37. Vice Versa 1. 2

2.8K 277 17
                                    

"Nngg ..., bajunya ..., biar gue ambil dulu di koper lo. Tolong bukain bagasinya," pinta Ose.

"Nggak usah. Ada kaos di ransel." Rigel menekan tombol di kunci mobil yang dipegangnya, dan lampu mobil langsung menyala, tanda semua kunci pintunya sudah terbuka.

Rigel kemudian masuk ke mobil dan duduk di kursi pengemudi.

Ose menahan pintu itu supaya tak tertutup lalu berkata, "Tapi gue tetap mau ambil baju buat gue. Nggak mungkin gue balik ke kamar Ibu dengan penampilan begini."

Rigel mengangguk mengiyakan. "Gue buka bagasinya sekarang."

Begitu mendengar Rigel menyanggupi, Ose berjalan ke arah belakang mobil dan membuka pintu bagasi. Syukurlah hujan telah reda, jadi ia bisa membuka koper tanpa takut isinya kebasahan.

Diturunkannya koper miliknya. Sambil meringis menahan perih luka di kakinya yang tergesek badan koper, ia lalu mengambil sebuah kaos dan celana.

Setelah mengembalikan kopernya ke dalam bagasi, ia membuka pintu mobil dan duduk di sebelah kursi pengemudi. Tetapi alangkah terkejutnya ia saat mendapati Rigel ternyata sedang membuka kaosnya.

Ose sontak menoleh ke arah jendela dan memejamkan mata karena merasa rikuh memergoki Rigel bertelanjang dada.

Beberapa saat kemudian, terdengar suara pria itu memanggil namanya.

"Se ...."

Ose memberanikan diri membuka matanya sedikit dan melihat dari pantulan kaca. Rigel yang sudah mengganti kaosnya dengan kaos bersih, ternyata sedang memandanginya.

"Iya?" tanya Ose terpana, masih belum bisa berpaling dari pantulan wajah Rigel. Bahkan walau hanya berupa bayangan di kaca jendela mobil yang gelap pun, di matanya pria itu tetap tak kehilangan keindahannya.

Ose tersentak ketika merasakan sentuhan pria itu di betisnya. Seketika ia menoleh dan menyadari Rigel sedang mengangkat sebelah kakinya lalu menaruhnya ke atas paha pria itu.

"Maaf, karena gue, lo jadi luka begini." Rigel meraba sekitar luka di lutut Ose, menyebabkan wanita itu berjengit.

Rigel kemudian membuka sebuah kotak P3K di pangkuannya dan mengeluarkan kapas dan sebotol kecil cairan desinfektan dari dalamnya.

Ose menggigit bibir begitu rasa perih menusuk kulitnya.

"Dari mana kotak obat itu?" tanya Ose asal, hanya sekedar ingin mengalihkan perhatian dari rasa perih.

"Selalu ada di mobil Leon. Jena cerewet kalau soal perlengkapan ginian," jawab Rigel.

Ose mengangguk kecil. Ia mengawasi lukanya yang kini sedang diolesi salep antiseptik oleh pria itu.

Setelah satu kakinya selesai diobati, Rigel kemudian mengangkat sebelah yang lain dan melakukan hal yang sama pada lukanya.

"Gimana caranya?" tanya pria itu tiba-tiba tanpa mengangkat wajah dari luka di kaki Ose.

"Cara apa?" Ose bertanya bingung.

"Cari kebahagiaan. Gimana caranya?"

Ose memandangi Rigel yang masih menunduk.

"Terima diri lo dengan semua kekurangannya." Kata-kata itu dituturkan Ose dengan perlahan. "Gel, manusia itu pada akhirnya cuma bisa menerima. Jadi jangan terlalu keras pada diri sendiri."

Catch The Devil [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang