Chapter 125: Short Creepypastas

277 66 11
                                    

1. Apprentice Photographer

John, seorang fotografer muda tiba-tiba bergeming sejenak ketika mendengar suara-suara di sekitarnya.

Di kelas tersebut suasana sangat ramai dan gaduh sekali. Suara para murid yang sedang mengobrol memenuhi ruangan seolah menganggap guru yang sedang menjelaskan pelajaran di depan mereka itu tak ada.

Suara pulpen dan pensil yang berjatuhan, suara teriakan dan tawa canda sebagian murid, suara angin yang masuk dari luar jendela, bahkan suara kerta yang diremas dan dilemparkan ke murid lainnya juga terdengar jelas. Semua suara itu bercampur menjadi satu.

John, yang tersadar dari lamunannya segera memotret beberapa foto dari ruang kelas itu dan bergegas pergi. Dia tak ingin menarik perhatian guru apalagi para murid di sana.

Dengan langkah cepat ia berjalan keluar gerbang sekolah. Setelah itu, John akhirnya dapat bernapas lega dan beberapa saat mencoba untuk menenangkan diri.

"Magang di redaksi majalah misteri sepertinya adalah kesalahan terbesarku" sesal John ketika berjalan masuk ke dalam mobilnya.

Dia segera menyalakan mesin, dan menginjak pedal gas dalam- dalam, meninggalkan sekolah angker yang sudah terbengkalai selama puluhan tahun itu.



2. That Man Was Fired Because He Had Killed 3 People

Waktu itu aku habis berbelanja bersama ibuku, kemudian kami bertemu dengan mantan rekan kerja ibuku dulu, pria itu memperkenalkan dirinya sambil menjabat tanganku dengan sangat ramah.

Pria itu dan ibuku lalu berbincang-bincang sebentar. Setelah beberapa saat, dia pergi, ibuku bilang, "Pria itu dipecat karena dulu ia telah membunuh 3 orang."

Aku merasa takut selama 5 menit ke depan sampai aku ingat, kalau profesi ibuku adalah dokter bedah.



3. Clock

Hal terakhir yang kulihat adalah jam di samping tempat tidurku menunjukkan pukul 00:17, sebelum kukunya yang panjang dan busuk menembus dadaku, sedangkan tangannya yang lain menahan jeritanku.

Aku terbangun lalu duduk tegak, lega karena itu semua cuma mimpi, tapi saat aku melihat jam menunjukkan waktu 00:16, aku mendengar pintu lemari berderak terbuka.



4. My Daughter Learn To Count

Putriku membangunkanku sekitar pukul 11:50 tadi malam. Aku dan istriku telah menjemputnya dari pesta ulang tahun temannya Sally, membawanya pulang, dan menidurkannya. Istriku pergi ke kamar tidur untuk membaca sementara aku tertidur menonton pertandingan Braves.

"Ayah," bisiknya, menarik lengan bajuku. "Tebak berapa umurku bulan depan."

"Aku tidak tahu, cantik," kataku sambil memakai kacamataku. "Memangnya berapa umurmu?"

Dia tersenyum dan mengacungkan empat jari.

Sekarang jam 7:30. Aku dan istriku telah menginterogasinya selama hampir 8 jam. Dia masih menolak untuk memberi tahu kami di mana dia mendapatkan jari itu.



5. Mall

Seorang wanita baru saja hendak memasukkan tas-tas belanjaan yang dibawanya dari mall ke bagasi mobil ketika tiba-tiba dihampiri oleh wanita tua. Wanita ini mengeluh kalau dia sudah seharian penuh berjalan kaki sampai dia kelelahan, maka dari itu dia ingin menumpang.

Si wanita pun memperbolehkannya, namun mendadak dia merasakan firasat aneh saat nenek tua itu naik ke mobil. Dengan agak ketakutan wanita ini berkata kalau kartu kreditnya hilang dan hendak kembali mencari ke dalam mall. Si wanita tua pun menjawab bahwa dia akan menunggu di mobil saja.

Wanita itu segera bergegas ke mall lalu disana dia memberitahu satpam tentang situasinya. Mereka berdua pun menuju ke mobil si wanita dan mendapati nenek-nenek tua sudah tidak ada. Namun kelihatannya si nenek begitu terburu-buru hingga lupa membawa tasnya. Setelah tas itu digeledah, mereka menemukan daster manula, rambut ubanan palsu, pisau daging besar, dan segulung lakban karet.



6. The Portraits

Seorang pria pergi berburu rusa kedalam hutan yang lebat. setelah sekian lama, dia tak dapat menemukan apapun dan hanya berputar-putar diantara pepohonan-pepohonan tinggi menjulang, dia menyadari bahwa dirinya tersesat.

Dia terus mencoba mencari jalan keluar sebelum senja tiba dan mulai kehabisan bekal, hingga akhirnya dia sampai pada sebuah kabin kecil didekat sungai.

Hari sudah semakin gelap dan dia memutuskan untuk menumpang disana hanya untuk semalam, dia mendekati kabin tersebut dan mendapati pintunya terbuka, dia mengintip kedalam dan tak melihat siapapun.

Si pria merebahkan diri diatas ranjang dan menunggu sang pemilik kabin datang, dia memperhatikan sekeliling dan terkejut bahwa ada banyak lukisan wajah menghiasi dinding, masing-masing dengan detail yang begitu memukau. satu hal yang membuatnya takut adalah karena semua lukisan tersebut entah bagaimana seakan menatap tajam kearahnya, dengan ekspresi yang penuh kebencian. si pria perlahan merasa tidak nyaman dan menutup kedua matanya, tak berapa lama kemudian dia jatuh terlelap.

Cahaya mentari pagi yang menerobos masuk melewati celah dinding kayu membangunkannya dari tidur nyenyaknya. Dia mengusap wajah dan menyadari sesuatu yang janggal, tidak ada satupun lukisan didalam kabin, kecuali lusinan jendela-jendela yang mengitarinya.



7. Breath

Dia bertanya kenapa aku bernafas begitu berat.
Aku tidak melakukannya.



Sc: Berbagai sumber dari Google

Creepy Horror : 2ndTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang