.
.
Seonghwa's POV
9 Tahun yang lalu..
Aku menatap rumah besar yang mendiang Ibu ceritakan, beliau bilang disini aku harus mengabdikan diri; mengasuh putri keluarga kaya raya.. keluarga Song.
"Park Seonghwa?" panggil laki-laki berumur akhir 20 an dan aku mendekati beliau,
"ya, saya Park Seonghwa... selamat sore."
"saya Song, turut berduka cita atas kepergian Ibunda mu." Ia menepuk pundakku penuh simpati dan membawakan barang-barangku, "istri saya deket banget sama Ibu mu, dia sangat berduka. Mari saya kenalkan sama dia."
Kami berjalan beberapa meter dan sampailah di ruangan yang besar dan megah, terlihat perempuan anggun yang sepertinya istri dari Tuan Song.
"Nice to meet you, Park Seonghwa" Ujarnya dengan bahasa asing, aku mengangguk ragu karena kurang mengerti kemudian Tuan Besar mengajakku mengobrol sebentar.
"denger-denger kamu putus sekolah?" tanya beliau. "Seorang asisten harus cerdas dan kuat, gimana kalo kamu bersekolah lagi?"
"dengan senang hati Tuan, terima kasih anda baik sekali." Aku menunduk dalam-dalam "saya akan mendampingi putri Tuan dalam segala kondisi."
"Bagus." Tuan Song tersenyum puas, "Honey, bring her here."
seorang anak bertubuh mungil muncul bersama Nyonya Besar, seingatku Ibu bilang beliau berumur tujuh tahun tapi di mataku ia terlihat seperti umur empat tahun.
"nak, ini Park Seonghwa, dia yang akan menggantikan Bibi." Ucap Tuan Song, anak itu mendekat seraya menjabat tangan perlahan. Suaranya menggemaskan.
"hai, aku Yoora."
.
Kulihat jam weker, lagi-lagi aku bangun 30 menit lebih awal dari yang seharusnya. Nostalgia dalam mimpi sangat mengganggu membuatku terjaga.
Sesudah mandi, tugas pertama yang kulakukan setiap hari adalah membangunkan Nona Yoora tapi.... kemarin ia marah besar karena aku melarangnya keluar rumah. Semoga saja hari ini dia sudah tidak marah lagi. aku belum minta maaf karena menurutku itu yang terbaik untuknya.
"Nona, bangun lah. Nona sekolah kan hari ini?" aku mengetuk pintu kamar tapi tidak ada jawaban. Apa ia masih tertidur?
Kubuka pintu kamar dan terkejut mendapatkan kamarnya rapih dan ia bagai ditelan bumi; Lemari nya kosong dan tas sekolahnya tidak ada.
"Bi, kemana non Yoora?" tanyaku kepada Bibi tukang masak dengan panik.
"emang kamu ngga tau? Beliau pergi sama Tuan Mingi tadi pagi," jawabnya. "sebelom ke sekolah mau mampir ngurus paspor buat nyusul Tuan besar ke Indonesia."
Ke Indonesia sendirian? Apa yang Nona pikirkan sampai-sampai ingin menyusul Tuan besar ke Indonesia? Sepertinya ada yang ganjil dari penjelasan Bibi.
Aku memencet ponsel berusaha menelpon Tuan Mingi, tidak diangkat. Kucoba menelpon non Yoora dan tidak diangkat juga. Astaga Kenapa dia pergi tanpa sepengetahuanku???
"kenapa panic banget sih?" tanya Bibi, "jangan khawatir berlebihan nanti Nona Yoora ngga nyaman dengan sikap kamu."
Aku tersenyum getir, bagaimana aku bisa santai? Aku berjanji pada Tuan Song dan mendiang Ibu untuk selalu menjaga Yoora tapi kini ia malah pergi tanpaku.
"mending kamu bantu saya belanja buat masak hari ini." titah Bibi. "ngga selamanya nona Yoora pergi sama kamu kan?"
Aku menghela nafas, apa aku berlebihan terhadap nona Yoora?
.
Pukul 4 Sore...
Aku menatap ponsel dengan gelisah, sampai saat ini Nona Yoora tidak bisa dihubungi.
Dari pintu depan terlihat Tuan Mingi yang baru pulang, "astaga banyak urusan banget sejak Ayah pergi, Seonghwa tolong bikinin kopi dong."
Aku mengangguk dan segera membuatkan kopi, setelah melakukan semua tugas aku menyalakan mobil dan bergegas menuju ke sekolah. tidak ada sosok Nona Yoora yang menunggu seperti biasa.
"selamat sore." Sapaku pada petugas sekolah. "apa Bapak lihat Song Yoora, murid kelas Sebelas?"
"wah kurang tau , tadi kayaknya dia pulang sama temennya." Balas petugas sekolah seraya ku hubungi Jongho yang rumahnya dekat dari sini.
"Sore Jongho, Yoora sama kamu?"
"ngga Pak, coba tanya Yunho." Saran Jongho. Aku menutup pembicaraan dan segera menelpon Yunho.
"sore Yunho, kamu lagi sama Nona Yoora? saya mau jemput dia di sekolah tapi kok udah sepi sekali?" aku memberondong Yunho dengan pertanyaan tapi ia malah berkata..
"Yoora hari ini murung, katanya lagi ngga nyaman dengan situasi di rumahnya jadi... kasih dia space dulu soalnya dia kepikiran dan sempet nangis pas istirahat pertama."
.
.
.
next publish: CUDDLE • EPEX KEUM
have a visit and vote guys!
Tuesday, 16th Nov 2021
KAMU SEDANG MEMBACA
One Day at A Time • ATEEZ AU ✔️
Fiksi Penggemar"Kami ada karena dikhianati oleh cinta yang sama" Remake of We're Always in Oneday Fanfiction, written by Mamacis in 2011 Original Cast : 2PM and 2AM Remake Cast : ATEEZ #7 ateezau #7 fiksilokal #4 ateezau #4 fiksilokal #2 ateezau #1 ateezau Publish...