24. Fallin' in Love 1. 1

3.4K 312 15
                                    

Di hari ke dua, seperti kemarin, seminar terbagi menjadi tiga sesi, dan Rigel mendapat giliran berbicara di sesi satu sebelum coffee break pertama.

Begitu gilirannya tiba, Rigel naik ke atas podium dan memulai presentasinya. Ini bukan yang pertama kalinya ia menjadi pembicara dalam sebuah seminar. Dan meskipun industri fashion bukan bidangnya, tetapi karena tema dari seminar ini adalah pengembangan SDM yang merupakan keahliannya, dengan bantuan Ose, Rigel tak menemukan kesulitan yang berarti selama memberikan presentasi.

Ose yang duduk di meja pembicara, bergantian mengawasi Rigel dan layar presentasi dengan seksama. Ia tadi sudah memberikan instruksi kepada petugas operasional dari pihak penyelenggara tentang materi presentasi yang harus diputar, dan sudah menjadi tugasnya untuk memastikan slide yang ada di layar berganti-ganti sesuai dengan topik yang sedang dibicarakan Rigel.

Ketika materi di slide terakhir sudah selesai dibawakan oleh Rigel, Ose tersenyum lega. Rigel memang pintar. Tak perlu waktu lama baginya memperkenalkan berbagai istilah fashion yang berhubungan dengan materi kepada pria itu, dalam tempo hanya kurang dari dua minggu dari persiapan mereka, Rigel sudah benar-benar menguasainya.

Sesi tanya jawab pun berlangsung dengan lancar. Diam-diam Ose sangat bangga melihat Rigel yang saat ini berdiri di podium menjadi pusat perhatian, dapat menjawab berbagai pertanyaan dari para peserta tanpa terlihat gugup.

Pria itu nampak begitu tampan hari ini.

Dan wajahnya ....

Bagaimana bisa ia tidak dibuat jatuh cinta oleh wajah menawan itu?

Bukannya bersikap subjektif, tapi Ose berani bertaruh jika ia membuat polling yang isinya pertanyaan, "Rigel Alterio adalah peserta paling tampan di seminar ini, yay or nay?" pasti ia akan memperoleh hasil yay menang dengan telak.

Rigel dan Ose menjabat tangan beberapa peserta seminar yang berbincang dengan mereka barusan. Mereka telah melewati sesi ke dua, dan ini sudah waktunya makan siang. Rupanya materi yang mereka bawakan tadi dianggap cukup menarik oleh banyak peserta dari perusahaan lain sehingga mereka ingin berbicara lebih jauh dengan Rigel dan Ose. Dan meski persiapan mereka serba mendadak, tapi karena mereka hadir sebagai wajah perusahaan, maka sudah menjadi tanggung jawab mereka untuk memberikan kesan yang baik.

"Lo sekarang mau makan bareng gue?" tanya Rigel saat mereka sedang berjalan beriringan, menghampiri meja berkapasitas dua orang yang letaknya di sebelah jendela.

"Emangnya gue mau makan sama siapa lagi kalau bukan sama lo?" Ose balik bertanya.

"Entahlah." Rigel melirik pada seseorang yang tiba-tiba saja sudah berada di belakang Ose. "Mungkin sama ... cowok itu?"

"Cowok yang mana?" Baru saja Ose menanyakan lebih jauh maksud pertanyaan Rigel, seseorang yang dimaksud Rigel itu sudah meraih tangannya sembari memanggilnya.

"Hi, Osean."

"Uhm, hi." Ose berkedip lamban saat melihat seorang pria tinggi bermata hijau dan berambut pirang menyapanya.

"Have lunch with me today?" tanya pria itu pada Ose.

Kali ini Rigel sengaja menarik kursi untuk Ose terlebih dahulu, seakan-akan mempersiapkan tempat untuk wanita itu. Dari ujung mata, ia bisa melihat Ose ternyata menolak tawaran dari temannya itu.

"No, thanks, James, I'll have lunch with my colleague this time."

Pria yang dipanggil James itu bertanya kembali. "Are you sure?"

"I am."

"Okay, no problem. Enjoy your lunch, Osean." Lalu ia pergi meninggalkan meja mereka berdua.

Catch The Devil [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang