Chapter 28: The Crow-ling (part 2)

388 93 2
                                    

Itu adalah kalimat yang ku ucapkan saat terakhir, sebelum “Blaaarrr!!” serpihan kaca Jendela Bus mulai menghantam sesuatu, membuatku terpelanting dari satu tempat ke tempat lain, dan menghancurkan segalanya! Segalanya yang ku lihat, yang menimpa semua Orang, karena saat terakhirku sebelum aku menutup kedua mataku. Aku masih bisa melihat makhuk itu, berdiri menatapku, sesuatu yang hitam dan mencair keluar dari mulutnya, dan ku pikir, disinilah aku berakhir. Berakhir dalam Bencana kematian, yang sesungguhnya.

Hitam dan kelam, adalah sebuah gambaran yang muncul setelah semua ini, semuanya terlihat merasuki tulang belulangku, aku masih bisa mengingat jelas sosoknya si Gagak hitam. Dengan Kepalanya yang lonjong tanpa mata, hidung, telinga, hanya mulut busuk dengan sesuatu yang hitam ketika dia mengangah, tubuhnya yang tinggi, kurus, Telanjang tanpa kelamin, berdiri bungkuk dengan sayap gagak kecil yang terlihat tidak pantas untuk makhluk sepertinya, sayap ‘nya tidak terlihat singkron denganya, seperti melihat sisi lain dari Peri menjijikkan. Tanganya panjang menyentuh Alas kakinya, semua warna kehitaman itu dengan sedikit temberam dalam sisi keabu-abuan tentang The Crowling, si pembawa bencana begitu terukir jelas dalam ingatanku.

Aku melihat secercah Bayangan ketika perlahan suara-suara itu muncul di telingaku, awalnya tipis dan memecah, namun perlahan melembut dan terdengar memanggilku, “Janine, janine, Bangun nak, bangun!” yang ku lihat selanjutnya adalah wajah penasaran seorang Mr. Gligorry.
“jadi—ini yang namanya akherat Mr.” suaraku terdengar serak, dia menatapku dengan wajahnya yang buruk, lusuh dan kotor.
“sayangnya tidak Nak. Ini bukan Akherat”

Aku mulai menyesuaikan pemandangan yang terjadi di sekelilingku, awalnya semua terlihat samar-samar namun perlahan, fokusku mulai kembali—aku bisa melihat sesuatu yang terbakar. Sesuatu yang besar, kuning dan Ringsek berantakan. Aku membelalak berusaha berdiri dengan rasa sakit yang seketika mengencangkan otot-otot pada tulangku. Bus kami. Hancur berantakan.

Seketika Mr. Gligorry memelukku, berusaha membuatku sadar dengan apa yang terjadi, dia mengangkatku, menjauh dari tempat itu. Aku sesekali berusaha mengerti apa yang terjadi, Mayat-mayat itu, aku mengenalnya—aku bisa melihatnya dengan jelas, namun sesuatu seperti membeku dan berhenti di tenggorokanku, si gemuk, Sopir Bus itu, dia tewas, tepat di tempatnya dia duduk—bahkan mungkin dia tidak bisa melakukan apapun termasuk dengan darah di seluruh bagian Bus. Pemandangan mengerikan ini seperti sebuah pesan, pesan tentang Makhluk itu, yang mungkin tertuju untuk kami.

“Berapa?” aku mencoba menekan perasaanku—sebelum perasaan emosional yang sudah memenuhi kepalaku Mr Gligorry seolah mengerti dengan maksudku. Dia membelai kepalaku, kemudian berucap seperti berbisik, 6 Orang, sisanya Tewas, yang lainya hilang.

Mr. Gligorry berhenti dan mendudukkanku di bawah pohon besar. Aku bisa melihat Nona Anita, Sir Redolf, Brown, Medeline, dan Grisia yang sedang meringkuk, sepertinya menangis.

“Jadi—ada lagi yang selamat?” Nona Anita menatap Mr. Gligorry yang menggeleng kecewa, “hanya Janine, yang lainya tewas dan beberapa Hilang. Tidak ada yang tersisa disana. Aku rasa saat ini, lebih baik kita berdiam disini. Hari sudah gelap. Besok kita akan memikirkan langkah apa selanjutnya.”

Kami bermalam disana, dalam dingin yang menusuk ke tulang kami, hanya menggunakan tangan untuk menghangatkan kami. Tidak ada percakapan berarti, hanya keheningan yang mampu kami rasakan dan itu benar-benar sangat menyiksa.
Subuh sebelum matahari terbit, kami mulai bergerak, Hutan ini aneh, tidak ada cahaya disini seperti di selimuti kegelapan terus menerus. Kami mulai mengeluarkan Mayat-mayat teman kami yang berakhir tragis, beberapa tewas dengan wajah Shock, dengan mulut terbuka lebar, beberapa di antaranya masih membuka mata. Kami mengumpulkan apa yang tersisa, makanan- minuman, apapun, yang bisa membuat kami bertahan.

Aku tidak melakukan kontak apapun saat ini dengan siapapun bahkan dengan Mr. Gligorry sekalipun. Semua ini membuatku sangat kacau, sampai aku menemukan Buku kecil milikku.
Aku melihatnya, membacanya dan memahaminya. Membuatku tiba-tiba seperti kembali ke waktu itu, bila benar tentang seseorang yang akan menemui ajalnya akan melihat sesuatu yang aneh maka cerita bodoh tentang The Crowling mungkin hanya bayanganku, sesuatu yang sebenarnya ku buat, sesuatu yang membuatku harus melihatnya dalam Fantasyku sebelum semuanya terjadi. Makhluk itu memang mungkin benar-benar tidak ada.

Creepy Horror : 2ndTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang