11. Be Wise with Your Words

3.1K 370 16
                                    

Siapa yang masih nunggu kelanjutan cerita #RiSean, ngacuung?

Kalau gitu, nggak usah banyak bacod, skuy kita ikutin kisah segi rumit mereka lagi.

Tapi tombol VOTE-nya jangan dianggurin aja yaa 😆

***

"Se... Lo nggak apa-apa?" Rigel memandang wajah Ose.

Meskipun Ose mengangguk, tapi Rigel tahu, sebenarnya wanita itu masih merasa takut. Terlihat dari posisi tangannya yang bersedekap dan meremas kedua lengannya sendiri.

Rigel melepaskan kedua tangan Ose dari lengannya dengan lembut. "Lepasin, lengan lo udah merah-merah kena kuku. Nanti berdarah."

"Tapi gue merasa kotor. Gue jijik dipegang begitu sama orang yang nggak gue kenal," jawab Ose lirih.

Tanpa pikir panjang, Rigel memeluk wanita itu. "Maafin gue karena nggak bisa melindungi lo tadi."

Dipeluk seperti itu, Ose hanya diam dan tertunduk.

"Lagian elo juga sih, suka pakai baju model begini. Baju yang berwarna mencolok dan terbuka begini selalu menarik perhatian predator-predator," lanjut Rigel.

"Apa lo bilang?" Seketika Ose mendorong tubuh Rigel menjauh. "Jadi maksud lo, ini salah gue, makanya gue layak dipegang-pegang?"

"Bukan gitu maksud gue ...."

"Gue korban, dan elo masih nyalahin gue?" Ose melayangkan tatapan tak percaya. Emosinya mulai naik lagi.

"Shit! M-maksud gue nggak gitu, Se..."

"Karena model baju yang gue pakai, jadi wajar, kalau gue nerima perlakuan seperti tadi? Gitu kan, maksud lo? Asal lo tahu, Gel, seumur-umur, gue baru ngalamin kejadian kayak tadi, padahal dari dulu baju gue selalu begini."

"Bukan. Maksud gue, ini kan di Indonesia, bukan Singapura. Jangan lo samain kultur di sana dengan yang di sini ...."

"Gue bukannya pakai baju yang terlalu terbuka seperti bikini atau apa. Gue juga masih tahu caranya menempatkan diri!"

"Tapi warna baju yang mencolok dan tanpa lengan begitu terlalu menarik perhatian. Nggak semua laki-laki itu baik, Se! Pikiran mereka akan merajalela kalau melihat perempuan yang gaya berpakaiannya terlalu mengundang kayak lo!!"

"Apa? Mengundang? Tega-teganya lo ngomong begitu. Lo sama aja kayak orang tadi!"

Dan tanpa sempat dicegah oleh Rigel, Ose sudah berlari ke arah lift yang kebetulan sedang terbuka, lalu menghilang begitu pintu itu kembali tertutup.

Rigel mengumpat. Ia marah pada dirinya sendiri yang tak bisa mengontrol kata-kata. Tiap kali bersama Ose, berbagai perasaan yang tak dapat ia kenal pasti datang menyerbu. Ia menjadi lelah sendiri karenanya. Sesungguhnya yang ia inginkan dalam hidup ini hanyalah kedamaian dan ketenangan. Ia sangat membenci perasaan campur aduk tak jelas seperti ini.

Jena yang mendengar pembicaraan Rigel dan Ose, kemudian mendekat.

Rigel tahu Jena pun marah kepadanya. Terlihat dari tatapan mata sahabatnya yang begitu menusuk tajam, membuat Rigel menjadi semakin merasa bersalah.

"Seharusnya lo nggak ngomong begitu ke Ose," tukas Jena begitu tiba di samping Rigel.

"Iya, gue tahu, kata-kata gue udah keterlaluan tadi ...," sesal Rigel.

"Kalau gue jadi Ose, gue nggak hanya akan tersinggung, tapi gue juga nggak mau ngomong lagi sama lo seumur hidup."

"Gue mau minta maaf sekarang juga ke Ose."

Catch The Devil [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang