan rasa sakit yang dia rasakan.

"Aku membencimu Lisa!"

Flashback

Seorang gadis duduk diatas bangku sendirian menunggu jemputan. Suasana sore yang menyenangkan, ditambah alunan musik yang mengalun lembut ditelinganya lewat headset yang menyumpal telinganya.

Dia merasakan seseorang duduk disampingnya, dia melepaskan headsetnya dan menatap orang disampingnya "Lisa?"

Lisa melirik Jisoo "kau masih mengingatku?"

Jisoo mngedikkan bahunya acuh, dan kembali menunggu jemputan. "Kau Benar-benar melupakanku setelah mengenalnya Sooyaa."

"Jika kau berbicara padaku hanya untuk bertengkar lebih baik diam."

Lisa berdecih "lihat? Kau dingin padaku. Sebelumnya kau tidak seperti ini."

"Hentikan ucapanmu yang terus menyudutkan kekasihku Lalisa. Jika kau tidak suka padanya yang menjadi kekasihku aku tidak peduli. Tapi ingat, jangan urusi hubungan kami."

"Bukan hanya tidak suka. Aku Benar-benar membencinya Jisoo-yaa."

"Apa yang kau katakan Lisa?"

"Apa kau tidak sadar juga? Dia hanya mempermainkanmu Jisoo, kau tahu? Aku mlihatnya membonceng Jennie tadi."

Jisoo tidak menanggapi.

"Kau tidak percaya padaku?" tanya Lisa.

"Setelah kejadian terakhir kali aku mulai ragu padamu Lisa."

Rahang Lisa mengeras kesal "lihat! Kau selalu begitu padaku. Apa salahnya kau percaya pada sahabatmu? Kau terlalu menyukai kekasihmu sampai kau rela memberikan tubuhmu padanya."

Jisoo mengernyit "jaga mulutmu. Apa maksudmu berbicara begitu hah?"

"Memang begitu faktanya. Kau sudah melakukan itu dengan Rosé kan?"

Plakk

"Jaga ucapanmu. Aku tidak serendah itu."

"Oh ya? Lalu apa tentang desahanmu itu hah? Aku tahu kau sudah melakukannya. Jujur saja."

"Kubilang hentikan Lalisa! Aku tidak pernah melakukannya!"

Lisa geram karena merasa terus dibohongi, dia menarik Jisoo kedalam mobilnya lalu membawanya pulang. Dirumah Jisoo tidak ada siapa-siapa.

Lisa menarik Jisoo kekamarnya lalu menghampaskannya kesana dengan keras "kau! Aku melihat sendiri kau bercinta dengannya disini! Ditempat ini!"

"Hentikan omong kosongmu! Apa yang kau katakan? Aku sudah mengatakannya berulang kali jika aku dan Rosé tidak pernah melakukan itu!"

Lisa semakin geram, dengan emosi dia mengunci pintu lalu membuangnya entah kemana.

Jisoo mundur merasa takut dengan tatapan dari 'sahabat' nya itu. "A-Apa yang akan kau lakukan?"

"Aku akan melakukan apa yang dia lakukan padamu."

"Jangan gila!"

"Jangan gila bagaimana? Jika dia bisa kenapa aku tidak? Jika hanya diiming-imingi cinta saja aku juga bisa Jisoo."

"Hentikan!" dan hari itu di tempat itu, Jisoo mendapatkan perlakuan tidak baik dari orang yang dia panggil sahabat dan orang yang selalu berkata akan melindunginya.

*
*
*

Seorang wanita terdiam menatap oven didepannya. Matanya menatap lurus kedepan namun fikirannya terbang ke kejadian beberapa tahun yang lalu.

Saat itu usia anaknya baru satu bulan dan dia Benar-benar sudah tidak memiliki uang yang tersisa untuk kehidupan dia dan anaknya dalam satu bulan kedepan.

Dia mulai frustasi dengan kehidupannya, dia tidak bisa membiarkan anaknya seperti ini. Meski anaknya masih meminum asi, bagaimana mungkin Asi nya cukup baik jika sang ibu tidak makan dengan baik.

Jangankan untuk makan sang ibu, untuk semua keperluan popok dan hal lainnya pun dia tidak mampu.

Kesalahan terbesarnya adalah meninggalkan orangtuanya demi lelaki bajingan itu. Dia menyesal, orang tuanya memperlakukan dia seperti putri, tapi kenapa dia mau saja diajak susah dengan lelaki tak bertanggung jawab itu?

Dia bangkit, menggendong bayi nya dan pergi menemui salah satu rekan kerjanya.

"Bogum-ahh bisa kau membantuku?"

"Membantu apa?"

"Eumm aku... Sedang butuh pinjaman untuk kehidupan anakku nanti. Apa kau bisa meminjamkannya? Secepatnya akan aku bayar nanti."

Pria bermarga Park itu menatap Shinhye dengan tatapan sinisnya "memangnya kemana suamimu?"

"Dia... Mencampakkanku."

"Suamimu saja tidak peduli apalagi aku."

"Kumohon sedikit saja Bogum-ahh, apa kau tidak kasihan pada anakku? Dia tidak punya ayah sekarang."

"Tanyakan itu pada suamimu. Sudah aku sibuk."

*

Rahang Shinhye mengeras, dia melihat video yang berada didalam ponselnya, dia tersenyum lalu mengirimkan video itu pada nomor seseorang. Setelah itu dia membuang kartu yang dia pakai ke saluran air.

"Kau tidak peduli anakku hidup, maka aku juga tidak peduli jika anakku merenggut kehidupan anakmu Bogum-ahh."

Tau kan siapa yg marga nya Park selain Rosé disini?

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Tau kan siapa yg marga nya Park selain Rosé disini?

RoseanneTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang